Menikmati Karya Lukis Kontemporer di GSPI Bandung

'Seri Jalak Bali #26' karya Hardiman

Griya Seni Popo Iskandar atau yang biasa dikenal dengan GSPI merupakan museum seni di Bandung yang menampilkan berbagai lukisan karya Popo Iskandar. Ia terkenal dengan gaya melukisnya yang ekspresif, yang kemudian menjadi panutan bagi generasi pelukis selanjutnya.

Kegemarannya melukis kucing juga membuatnya mendapat julukan pelukis kucing, dengan karyanya yang paling terkenal adalah ‘Cat’. Meski demikian, ia kerap melukis tema lainnya, seperti alam dan makhluk hidup.

Foto: Instagram @auliaales

GSPI sendiri menempati gedung tempat tinggal Popo Iskandar sewaktu masih hidup. Pada November 2020, GSPI resmi menjadi museum untuk mengenang dan menyimpan karya-karya Popo Iskandar. Tak hanya itu, GSPI juga menjadi tempat bagi seniman lain untuk memamerkan karyanya.

Harakat Warna Hardiman

Salah satunya yang tengah berlangsung adalah pameran tunggal dari seniman Hardiman. Yang membuat pameran ini spesial adalah kedekatan seniman kelahiran Garut ini dengan Popo Iskandar maupun GSPI. Meski demikian, pameran ini merupakan pameran tunggal perdananya di GSPI.

‘Seri Ikan #1’ karya Hardiman

Pameran ini sendiri menampilkan seri karya terbarunya, termasuk seri karya jalak Bali dan ikan predator. Jalak Bali tak lepas dari kehidupannya sebagai seniman yang menetap di Bali. Sementara ikan menjadi simbol dari spirit yang melatarinya sebagai orang Sunda untuk berhijrah ke Bali.

Puluhan lukisan yang ia tampilkan tersebut unggul dalam hal pengolahan warna. Dari situlah tajuk pameran ini berasal, yakni Harakat Warna Hardiman.

‘Seri Jalak Bali #12’ karya Hardiman

Menurut Rizki A. Zaelani selaku kurator pameran, warna dalam ekspresi lukisan Hardiman merupakan unsur penting. Ia mengibaratkannya dengan pemilihan kata khusus dalam sebuah uraian kalimat. “Dalam hal mengembangkan warna, Hardiman sudah sampai pada tingkat harakat,” imbuhnya.

Selain unggul dalam pengolahan warna, lukisan Hardiman memiliki keunikan lain. Karya-karyanya tak mengandung muatan, dan tak memiliki makna apa pun. Hal ini tentu berbeda dengan pelukis kontemporer lain yang kerap menampilkan karya-karya berisi pesan sosial dan politik.

‘Seri Ikan #23’ karya Hardiman

“Karya-karya yang tidak gaduh memberikan pesan ataupun narasi akan memberikan ruang yang cukup luas bagi siapa pun untuk kemudian melakukan interpretasi, sehingga terjadi interaksi personal dengan setiap audiensnya,” begitu tulis Anton Susanto, pengelola galeri, dalam pengantar pameran.

Pameran Harakat Warna Hardiman berlangsung hingga 17 November 2022. Bila tertarik melihat pameran tersebut maupun pameran karya Popo Iskandar, silakan datang langsung ke GSPI yang beralamatkan di Jl. Dr. Setiabudi No. 235B, Sukasari, Bandung.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here