Wah, mulai akhir Maret ini, kamu sudah bisa mengunjungi kembali Museum Sangiran di Sragen, Jawa Tengah. Museum arkeologi ini sebenarnya sudah direncanakan dibuka beberapa kali sebelumnya, namun dibatalkan karena tingginya kasus positif Covid-19.
Tentu saja saat dibuka nanti, museum tersebut akan menerima kunjungan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, termasuk membatasi jumlah pengunjung. Tak hanya itu, pengunjung juga wajib menjaga jarak dan tidak membuat kerumunan selama berada di dalam museum.
Menyimpan Fosil Purba
Museum Sangiran sendiri merupakan destinasi wisata edukasi yang menarik sekaligus lokasi penelitian tentang kehidupan prasejarah yang paling penting dan lengkap di Asia, dan bahkan dunia. Tak heran, karena letaknya berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Koleksinya beragam, termasuk puluhan ribu fosil makhluk prasejarah dan berbagai artefak kuno yang digunakan untuk bertahan hidup di alam. Asal fosilnya sebagian dari temuan di Indonesia, sementara sisanya dari dunia.
Kamu dapat melihat langsung beragam koleksi fosil dari jutaan lalu ini di ruang pameran museum, lengkap dengan keterangannya sehingga informasi yang didapatkan pun jelas. Fosil-fosil yang dipelajari ketika masa sekolah dahulu, seperti Australopithecus africanus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Homo soloensis, replikanya juga terpajang rapi di dalam museum.
Tak hanya fosil manusia, ada pula fosil makhluk lainnya, seperti binatang bertulang belakang, serta binatang laut dan air tawar. Bebatuan seperti kalsedon, rijang, dan batu meteor juga tersimpan di Museum Sangiran.
Selain koleksi fosil, kamu bisa mendapatkan gambaran kehidupan di masa lalu lewat sejumlah diorama. Diorama tersebut menampilkan informasi tentang manusia purba dan hewan yang ada di situs Sangiran sekitar satu juta tahun yang lalu. Bahkan ada satu diorama yang memperlihatkan seluruh wilayah Sangiran di masa lalu, lengkap dengan Gunung Lawu sebagai latarnya.
Karena ukuran situs Sangiran sangat luas, Museum Sangiran pun terbagi menjadi beberapa klaster, yakni Museum Manusia Purba Sangiran, Museum Purbakala Klaster Krikilan, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu, Museum Purbakala Sangira, dan Museum Manusia Purba Klaster Bukuran. Letaknya saling berdekatan, sehingga kamu dapat mengakses masing-masing museum dengan mudah.
Harga tiket masuk terbaru belum ditetapkan, namun kemungkinan besar tak jauh berbeda dengan harga tiket sebelumnya, yakni tak sampai Rp10.000 per orangnya untuk wisatawan domestik.
Akses menuju museum mudah, karena di sepanjang jalan sudah terpasang rambu-rambu penunjuk jalan. Kalau berangkat dari pusat kota Solo, museum ini dapat diakses dengan berkendara sekitar 15 kilometer ke arah utara.
Kalau sudah tak sabar ingin mengunjungi Museum Sangiran, kamu juga bisa jalan-jalan virtual secara gratis lewat laman ini sembari menunggu museum tersebut dibuka untuk publik.
Teks: Melinda Yuliani