Grojogan Dhuwur merupakan salah satu air terjun tersembunyi di Pacitan, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Pringkuku. Lokasinya yang sedikit terpencil membuatnya masih jarang dikunjungi, namun hal ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin merasakan ketenangan di tengah alam yang asri.
Berbeda dengan banyak air terjun lain di Pacitan yang berada di area pegunungan, Grojogan Dhuwur lebih mudah diakses dan tidak memerlukan perjalanan panjang melewati medan berat. Dari pusat kota Pacitan, perjalanan menuju Desa Candi memakan waktu sekitar 30-40 menit dengan kendaraan pribadi.
Sepanjang perjalanan, pengunjung akan melewati pemandangan pedesaan yang menenangkan dengan hamparan sawah dan perbukitan kecil di kejauhan. Kondisi jalan menuju air terjun sebagian besar sudah baik, meski ada beberapa bagian yang masih berupa jalan setapak, terutama mendekati lokasi air terjun.
Setibanya di lokasi parkir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak sejauh satu kilometer atau sekitar 30 menit lamanya. Meski tergolong mudah, pengunjung tetap harus mempersiapkan diri dengan baik, terutama karena beberapa bagian jalur mungkin sedikit licin, terutama saat musim hujan.
Pesona Air Terjun
Salah satu hal yang membuat Grojogan Dhuwur unik adalah ketinggian air terjun yang relatif rendah dibandingkan dengan air terjun lain di kawasan Pacitan. Namun, hal ini tidak mengurangi pesonanya, terutama bagi mereka yang ingin merasakan suasana air terjun tanpa harus mendaki bukit atau berjalan jauh.
Aliran air yang jernih menciptakan kolam alami di bawah air terjun, yang sering digunakan pengunjung untuk sekadar mencelupkan kaki setelah perjalanan menuju lokasi. Sembari bermain air, mereka bisa menikmati pemandangan sekitar yang didominasi oleh pepohonan hijau dan batu-batu alam. Lingkungan yang hijau dan tenang ini seketika memberikan nuansa damai, pas untuk melepas penat.
Selain keindahan alamnya, Desa Candi dan Kecamatan Pringkuku juga memiliki daya tarik budaya tersendiri. Desa ini masih kental dengan kehidupan masyarakat tradisional Jawa, di mana pengunjung dapat berinteraksi dengan penduduk setempat dan belajar tentang kebiasaan serta tradisi mereka.
Keramahan masyarakat desa sering kali menjadi pengalaman tambahan yang berkesan bagi para wisatawan, selain dari keindahan alam yang mereka nikmati di Grojogan Dhuwur. Terlebih, akses menuju air terjun ini tak sesuai dengan yang tertera di Google Maps. Jadi memang ada baiknya bertanya langsung ke warga setempat untuk menanyakan arahnya yang benar.
Bagi para penggemar fotografi, Grojogan Dhuwur menawarkan banyak spot menarik. Baik pemandangan air terjun itu sendiri, bebatuan yang tertata alami, maupun lanskap hutan di sekitarnya, semuanya menciptakan komposisi yang indah untuk diabadikan. Waktu terbaik untuk mengunjungi tempat ini adalah pagi hari, saat matahari belum terlalu terik dan udara masih sejuk, menciptakan suasana yang menenangkan untuk menikmati keindahan alam.
Walaupun belum memiliki fasilitas wisata yang lengkap seperti area parkir luas atau warung makan, Grojogan Dhuwur tetap layak dikunjungi. Pengunjung disarankan membawa perbekalan sendiri dan menjaga kebersihan dengan tidak meninggalkan sampah di area wisata.
Air Terjun Grojogan Dhuwur bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat untuk melepas penat dan menyatu dengan alam. Suara gemuruh air yang jatuh, udara segar, dan pemandangan hijau yang menenangkan membuat tempat ini sempurna bagi mereka yang ingin beristirahat dari kesibukan kota. Bagi para pencinta alam yang menginginkan trekking ringan dengan pemandangan air terjun di penghujung perjalanan, Grojogan Dhuwur adalah destinasi yang layak untuk dijelajahi.