Menyambangi Kampung Adat Ciptagelar di Sukabumi

Foto: Dok. Google Maps/Kasepuhan Ciptagelar

Melewatkan liburan dengan mengunjungi desa adat dapat menjadi pilihan untuk melihat kekayaan budaya di Indonesia sekaligus menikmati pemandangan yang jarang ditemui di kawasan perkotaan. Tanpa perlu jauh-jauh, kamu bisa mencari desa adat yang bisa diakses dengan mudah dari tempat tinggal.

Di Sukabumi, misalnya, kamu bisa menyambangi Kampung Adat Ciptagelar. Terletak sekitar 43 km jauhnya dari Pelabuhanratu, kampung yang secara administratif berada di wilayah Kampung Sukamulya, Desa Sirnaresmi ini masih mempertahankan tradisi orang Sunda di masa lalu.

Masyarakat yang tinggal di sini disebut masyarakat kasepuhan, berasal dari kata sepuh yang berarti tua. Pasalnya, kampung ini memang ditinggali oleh para sesepuh yang budayanya masih kental dan belum banyak tersentuh oleh modernisasi.

Rumah-rumahnya pun masih dibangun sesuai adat istiadat yang telah berlangsung sejak zaman leluhur. Menggunakan bahan-bahan alami, seperti kayu, bambu, dan dedaunan, rumah tersebut memiliki struktur unik berupa rumah panggung yang memiliki fleksibilitas terhadap gaya gempa.

Bila umumnya orang-orang akan berhamburan keluar rumah saat gempa bumi, masyarakat di kampung adat ini justru masuk rumah untuk berlindung. Mereka yakin risiko gempa bumi lebih besar bila berada di luar rumah.

Rumah itu juga sengaja tidak dibangun di atas tanah, karena diyakini cara tersebut justru menutupi tanah dan akan mematikan kehidupan di dalam tanah. Mereka percaya kalau hal ini justru tidak membawa berkah bagi penghuni yang tinggal di atasnya.

Untuk melihat langsung deretan rumah tradisional tersebut, kamu bisa langsung mengunjungi Kampung Ciptagelar yang bisa dicapai dengan berkendara selama sekitar lima jam dari Bogor. Selain melintasi bukit dan lembah dengan tanjakan dan turunan curam, kondisi jalan ke kampung ada yang berupa bebatuan, sementara yang lain berupa jalan aspal yang sempit dan hanya muat satu mobil.

Kalau tak yakin dengan keahlian berkendara, disarankan untuk berkunjung saat musim kemarau karena medannya akan lebih licin di musim hujan. Pastikan juga kendaraan dalam kondisi prima. Bila perlu, kamu bisa memesan tur berpemandu yang sudah biasa membawa wisatawan ke kampung tersebut.

Biasanya, setibanya di Desa Sirnaresmi, wisatawan yang mengendarai mobil akan menitipkan kendaraannya di sana, kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik ojek, jip sewaan, ataupun berjalan kaki. Perjalanan kemari memang cukup jauh dan melelahkan, namun semua itu terbayar setibanya di Kampung Ciptagelar.

Panoramanya didominasi oleh bangunan rumah yang khas dengan latar berupa teras sawah hijau yang menawan. Berada di ketinggian 1.100 mdpl, kamu bisa menikmati pemandangan tersebut sembari menghirup udara segar yang bersih dan bebas polusi. Kamu juga bisa meminta pemandu yang merupakan warga setempat untuk mengantar berkeliling kampung sambil mendengarkan kisah-kisah menarik tentang tradisi yang masih dijalankan di sini.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here