Traveling saat ini memang tak semudah sebelum pandemi, ketika kita bisa bepergian sesuka hati tanpa takut terinfeksi Covid-19. Apalagi bila destinasinya cukup jauh dari tempat tinggal, sepertinya keinginan tersebut mesti ditunda dulu sampai situasi pandemi sudah mereda.
Lantas, bagaimana kalau sudah kangen makanan di kampung halaman? Atau ingin menikmati masakan khas dari destinasi tertentu, seperti mi Aceh? Jangan khawatir, kamu yang tinggal di Jakarta pun bisa mencicipi mi Aceh di salah satu restorannya yang populer.
Sebut saja Mie Aceh Seulawah yang terletak di Jalan Bendungan Hilir No. 8, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Rumah makan yang sudah ada sejak 1996 ini tampak sederhana dengan plangnya yang khas berwarna oranye.
Namun, jangan terkecoh dengan penampilan luarnya. Meski tempatnya sempit dan penuh sesak di jam makan siang, orang rela mengantre demi mencicipi kuliner Aceh khas restoran ini.
Ratna Dwikora, sang pemilik, menggunakan bumbu racikan ibunya yang beberapa di antaranya didatangkan langsung dari Aceh untuk menjaga keaslian rasa.
Untuk menu Mie Acehnya sendiri, rumah makan ini menghadirkan tiga pilihan olahan, yakni goreng, rebus, dan tumis. Sementara untuk pilihan dagingnya ada beberapa macam, dari daging sapi, ayam, udang, dan kepiting.
Mi yang digunakan adalah produksi sendiri, yaitu berupa mie kuning yang sedikit lebih tebal dari mi kebanyakan, serta diolah dengan bawang, merica, ketumbar, kayu manis, kapulaga, jahe, kemiri, dan biji pala.
Menu favorit pengunjung adalah Mie Tumis Kepiting yang disajikan dengan sedikit kuah dan kepiting utuh. Untuk teman bersantap, pesanlah Es Timun yang segar dan sempurna untuk penutup usai menikmati sajian berbumbu pekat.
Selagi menunggu pesanan, kamu juga bisa mengudap timpan, kue khas Aceh yang terbuat dari labu dengan isi srikaya dan nanas. Teksturnya lembut dan kenyal dengan rasa yang tak terlalu manis.
Bila masih lapar, Roti Cane dengan Kari Kambing atau Martabak Aceh pun bisa menjadi pilihan. Berbeda dengan martabak yang dijual kebanyakan di penjaja pinggir jalan, kulit martabak yang biasanya menjadi lapisan luar justru terletak di bagian dalam, sementara adonan telurnya berada di luar.
Teks: Melinda Yuliani