Menelusuri Keajaiban Laut di Pameran ‘A Man, A Monster & The Sea’

Foto: Dok. Orasis Art Space

Pameran seni ‘A Man, A Monster & The Sea’ oleh seniman kontemporer Mulyana (atau yang akrab disapa Mang Moel) berlangsung di Orasis Art Space, Surabaya, hingga 26 Januari 2025. Pameran ini mengangkat tema identitas, transformasi, dan hubungan manusia dengan alam melalui karya seni modular yang memukau. Dengan karakter ikoniknya, Mogus, Mulyana mengajak pengunjung untuk menjelajahi dualitas antara manusia dan alam, serta refleksi terhadap kondisi laut sebagai metafora kehidupan.

Mogus, monster gurita yang menjadi alter ego Mulyana, merupakan simbol kompleksitas batin manusia. Melalui karakter ini, Mulyana menggambarkan sisi tersembunyi manusia yang penuh kontradiksi: indah sekaligus rapuh. Inspirasi dari ekosistem laut menjadi dasar estetika pameran ini, menghadirkan dunia bawah laut yang imajinatif dan magis. Dalam karya-karyanya, Mogus tidak hanya menjadi simbol personal, tetapi juga medium untuk menghubungkan manusia dengan misteri dan keajaiban laut.

Foto: Dok. Orasis Art Space

Salah satu karya utama dalam pameran ini adalah ‘Mogus World’. Karya ini memperkenalkan ekosistem rajutan penuh warna yang menjadi habitat Mogus. Dengan detail yang sangat presisi, instalasi ini merefleksikan siklus kehidupan laut, mulai dari harmoni hingga kekacauan. Karya ini juga menonjolkan bagaimana setiap elemen modular mencerminkan perubahan yang terus berlangsung dalam ekosistem alami.

Selain itu, ‘Modular Monster’ menjadi salah satu karya yang menawarkan interaksi langsung kepada audiens. Instalasi ini memungkinkan pengunjung untuk menyusun ulang elemen-elemen modularnya, menciptakan interpretasi baru dari sosok monster laut. Proses ini tidak hanya memperkuat pesan fleksibilitas seni, tetapi juga mengundang kolaborasi antara seniman dan audiens, menjadikan karya ini semakin hidup dengan keterlibatan pengunjung.

Foto: Dok. Orasis Art Space

Karya lain yang menonjol adalah ‘Kosong’. Dengan pendekatan minimalis, karya ini mengeksplorasi tema kekosongan dan potensi. Mulyana mengajak pengunjung untuk merenungkan ruang kosong sebagai tempat refleksi dan penciptaan, memberikan pesan bahwa dari ketiadaan, sesuatu yang baru dapat lahir. Elemen-elemen ini menjadikan pameran sebagai pengalaman yang tidak hanya visual tetapi juga filosofis, memancing audiens untuk melihat lebih dalam ke dalam diri mereka sendiri.

Instalasi ‘Kostum’ membawa dimensi baru dalam seni visual yang dapat dikenakan. Kostum modular ini memungkinkan penggunanya untuk merasakan seni sebagai bagian dari ekspresi tubuh mereka. Dengan menggabungkan seni visual dan performa, karya ini menciptakan pengalaman seni yang interaktif dan unik. Setiap kostum dirancang untuk mencerminkan transformasi identitas manusia yang selalu dinamis.

Foto: Dok. Orasis Art Space

Pameran ini juga menampilkan karya ‘Luna’, yang terinspirasi dari bentuk terumbu karang bulat menyerupai bulan. Dengan warna abu-abu yang menenangkan, karya ini memadukan fakta dan imajinasi, mencerminkan siklus kehidupan laut dan hubungan manusia dengan ekosistem yang rapuh. Seri ‘Luna’ menjadi salah satu karya yang mengajak audiens untuk berpikir tentang cara melindungi alam atau, sebaliknya, merenungkan dampak eksploitasi manusia terhadap lingkungan.

Melalui teknik rajut modular yang rumit, Mulyana menciptakan pengalaman visual yang imersif, di mana setiap modul mencerminkan siklus kehidupan yang tak terputus. Bentuk organik seperti terumbu karang dan organisme laut lainnya menjadi pengingat akan keindahan alam sekaligus tanggung jawab manusia untuk menjaga kelestariannya. Karakter Mogus yang mendalam dan penuh simbolisme juga menyampaikan pesan tentang pergulatan batin manusia, menjadikannya simbol universal tentang keberlanjutan dan refleksi diri.

Foto: Instagram @mangmoel

Bagi pencinta seni, pameran ini menjadi momen istimewa untuk menyaksikan karya-karya Mulyana yang telah dipamerkan di berbagai museum internasional, seperti Orange County Museum of Art di California dan Fukuoka Asian Art Museum di Jepang. Kini, untuk pertama kalinya, karya-karya tersebut hadir di Surabaya dengan koleksi terbaru yang lebih kaya dan mendalam.

Tiket untuk mengunjungi pameran ini tersedia seharga Rp88 ribu melalui situs resmi Orasis Art Space. Pengunjung dapat memilih tiga sesi kunjungan, yakni pukul 11:00-13:00, 13:30-15:30, dan 16:00-18:00. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi dunia bawah laut yang penuh warna dan makna ini, terutama sebagai pilihan aktivitas akhir pekan sebelum pameran berakhir pada 26 Januari 2025.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here