Menguak Kompleksitas Hubungan Manusia dan Alam melalui Pameran ‘Fragile’

Foto: Dok. Galeri Ruang Dini

Galeri Ruang Dini tengah menggelar pameran terbarunya yang bertajuk ‘Fragile’. Berlangsung hingga 21 April 2024, pameran ini menghadirkan karya seniman terkenal kelahiran Bandung, Asmudjo J. Irianto.

Dalam ‘Fragile’, Asmudjo J. Irianto menghadirkan serangkaian karya seni yang menggali tema kerapuhan dan hubungan kompleks antara manusia dan alam. Melalui medium keramik, seniman ini mencoba mengeksplorasi dampak aktivitas manusia terhadap bumi dan ekosistemnya di era Antroposen, sebuah periode di mana manusia menjadi agen utama yang membentuk lingkungan bumi.

‘Terracotta Man’ (2024) karya Asmudjo J. Irianto

Rapuh

Inspirasi utama dari pameran ini datang dari kutipan Katie Pavid yang mengatakan, “This is the first time a single species has caused such destructive effects on the natural world and had an awareness of doing so.” Kutipan ini menyoroti fakta tentang dampak buruk yang dihasilkan oleh aktivitas manusia terhadap lingkungan. Hal ini menjadi titik awal dalam memahami kompleksitas hubungan antara manusia dan bumi, yang menjadi fokus utama dalam pameran ‘Fragile’.

Setiap karya dalam pameran ini tidak hanya sekadar karya visual yang memukau, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang kerapuhan alam dan keterkaitan yang kompleks antara manusia dan lingkungannya. Keramik, sebagai medium utama, dipilih oleh seniman ini karena sifatnya yang rapuh namun juga kuat, menjadi metafora yang sempurna untuk menggambarkan kompleksitas hubungan antara manusia dan alam.

‘Fragment Series’ (2024) karya Asmudjo J. Irianto

Secara fisik, keramik memiliki sifat yang rapuh, artinya mudah pecah atau rusak jika terkena tekanan atau benturan yang kuat. Namun, pada saat yang sama, keramik juga memiliki kekuatan yang luar biasa jika diolah dengan benar. Sifat rapuh dan kuat ini mencerminkan kerapuhan alam dan kekuatan manusia dalam menghadapi tantangan lingkungan.

Dalam konteks hubungan antara manusia dan alam, sifat rapuh keramik dapat diartikan sebagai kerapuhan lingkungan dan kerentanan bumi kita terhadap aktivitas manusia yang merusak. Namun, kekuatan keramik menggambarkan kekuatan manusia untuk memahami dan mengatasi tantangan ini, serta memperbaiki hubungannya dengan alam.

Dengan demikian, keramik menjadi metafora yang sempurna untuk menggambarkan kompleksitas hubungan antara manusia dan alam dalam konteks pameran ‘Fragile’, di mana kelemahan dan kekuatan, kerapuhan dan ketangguhan, dari kedua entitas tersebut tercermin dan diungkapkan melalui karya seni.

‘Fragile Series’ (2024) karya Asmudjo J. Irianto

Pameran ‘Fragile’ juga menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk merenungkan peran mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan menyoroti dampak dari tindakan manusia terhadap lingkungan, pameran ini memicu kesadaran akan perlunya tindakan kolektif untuk melindungi bumi kita yang rapuh ini.

Para penikmat seni yang tertarik mengunjungi pameran ‘Fragile’ dapat langsung datang ke Galeri Ruang Dini yang berlokasi di Jl. Anggrek No. 46, Cihapit, Bandung. Galeri ini beroperasi tiap pukul 10:00 hingga 17:00 setiap hari, kecuali Senin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here