Kalimantan Timur tak hanya menawarkan keindahan alamnya yang sudah tersohor di kalangan wisatawan internasional. Kawasan ini juga menawarkan wisata budaya untuk mereka yang ingin lebih mengenal berbagai suku yang mendiaminya, seperti suku Dayak.
Tanpa perlu jauh-jauh ke pelosok, kamu bisa mendatangi Desa Budaya Pampang yang dapat diakses dengan berkendara selama sekitar satu jam dari pusat kota Samarinda.
Lokasinya di kawasan Sungai Siring, tak jauh dari Bandara Internasional APT Pranoto, sehingga kerap dijadikan sebagai destinasi awal sebelum memulai penjelahan di Kalimantan Timur, atau destinasi terakhir sebelum kembali pulang ke kota asal. Tiket masuknya pun terjangkau, hanya Rp25.000 per orang.
Desa Pampang sendiri merupakan tempat tinggal suku Dayak Kenyah yang bermigrasi ke kawasan tersebut pada 1960-an. Awalnya, mereka tinggal di dataran tinggi Apo Kayan yang terletak di perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia.
Karena terlibat perang dengan Malaysia dan kehidupan mereka terganggu, mereka pun memutuskan untuk meninggalkan kampung halaman dan tinggal di tempat yang baru. Setelah bertahun-tahun berjalan kaki berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya sembari berladang, tibalah mereka di kawasan Pampang. Di sanalah mereka kemudian tinggal menetap.
Berkunjung ke sini, kamu bisa melihat rumah lamin yang menjadi rumah adat mereka. Berbentuk memanjang dengan dominasi warna hitam, putih, dan kuning, rumah ini terbuat dari kayu ulin dengan ukiran khas Dayak yang menghiasi dindingnya. Setinggi dua meter, di sisi tengah dan sudut atap juga bisa ditemui sejumlah ukiran unik, sementara di sekitarnya ditempatkan patung Blontang yang dipercaya sebagai dewa penjaga rumah.
Satu rumah bisa ditempati oleh beberapa keluarga sekaligus, dengan masing-masing keluarga memiliki ruang pribadi. Selain sebagai tempat tinggal, rumah tersebut juga berfungsi sebagai pusat aktivitas budaya asli mereka.
Di sanalah kerap digelar pertunjukan tarian adat suku Dayak. Beberapa di antaranya adalah tari Kancet Papatai yang merupakan bentuk tari perang, tari Hudoq sebagai bentuk ungkapan syukur, dan tari Kanjet Anyam Tali untuk menyambut tamu. Atraksi ini biasanya dipentaskan tiap Minggu tiap pukul 14:00.
Seusai menyaksikan pertunjukan, kamu dapat berfoto dengan penarinya, atau berpose dengan pakaian adat khas suku Dayak. Biaya yang dikenakan untuk sewa pakaian sekitar Rp50.000 untuk satu setnya.
Sebelum pulang, jangan lupa mampir membeli suvenir sebagai oleh-oleh. Kamu bisa saja menemukan suvenir unik yang tak dijual di Citra Niaga, destinasi belanja oleh-oleh di Samarinda. Barang-barang yang dijual merupakan buatan asli penduduk suku Dayak, mulai dari gelang dan kalung, gantungan kunci, hingga tas.
Teks: Melinda Yuliani