Menyaksikan Barapan Kebo, Atraksi Budaya Unik di Sumbawa

Tradisi pacu hewan tradisional tak hanya ada di Madura dengan karapan sapinya, atau Sumatera Barat dengan pacu jawinya. Di Sumbawa Barat, kamu juga bisa menjumpai barapan kebo atau karapan kerbau.

Atraksi budaya yang menjadi kebanggaan warga setempatnya ini tak hanya sekadar ajang untuk unjuk gigi dalam mengendalikan kerbau. Biasa digelar setiap musim tanam padi, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk raya syukur kepada Yang Maha Kuasa sekaligus harapan agar tanah gembur sebelum ditanam. Uniknya lagi, barapan kebo juga menjadi ajang penyambung silaturahmi karena acara ini selalu dinanti-nantikan dan ditonton oleh masyarakat Sumbawa.

Lokasi arena balapannya sendiri kerap berpindah dan bergilir di setiap desa atau kecamatan, tergantung kesiapan penyelenggaranya. Kerbau-kerbau tangguh yang dipilih dan diikutsertakan dalam barapan kebo nantinya akan dilombakan berdasarkan kategori umur, dari usia 1 hingga 5 tahun.

Di hari pelaksanaannya, kerbau-kerbau yang terpilih tadi akan dipasangkan dan disatukan dengan noga (kayu panjang) yang terpasang pada pundak kerbau. Nantinya, joki akan berdiri di tengahnya sembari membawa mangkar (kayu kecil) sebagai cambuk untuk memukul kerbau agar bisa berlari kencang.

Tak hanya adu cepat seperti karapan sapi Madura, joki juga bertugas untuk mengarahkan kerbau aduannya agar bisa menyentuh saka, sepotong kayu yang ditancapkan di tengah arena sebagai penanda garis finis. Peserta tercepat yang bisa menyentuh saka adalah pemenangnya.

Nantinya, sang pemenang bisa mendapat hadiah seperti sepeda motor, seekor sapi, atau barang lainnya. Namun sebenarnya bukan hal tersebut yang diincar pemenang. Barapan kebo ini lebih menjadi arena pertaruhan harga diri dan martabat. Belum lagi harga kerbau yang berhasil menjadi juara bisa melonjak tinggi sampai Rp100 juta.

Atraksi budaya yang unik ini tak hanya terbatas untuk kalangan tertentu saja, sehingga bisa kamu saksikan selagi berkunjung ke Sumbawa Barat. Untuk waktu dan tempat penyelenggaraannya, kamu bisa menanyakan langsung pada pemandu atau penduduk setempat.

Bila tertarik memotret barapan kebo, pastikan datang lebih awal untuk menemukan posisi yang tepat. Namun ingat pula untuk tidak mengganggu jalannya acara. Kalau perlu, bawa pula kartu memori dan baterai cadangan. Jangan sampai terlewat momen yang seru hanya karena kehabisan memori ataupun baterai!

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here