Bersepeda saat liburan bisa menjadi cara seru untuk menjelajahi beragam atraksi yang ditawarkan suatu destinasi. Bahkan bila sebelumnya pernah mengunjungi tempat tersebut, melihat segala sesuatu dari atas sepeda bakal menawarkan pengalaman yang sama sekali berbeda. Berikut ini beberapa kota terfavorit di Asia untuk dijelajahi dengan bersepeda.
-
Singapura
Pemerintah Singapura telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk membuat aktivitas bersepeda semakin aman dan nyaman dilakukan di kawasan tersebut.
Salah satu rencananya termasuk menghubungkan seluruh perumahan HDB (Housing and Development Board) dengan jalur bersepeda sepanjang lebih dari 1.300 km. Dijadwalkan selesai pada 2030, jaringan ini akan semakin memudahkan warga maupun wisatawan untuk mengakses stasiun kereta terdekat dengan naik sepeda.
Tak hanya itu, berbagai fasilitas pun disiapkan, termasuk ribuan unit rak sepeda yang tersebar di sejumlah stasiunnya, serta ratusan tempat parkir sepeda, sehingga menjadikan Singapura sebagai destinasi yang sangat ramah bagi para pesepeda.
Beberapa destinasi populer untuk bersepeda di Singapura antara lain Marina Barrage di sepanjang Gardens by the Bay, East Coast Park yang asri, dan Joo Chiat yang Instagrammable.
-
Tokyo
Meskipun Tokyo terkenal dengan jaringan keretanya, bersepeda juga bisa menjadi salah satu cara untuk menjelajah kota. Banyak penduduknya yang menggunakan moda transportasi satu ini, sehingga kamu pun tak akan merasa mengganggu pejalan kaki yang berbagi trotor saat bersepeda. Tak hanya itu, semua sepeda yang disewakan dalam kondisi prima dan bertenaga listrik, sehingga tak akan terlalu menguras tenaga, bahkan saat bersepeda di tanjakan curam sekalipun.
Jalan setapak di sekitar Tokyo Imperial Palace adalah rute bersepeda yang terpopuler. Area Daikanyama dan Aoyama, yang terkenal dengan deretan toko busana terkini, juga menawarkan jalan-jalan kecil yang bebas lalu lintas, sehingga cocok untuk bersepeda.
Sementara penyuka jalan perkotaan dapat menuju Tsukiji untuk makan siang seafood sebelum bersepeda melintasi Kachidoki Bridge untuk ke Odaiba, destinasi yang menawarkan berbagai atraksi, termasuk museum teamLab, Giant Sky Wheel di Palette Town, dan patung Gundam raksasa di samping DiverCity Tokyo Plaza.
-
Taipei
Taipei paling asyik dijelajahi dengan bersepeda karena sebagian besar atraksi utamanya terletak di pusat kota. Karena jalanan bisa sangat padat, berkendara dengan sepeda terkadang bisa lebih cepat ketimbang naik taksi. Medannya pun mudah dan hampir tidak ada yang menanjak, sehingga cocok untuk pemula.
Untuk rute yang santai sembari berwisata kuliner dan belanja, kamu bisa menuju Yonghe Soy Milk di Weishui Road untuk sarapan, kemudian berbelanja barang elektronik di Guanghua Digital Plaza atau bermain berbagai game VR di Viveland VR. Istirahatlah untuk makan siang di Lin Dong Fang Beef Noodle, sebelum mengembalikan sepeda dan mengakhiri hari di Songshan Cultural and Creative Park.
Untuk menyewa sepeda, kamu dapat memanfaatkan YouBike, layanan berbagi sepeda yang dikelola pemerintah setempat dan tersedia di seluruh penjuru kota. Bila memiliki EasyCard, cukup tap kartu untuk menggunakan sepeda tersebut. Biayanya 10 dolar Taiwan per 30 menit untuk empat jam pertama.
-
Beijing
Para traveler mungkin ragu untuk bersepeda di Beijing karena sepeda mesti berbagi ruang dengan skuter. Namun sejak jalan khusus sepeda dibuka pada 2019, pesepeda memiliki ruang yang lebih aman untuk bersepeda.
Jalan raya khusus sepeda sepanjang 6,5 km yang menghubungkan Huilongguan ke Shangdi ini menawarkan ribuan komuter opsi yang aman dan nyaman untuk melintasi kota. Panjang jalan tersebut rencananya diperpanjang hingga dua kali lipat menjadi 13 km, membentang sampai ke Xizhimen.
Karena Beijing luas dan landmark-nya tersebar di seluruh penjuru kota, disarankan untuk bersepeda di sekitar area tertentu ketimbang menggunakannya sebagai sarana transportasi untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain yang berjauhan. Misalnya, setelah melewatkan sore dengan menjelajahi daerah sekitar Lapangan Tiananmen, kamu dapat bersepeda menuju Wangfujing untuk mencicipi street food.
Teks: Melinda Yuliani