Banyak versi mini dari Tembok Besar Cina di berbagai negara. Serupa tapi tak sama, salah satunya ada di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Objek wisata ini bernama Janjang Koto Gadang. Dikelilingi hutan dan tebing curam, jalur sepanjang 1,5 km yang menghubungkan Ngarai Sianok dengan Koto Gadang ini berupa 300-an anak tangga dengan tembok beton di kedua sisinya. Di pertengahan jalur bertembok ini juga terdapat jembatan gantung yang sering disebut Jembatan Merah.
Lintasan ini sebenarnya sudah ada lama, yakni sejak zaman penjajahan Belanda. Namun saat itu namanya Janjang Batuang karena lintasannya terbuat dari tanah dengan ditopang oleh bambu, atau batuan dalam bahasa setempat.
Saat itu, warga menggunakannya sebagai jalan pintas dari Koto Gadang menuju Bukittinggi, atau bila ingin mengambil pasir di sungai. Barulah pada 2011 lintasan ini direnovasi sedemikian rupa sehingga menyerupai Tembok Cina versi mini, sebelum diresmikan pada 2013.
Kini, banyak wisatawan yang datang kemari untuk menikmati hamparan tebing-tebing di sekitarnya sembari menghirup udara segar. Meski lintasannya tak begitu panjang, jangan diremehkan ya, karena mesti melewati ratusan anak tangga, dengan sejumlah di antaranya yang cukup curam.
Ada dua pilihan trek yang bisa kamu pilih, yakni dari Lubang Jepang dengan trek yang lebih banyak turunan dan relatif lebih mudah, serta dari Ngarai Sianok dengan jalur yang cenderung lebih sempit dan banyak kelokan. Dari ujung yang satu ke ujung lainnya, perjalanannya membutuhkan waktu 15-30 menit. Lumayan kan, untuk sekadar trekking tipis-tipis?
Di sepanjang perjalanan, kamu bisa menikmati pemandangan alam maupun kota Bukittinggi. Bahkan Jam Gadang bisa terlihat dari puncak Janjang Koto Gadang. Menariknya, sesekali kamu juga akan menjumpai kera yang tampak bergelantungan di pepohonan.
Karena perjalanannya cukup panjang, di sepanjang trek terdapat beberapa titik yang disediakan untuk beristirahat. Jangan lupa membawa bekal seperti air minum dan makanan ringan untuk sekadar mengisi perut saat melepas lelah. Siapkan pula kamera untuk mengabadikan pemandangan indah yang ditemui di sepanjang jalan.
Disarankan untuk trekking sedari pagi, karena semakin siang akan semakin terik. Selain itu, ingatlah untuk tidak membuang sampah sembarangan, melakukan vandalisme pada jembatan, ataupun merusak tanaman di sekitar.
Kamu tak perlu membayar tiket masuk untuk mengakses Janjang Koto Gadang, cukup membayar biaya parkir kendaraan. Namun patut diingat bila parkir di Koto Gadang, kamu mesti menempuh perjalanan naik kembali ke atas, atau menggunakan jasa ojek untuk mengantar ke titik awal, meski jalurnya sedikit memutar karena melalui jalan raya. Tentu saja kalau fisik kuat, kamu bisa memanfaatkan trek tersebut untuk sekalian berolahraga.
Teks: Melinda Yuliani