Berwisata ke Solo yang kental dengan budaya Jawanya ini, tak lengkap rasanya kalau tak sekalian berbelanja batik. Warisan budaya ini dapat kamu temukan dengan mudah di berbagai sudut kotanya.
Biasanya, tempat yang pertama dituju untuk membeli batik Solo adalah Pasar Klewer. Pusat grosir batik terbesar di Solo ini memang menjual berbagai macam batik, dari batik cap seharga belasan ribu rupiah hingga batik tulis seharga jutaan rupiah.
Namun untuk pengalaman yang lebih berkesan, kamu bisa mencoba mengunjungi kampung-kampung batik yang ada di Solo. Di sana, kamu bisa sekalian mempelajari lebih jauh tentang batik Solo maupun melihat langsung proses pembuatannya.
Biar lebih seru lagi, kamu bisa bersepeda untuk mencapai tempat-tempat tersebut. Berikut rute lengkap beserta detail informasi tempatnya.
Jarak tempuh: 10,7 km
Rute: Kampung Blangkon – Kampung Batik Laweyan – Kampung Batik Kauman – Museum Batik Danar Hadi
Untuk rute jelajah kampung batik di Solo ini, kamu bisa memulainya dari Kampung Blangkon yang terletak di Kecamatan Serengan. Di kampung ini, kamu bisa menjumpai banyak pengrajin blangkon yang sudah memulai usahanya sejak beberapa dekade lalu. Pelanggannya tak hanya dari para pedagang, namun juga dari Keraton Surakarta, sehingga kualitas blangkonnya tak perlu diragukan lagi.
Buat kamu yang tertarik membawa pulang blangkon sebagai suvenir atau oleh-oleh, di sinilah tempatnya. Kamu juga bisa mengintip langsung proses pembuatan blangkon yang membutuhkan keterampilan khusus maupun ketelatenan.
Dari sini, lanjutkan gowes sekitar tiga kilometer ke Kampung Laweyan. Sejak abad 14, kawasan ini sudah dikenal sebagai kampung batik dan mencapai kejayaannya pada tahun 1900-an, bersamaan dengan didirikannya Sarekat Dagang Islam (SDI) oleh para produsen dan pedagang batik.
Di sepanjang Jalan Sidoluhur dan gang-gang di sebelahnya, kamu bisa melihat berbagai kios yang menjual berbagai batik karya warga setempat, baik berupa kain maupun yang sudah menjadi pakaian ataupun aksesori lainnya. Kalau tertarik, kamu bahkan bisa langsung belajar membatik secara singkat di salah satu dari rumah produksi yang ada di Laweyan.
Untuk destinasi selanjutnya, kamu bisa menyusuri Jalan Dr. Rajiman hingga tiba di Kampung Batik Kauman. Sama halnya dengan Laweyan, Kauman juga terkenal sebagai kampung yang dihuni para juragan batik.
Uniknya, kampung batik yang terletak dekat kompleks keraton ini dahulu merupakan permukiman para abdi dalem yang mempertahakan tradisi dengan cara membatik. Karena itu batik Kauman lebih menampilkan motif klasik yang didasarkan pada standar keraton.
Akhiri aktivitas gowes jelajah kampung di Solo dengan mengunjungi Rumah Batik Danar Hadi di Jalan Slamet Riyadi. Di sini, kamu tak hanya bisa membeli batik, namun juga mendapat wawasan tentang batik di museumnya.
Museum ini menyimpan setidaknya 10.000 kain batik dari berbagai periode dan pengaruh budaya, dari batik Belanda yang dibuat oleh orang-orang Belanda yang menetap di Indonesia pada masa kolonial, batik Djawa Hokai yang mendapat pengaruh dari budaya Jepang, dan masih banyak lagi.
Teks: Melinda Yuliani