Pameran ‘Seeing Things’, Melihat Dunia Melalui Lensa Seni

Foto: Dok. Kohesi Initiatives

Seni bukan sekadar tentang menciptakan karya yang indah secara visual, tetapi juga tentang menyampaikan pesan yang mendalam dan membangkitkan perenungan. Pameran seni ‘Seeing Things’ yang tengah digelar Kohesi Initiatives adalah contoh sempurna dari ini.

Berlangsung hingga 5 Mei 2024, pameran ‘Seeing Things’ menawarkan perjalanan unik dalam memahami hubungan kompleks antara manusia dan alam semesta. Dengan menggabungkan karya seniman-seniman yang beragam, pameran ini menyajikan pandangan tentang bagaimana kita berinteraksi dengan realitas di sekitar kita.

Foto: Dok. Kohesi Initiatives

Total ada 11 seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini. Mereka adalah Anastasia Astika, Asmoadji, Dian Suci, Galih Adika Paripurna, Galih Johar, Lintang Radittya, Patricia Untario, Wimo Ambala Bayang, Wedhar Riyadi, Wisnu Auri, dan Yudha Kusuma.

Setiap seniman membawa gaya dan pendekatan yang khas dalam menciptakan karya seni mereka, menambahkan kedalaman dan keberagaman interpretasi yang memperkaya pengalaman pengunjung saat menjelajahi pameran ini.

Misalnya, karya Yudha Kusuma dengan judul ‘Untitled’ menangkap esensi proses kehidupan dengan cara yang subtil namun mendalam. Tanpa memberikan asumsi atau penilaian awal, karya ini mengajak audiens untuk terlibat dalam pengalaman melihat secara langsung, membangkitkan kesiapan untuk merasakan proses itu sendiri.

Foto: Dok. Kohesi Initiatives

Di sisi lain, karya Anastasia Astika dengan judul ‘Almost Assuming I, II, dan III’ membawa dimensi meditatif dan reflektif dalam pameran ini. Pertanyaan muncul tentang apa yang akan terungkap saat kita memperhatikan detail-detail material dengan lebih dalam, mengundang audiens untuk merenungkan makna di balik objek-objek yang biasa ditemui sehari-hari.

Beragam Medium

Salah satu aspek menarik dari pameran ini adalah penggunaan berbagai medium dan teknik artistik yang berbeda. Dalam karya ‘Silent #12’, Patricia Untario menggabungkan teks dan material secara unik, memperlihatkan kontradiksi antara dunia luar dan dalam. Sementara itu, karya Wedhar Riyadi dengan judul ‘The Stack’ menggunakan teknik lukisan still life untuk menyoroti kefanaan dalam kehidupan sehari-hari.

Foto: Dok. Kohesi Initiatives

Lintang Radittya mengajukan pertanyaan filosofis melalui karyanya yang berjudul ‘Java Axiom: Prelude’ dan ‘Java Axiom: Coda’. Dengan menggunakan susunan perangkat mekanis dan komposisi suara, Lintang merangsang pemikiran tentang apa yang nyata dan bagaimana kita membayangkan realitas.

Wisnu Auri dan Galih Johar, dengan karya-karya seperti ‘The Alarm’ dan ‘Who Controls Who Part I & Part II’ secara aktif mendorong batasan-batasan material untuk menciptakan pengalaman baru bagi audiens. Mereka menggunakan objek-objek sehari-hari untuk mengeksplorasi tema-tema seperti waktu, teror, dan nilai fungsional.

Foto: Dok. Kohesi Initiatives

Sementara itu, Dian Suci dengan karya ’The Desires to Have No Desires #1 dan #2’ menyoroti kompleksitas hubungan antara manusia dan objek. Karya ini mempertanyakan bagaimana objek-objek dalam kehidupan sehari-hari dapat membentuk ideologi dan memengaruhi perilaku manusia. Begitu juga dengan karya Asmoadji yang berjudul ‘Menghampiri Sekitar’, yang mengeksplorasi hasrat manusia untuk merasa ‘berakar’ dan menjadi bagian dari lingkungan mereka.

Pameran ‘Seeing Things’ dapat dinikmati di Tirtodipuran Link Building A, Jl. Tirtodipuran No. 50, Yogyakarta, yang buka tiap Selasa hingga Jumat pukul 12:00-19:00, serta Sabtu dan Minggu pukul 12:00-20:00. Tiket masuk Rp30 ribu per orang. Reservasi kunjungan bisa dilakukan melalui tautan ini atau klik tautan pada bio akun Instagram @kohesi.initiatives.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here