Berbagai danau yang tersebar di sejumah titik di Indonesia tak hanya bisa kamu telusuri dengan naik kapal. Beberapa di antaranya bahkan aman untuk aktivitas berenang dan menyelam. Sebut saja Danau Kaco yang terletak di Kabupaten Kerinci, Jambi.
Merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, danau seluas sekitar 90 meter persegi ini memiliki perairan superbening dengan warna kebiruan. Saking jernihnya, tanpa menyelam pun kamu bisa melihat ranting kayu dan bebatuan yang teronggok di dasarnya.
Alam sekitarnya pun begitu asri dengan pepohonan rindang dan rimbun di sekitarnya. Sembari duduk di bawah naungan pohon, kamu bisa menikmati keindahan danau maupun ikan semah yang banyak berseliweran di perairannya.
Hingga saat ini, kedalaman danau ini masih belum diketahui. Titik terdalam yang berhasil diukur warga setempat adalah 20 meter. Biar tetap aman, kamu bisa menggunakan ban atau jaket pelampung. Kamu juga bisa mengeksplor area yang lebih dangkal untuk bermain air dan berenang.
Selain itu, karena berada di ketinggian, tepatnya sekitar 1.229 mdpl, airnya terbilang sejuk, pas untuk melepas lelah usai perjalanan jauh kemari. Pasalnya, akses kemari memang cukup melelahkan.
Dari Dusun Baru Lempur, kamu mesti berjalan kaki selama 2,5-3 jam untuk mencapai danau ini. Opsi lainnya, kamu bisa naik motor hingga ujung jalan beraspal, lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Medannya cenderung datar dan tak banyak rintangan. Treknya melintasi hutan, sungai, dan perkebunan warga. Namun di musim hujan, aksesnya bisa cukup licin dan becek dengan banyak kubangan lumpur.
Karena itu, pastikan mengenakan pakaian dan alas kaki yang nyaman, selain persiapkan kondisi fisik. Selain itu, bawa pula perbekalan yang cukup karena tak ada warung di sepanjang perjalanan. Ingat juga untuk membawa pulang sampah dan tidak mengotori lingkungan agar alamnya tetap asri dan lestari.
Selain bermain air dan berenang di sini, kamu juga bisa berkemah di samping Danau Kaco. Aktivitas ini biasanya dipilih oleh wisatawan yang enggan cepat pulang setelah menempuh perjalanan panjang, selain untuk menikmati panorama danau yang konon makin eksotis saat disinari cahaya rembulan, terutama saat bulan purnama.
Teks: Melinda Yuliani