Pernah mendengar nama Gunung Marapi? Namanya memang mirip gunung yang ada di Jawa Tengah, namun keduanya sama sekali berbeda. Gunung Marapi terletak di Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Agam.
Sama seperti gunung-gunung lainnya di Indonesia, banyak kisah dan sejumlah mitos menarik tentang Gunung Marapi. Salah satunya adalah gunung tersebut merupakan tempat asal nenek moyang orang Minangkabau. Karena itu, ada istilah yang berkembang di masyarakat setempat, yakni belum sah disebut orang Minangkabau kalau belum pernah mendaki Gunung Marapi.
Bila kamu tertarik mendaki gunung setinggi 2.891 mdpl ini, ada beberapa jalur pendakian yang bisa dipilih. Salah satunya yang populer adalah jalur Koto Baru (Batu Palano) di Kabupaten Tanah Datar.
Untuk mengaksesnya, kamu bisa menuju Pasar Koto Baru terlebih dahulu, yang bisa ditempuh dengan berkendara sekitar setengah jam dari pusat kota Bukittinggi. Dari situ, lanjutkan perjalanan ke base camp untuk memarkirkan kendaraan dan memulai pendakian.
Durasi perjalanan dari base camp ke pos Cadas Marapi atau lokasi pendirian tenda sekitar 5-6 jam, tergantung kecepatan pendaki dan kondisi di lapangan. Medannya melalui hutan lebat dengan jurang di sekelilingnya.
Pendaki dapat beristirahat dan mendirikan tenda di Cadas Marapi, sebelum melanjutkan pendakian ke puncak selama sekitar 40 menit. Di sepanjang perjalanan, kamu dapat menikmati pemandangan kawah-kawah yang eksotis, hingga akhirnya tiba di puncak untuk menikmati panorama kota Bukittinggi dan Padang Panjang dari ketinggian.
Opsi lainnya, kamu bisa mendaki via Aia Angek yang bisa diakses dari Simpang Lambah Aia Angek. Dari simpang tersebut, posko pendakiannya hanya berjarak dua kilometer. Bila membawa kendaraan, disarankan naik motor karena akan melalui jalanan yang sempit sebelum posko.
Ketimbang jalur sebelumnya, durasi pendakian ke puncak lewat Aia Angek ini lebih singkat, yakni sekitar 4-5 jam saja. Karena relatif baru, jalur ini masih terbilang sepi pendaki. Namun, jalur pendakiannya lebih terjal.
Terakhir, ada jalur selatan atau Tungku Tigo. Untuk memudahkan navigasi, kamu bisa mencari Posko Tungku Tigo pada Google Maps. Pos pendakian di sini tidak dijaga, sehingga bila membawa kendaraan bermotor, disarankan untuk dititipkan di dekat masjid atau rumah terakhir yang ditemui sebelum posko pendakian.
Keunggulan jalur pendakian Tungku Tigo adalah tempat berkemahnya dekat tugu Getrakoda dengan hamparan taman edelweiss di sekitarnya dan puncak Merpati sebagai latarnya.
Namun, durasi pendakian via Tungku Tigo terbilang lebih lama, sekitar 7-9 jam. Medannya pun melalui hutan lebat dan rawan pohon tumbang, sehingga disarankan mendaki sedari pagi. Hal ini juga untuk memudahkan pendaki menikmati panorama cantik di sepanjang perjalanan.
Saat ini, pendaki dari luar Sumatera Barat yang berniat mendaki Gunung Marapi diwajibkan menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR, rapid test antigen, atau GeNose. Seluruh pendaki juga wajib membawa perlengkapan pribadi masing-masing, serta mematuhi protokol Covid-19, termasuk mengenakan masker dan mendirikan tenda secara berjarak.
Teks: Melinda Yuliani