The Wrath of Earth, Pameran Retrospektif Tunggal Arahmaiani di ISA Art Gallery

Foto: Dok. ISA Art Gallery

Hingga 20 September 2024, ISA Art Gallery di Jakarta menyelenggarakan pameran retrospektif tunggal dari salah satu seniman kontemporer Indonesia yang paling berpengaruh, Arahmaiani. Pameran bertajuk ‘The Wrath of Earth’ ini menampilkan evolusi artistik Arahmaiani yang telah menantang norma-norma sosial dan mengeksplorasi tema-tema kompleks seperti identitas, agama, globalisasi, dan isu lingkungan.

Arahmaiani, yang dikenal dengan pendekatan interdisipliner dalam berkarya, telah lama menggunakan seni sebagai medium untuk transformasi sosial dan introspeksi budaya. Pameran ini menampilkan karya-karya yang diciptakan selama residensinya di Natan Art Space serta karya-karya yang dibuat sejak tahun 2000-an. Melalui berbagai media, termasuk instalasi dan lukisan, Arahmaiani mengkritik komodifikasi budaya, kerusakan lingkungan, serta dampak fundamentalisme agama.

Foto: Dok. ISA Art Gallery

Salah satu karya yang dipamerkan adalah lukisan ‘Temple of Love’ (2023), yang terinspirasi oleh relief Candi Borobudur. Lukisan ini menggambarkan serangkaian candi yang menjadi simbol pelestarian pengetahuan tradisional yang penting untuk dijaga. Karya ini tidak hanya menyoroti warisan budaya Buddha, tetapi juga menyuarakan visi sang seniman akan keseimbangan harmonis antara pelestarian dan modernitas.

Selain itu, instalasi ‘11 Juni 2002’ yang pertama kali dipamerkan di Venice Biennale tahun 2003, menawarkan gambaran pengalaman pahit Arahmaiani saat berurusan dengan imigrasi AS. Karya ini tidak hanya menjadi kesaksian pribadi Arahmaiani terhadap otoritas negara, tetapi juga mengkritik isu-isu yang lebih luas seperti pengawasan, langkah-langkah keamanan, dan dampak peristiwa politik global terhadap kebebasan individu.

Foto: Dok. ISA Art Gallery

Pameran ini juga menampilkan diptych ‘Lingga-Yoni’ (2023) yang menyoroti energi maskulin dan feminin, serta mengkritik norma gender dan ortodoksi agama. Karya ini mengundang pengunjung untuk merenungkan pentingnya kesuburan, keseimbangan kosmik, dan persatuan antara energi maskulin dan feminin.

Karya lain yang turut dipamerkan adalah instalasi ‘Holy Toxic Coke’ (2024) yang mengkritik struktur kapitalisme global. Karya ini menyoroti bagaimana budaya konsumen global meresap dan mengubah ruang-ruang lokal dan sakral, serta mengajak pengunjung untuk memikirkan kembali bagaimana budaya konsumen global mempengaruhi tradisi dan praktik spiritual lokal.

Foto: Dok. ISA Art Gallery

Dalam pameran ini, Arahmaiani tidak hanya menampilkan evolusi artistiknya, tetapi juga memperkuat komitmennya terhadap keadilan sosial dan hak asasi manusia. Melalui karya-karyanya, ia terus mendorong batasan dan menginspirasi diskusi, menjadikannya sebagai suara penting dalam kancah seni global yang terus berkembang.

Pameran ini dibuka untuk umum setiap hari Selasa hingga Minggu, mulai pukul 11:00 hingga 18:00, di ISA Art Gallery, Wisma 46, Jakarta Pusat. Silakan registrasi di goers.co/arahmaianisoloshow atau kunjungi akun Instagram @isaart.id untuk info lebih lanjut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here