Sama seperti kawasan Kota Tua lainnya di Indonesia, kawasan Kota Tua Padang yang terletak di pesisir Sungai Batang Arau ini kaya akan peninggalan sejarah karena dikelilingi bangunan peninggalan Belanda.
Hal ini karena Sumatera Barat pernah memegang peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, selain Bukittinggi juga pernah menjadi ibu kota darurat Indonesia selama satu tahun.
Cara seru untuk menjelajahinya adalah dengan mengayuh sepeda mengelilingi kawasan tersebut. Selain menyenangkan, bersepeda juga dapat menjadi penyeimbang kegiatan selama berlibur di Sumatera Barat yang penuh dengan kuliner bersantan dan berdaging. Paling tidak kalori yang masuk dan keluar seimbang, sehingga di akhir liburan, berat badan tidak bertambah.
Penyewaan sepeda banyak dijumpai di tepi Pantai Purus, tepatnya di depan Danau Cimpago. Opsi lainnya, kamu bisa menyewa dari sejumlah rental yang tersebar di pusat kota Padang, seperti Rental Sepeda Padang (akun Instagram @sepedapadang) dengan harga sewa bervariasi, mulai Rp35.000 per jam hingga Rp150.000 untuk 12 jam.
Di Kota Tua Padang, kamu akan menjumpai banyak bangunan bekas perusahaan yang pernah berjaya pada masanya. Bangunan tua tersebut juga menjadi saksi bisu kemajuan ekonomi Padang di masa lalu.
Sebagian bangunan tersebut masih utuh, sementara yang lain tampak kurang terawat. Meski demikian, deretan bangunan tersebut bakal sempurna untuk menjadi latar fotomu. Selain itu, karena berkeliling naik sepeda, kamu bisa lebih leluasa berhenti di spot yang diinginkan untuk berfoto sebentar sebelum kembali melanjutkan perjalanan.
Selain bangunan peninggalan zaman Belanda, kamu juga bisa melihat megahnya Kelenteng See Hien Kiong yang meniupkan suasana multikultur di kawasan tersebut. Kelenteng tersebut awalnya didirikan pada 1861, namun sempat hancur karena gempa pada 2009, sehingga dibangun kembali setahun kemudian dengan bentuk yang masih sama seperti aslinya.
Dari kelenteng, kamu bisa bersepeda ke arah barat, tepatnya ke Jembatan Siti Nurbaya. Sesuai namanya, jembatan ini dibangun sebagai penghargaan kepada Marah Rusli yang telah mengharumkan nama Sumatera Barat dengan novel ‘Kasih Tak Sampai’ yang menceritakan pasangan Siti Nurbaya dan Samsul Bahri yang berakhir tragis.
Terletak di kawasan Kota Tua, Jembatan Siti Nurbaya merupakan pilihan untuk menikmati Padang, terutama bagi para penggemar kuliner. Puluhan penjaja makanan akan memenuhi jembatan ini selepas matahari terbenam, sehingga pengunjung dapat menikmati Sate Padang, pisang atau jagung bakar, sambil menatap gemerlap lampu kota.
Karena banyaknya objek menarik di Kota Tua Padang, baik arsitektur maupun keseharian warga setempatnya, pastikan membawa kamera maupun kartu memori yang cukup. sSelain itu, disarankan bersepeda di kawasan ini menjelang sore, ketika matahari sudah tak terlalu terik dan sesudahnya dapat langsung makan malam dengan mencicipi berbagai jajanan yang ada.
Teks: Melinda Yuliani