Ke Jepara, Jangan Lupa Bawa Pulang Tenun Troso!

Sebagai destinasi wisata, Jepara tak hanya merupakan gerbang menuju Kepulauan Karimunjawa, namun juga menawarkan banyak atraksi yang menarik, dari pantai, air terjun, hingga perbukitan. Tak heran bila wisatawan berdatangan kemari untuk mencari opsi destinasi selain Semarang dan Yogyakarta di Jawa Tengah.

Nah, setelah berwisata di Jepara, jangan langsung pulang, karena kawasan ini menawarkan berbagai macam kerajinan tangan yang cocok untuk suvenir ataupun oleh-oleh. Sudah sejak lama terkenal sebagai sentra produksi kerajinan ukiran dan mebel berbahan dasar kayu jati, Jepara juga memiliki berbagai jenis kerajinan lainnya.

Sebut saja tenun Troso. Sesuai namanya, tenun ini memang awalnya dibuat oleh masyarakat Desa Troso, Kecamatan Pecangaan. Namun, seiring perkembangannya, tenun tersebut juga turut diproduksi oleh desa-desa di sekitarnya.

Tenun Troso dibuat dari helaian benang yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Menggunakan alat tenun bukan mesin, kain ini biasanya dimanfaatkan untuk pakaian dan aksesori ataupun pelapis mebel dan penghias interior rumah.

Umumnya, tenun Troso memiliki dua motif, yakni motif cemara dan lompong (daun talas). Belakangan motif-motif lain pun turut digunakan, meski masyarakatnya masih mempertahankan keaslian proses pembuatannya.

Kalau tertarik berburu tenun Troso, kamu bisa menuju Sentra Tenun Troso yang terletak 15 km jauhnya dari pusat kota Jepara, atau bisa ditempuh dengan berkendara selama setengah jam. Tak jauh dari gapura yang bertuliskan ucapan selamat datang di Sentra Tenun Troso, kamu akan menjumpai deretan toko yang menjual tenun Troso dengan beragam pilihan motif dan warna.

Harganya berkisar mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung jenis kainnya. Beberapa dijual dalam bentuk kain panjang, sementara yang lain sudah diubah menjadi pakaian. Tinggal pilih saja mana yang kamu suka untuk dijadikan suvenir.

Kalau ingin melihat langsung proses pembuatannya, kamu bisa berjalan lebih jauh hingga tiba di permukiman penduduk. Hampir seluruh rumah di sana merupakan pengrajin tenun Troso. Tak heran kalau kamu bakal menjumpai alat tenun di terasnya.

Beberapa warga tampak sedang menenun, sementara yang lain melakukan proses pengerjaan seperti menjemur benang, membuat motif, mengikat pola, dan sebagainya. Melihat langsung proses pembuatan tenun Troso tak hanya menarik dan menyenangkan, namun juga membuat kamu lebih menghargai produk yang sudah kamu beli.

Jangan kaget pula kalau menjumpai tenun dengan motif khas daerah Flores, Sumba, Lombok, dan lainnya. Pasalnya, tenun tersebut juga dijual di banyak daerah di Indonesia, sehingga motifnya pun mengikuti sesuai pesanan.

Karena itu, bisa saja tenun yang kamu beli di daerah lain di luar Jawa berasal dari Desa Troso. Hal ini dilakukan karena permintaan kain di sana tinggi, sementara sumber daya manusianya terbatas.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here