Tato Mentawai, Seni Rajah Tertua yang Nyaris Punah

Suku Mentawai merupakan penghuni asli Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat. Dikenal sebagai suku tertua di Indonesia, konon nenek orang Mentawai diyakini bermigrasi ke kepulauan yang indah ini antara 2000 hingga 500 SM.

Hingga kini, suku Mentawai masih mempertahankan tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun. Salah satunya yang unik adalah tato Mentawai, seni rajah tertua di dunia.

Simak yuk beberapa fakta menarik mengenai tato yang proses pembuatannya unik ini!

1. Sudah ada sejak ribuan tahun lalu

Tato yang dibuat oleh suku Mentawai dinobatkan sebagai tato tertua di dunia. Keberadaan seni lukis di atas kulit ini bahkan lahir lebih dulu dibandingkan tato Mesir yang baru dimulai 1300 SM.

2. Lahir dari tradisi unik

Dalam tradisi suku Mentawai, objek seperti batu, hewan, dan tumbuhan harus diabadikan di tubuh karena dianggap berfungsi untuk menyeimbangkan alam, karena suku Mentawai menganggap semua makhluk memiliki jiwa.

3. Ada beberapa tahap

Membuat tato di Mentawai tidak semudah membuat tato di studio. Pembuatannya dilakukan lewat tiga tahap, yaitu pertama, ketika seseorang berusia 11-12 tahun pada pangkal lengan. Tahap kedua usia 18-19 tahun pada paha, dan tahap ketiga setelah dewasa.

4. Proses pembuatan yang menyakitkan

Tak seperti proses pembuatan tato modern yang menggunakan jarum elektrik, tato Mentawai dilukiskan dengan menggunakan alat yang dinamai lilipat patitik. Alat tersebut berupa dua buah kayu, satu dengan jarum, dan satu lagi untuk pemukul.

Tubuh seseorang yang akan ditato mula-mula digambar dengan tongkat. Sketsa pada tubuh kemudian ditusuk dengan jarum yang sudah diberi pewarna dari air tebu dan arang, lalu dipukul-pukulkan dengan kayu penato untuk memasukkan pewarna ke dalam lapisan kulit.

Proses pembuatannya memakan waktu dan diulang-ulang. Karena semuanya dilakukan secara tradisional, sudah pasti prosesnya meninggalkan rasa sakit dan tak jarang menyebabkan demam.

5. Sebagai identitas diri

Tato Mentawai tak digambar sembarangan, karena mewakili identitas diri mengenai tanah asal dan status sosial. Fungsi lain dari tato adalah untuk ekspresi seni, sehingga masyarakat suku Mentawai menato tubuh sesuai kreativitas masing-masing.

6. Pembuat tatonya bukan sembarang orang

Sipatiti adalah sebutan untuk pembuat tato suku Mentawai. Untuk menjadi sipatiti tidaklah mudah, karena harus melalui proses pembelajaran yang sangat panjang. Tak heran bila profesi ini sangat diagungkan oleh masyarakat suku Mentawai.

Biasanya, sipatiti hanya menerima pembayaran dalam bentuk satu atau dua ekor babi, selain juga satu keranjang ayam dan satu tangguk ikan. Karena upahnya mahal, tak jarang banyak warganya yang terlambat ditato karena belum ada biayanya.

Jumlah sipatiti sendiri semakin sedikit, kebanyakan sudah tua, dan tidak ada generasi baru yang menggantikannya. Hal ini jugalah yang membuat seni rajah tertua di dunia ini nyaris punah.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here