Gunung Abang, Puncak Tertinggi Ketiga di Bali yang Masih Jarang Didaki

Bagi pejalan, Gunung Abang masih terdengar asing jika dibandingkan dengan Gunung Batur. Padahal, Gunung Abang merupakan puncak tertinggi ketiga di Bali, dengan ketinggian 2.152 meter di atas permukaan laut.

Sebagai objek wisata pendakian, gunung yang posisinya berhadap-hadapan dengan Gunung Batur ini termasuk aman untuk didaki, karena gunung berapi ini sudah tidak aktif lagi. Untuk pendakian ke puncak, hanya membutuhkan waktu sekitar tiga hingga empat jam saja.

Merupakan bagian dari kaldera Gunung Batur yang tercipta dari letusan hebat, Gunung Abang berlokasi di Desa Abangsongan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Pejalan akan menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Denpasar menuju Desa Suter di kawasan Kintamani.

Foto: Dok. Google Maps/Vctorastrid

Untuk mencapai titik mula pendakian di Desa Suter, kamu akan melewati Museum Geopark Batur, ambil belokan kanan melewati hutan dengan jalan cukup sempit dan medan kurang baik. Jika sudah melihat Pura Munggu, berarti di situlah batas akhir kendaraan sebelum melanjutkan pendakian.

Hanya Dua Pos Sebelum Puncak

Pendakian Gunung Abang melalui jalur Desa Suter mudah dilakoni tanpa menggunakan jasa pemandu karena sudah tersedia papan petunjuk sepanjang trek. Untuk antisipasi, bawa juga peta pendakian atau gunakan peta digital melalui ponsel.

Yang menarik dari petualangan di Gunung Abang adalah pos pendakiannya ditandai dengan bangunan pura. Bagi umat Hindu yang mendaki, pura di Gunung Abang tidak hanya dijadikan sebagai lokasi beristirahat, tapi juga untuk sembahyang memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa untuk perjalanan mencapai puncak.

Foto: Dok. Google Maps/Andre Kusprianto

Perjalanan dari base camp menuju Pura 1 (Pura Penyawal) membutuhkan waktu sekitar 45 hingga 60 menit. Di awal perjalanan, jalur yang dilewati berupa tanah pasir dengan trek menanjak dan dikelilingi semak serta pohon-pohon tinggi. Pendaki juga menemukan spot Batu Dinding Abang yang menyajikan pemandangan ke arah kaldera Gunung dan Danau Batur.

Dari Pura 1 ke Pura 2 (Pura Andong) dibutuhkan sekitar satu jam pendakian, dengan lanskap pepohonan dan rumput lebat, serta jalur tanah dengan tangga akar. Pura 2 menjadi pos terakhir sebelum summit ke puncak dan di sini pendaki dapat mendirikan tendanya untuk bermalam.

Foto: Dok. Google Maps/Orre

Puncak Gunung Abang dapat dicapai sekitar satu jam perjalanan dari Pura 2, dengan trek menanjak berupa tanah. Jalur yang dilalui masih dapat diatasi pendaki pemula yang sedang meningkatkan kemampuan mendakinya.

Di puncak terdapat Pura Puncak Tulukbiyu serta pemandangan Danau dan Gunung Batur di kejauhan. Pemandangan ini terlihat lebih cantik jika tiba bertepatan dengan momen matahari terbit. Puncak Gunung Abang terlihat cukup asri dengan jajaran pohon yang tumbuh.

Foto: Dok. Google Maps/Giri _KakiKereta

Umat Hindu kerap melakukan pendakian ke Gunung Abang untuk sembahyang, terutama saat bulan purnama. Jika berpapasan dengan mereka yang sedang melakukan ritual di pura, usahakan tidak membuat kegaduhan dan menghormati prosesi ibadah.

Panduan Mendaki Gunung Abang

  • Pendaki wajib membayar tiket masuk Rp24.000 per orang (sumbangan masuk DTW Pendaki Gunung Abang Rp15.000, karcis masuk Kawasan Hutan Lindung UPTD KPH Bali Timur Rp6.000, dan asuransi Rp3.000).
  • Demi alasan keamanan dan kesehatan, bawa sendiri peralatan mendaki dan berkemah.
  • Pengunjung wajib menerapkan protokol kesehatan saat mendaki, antara lain mengenakan masker, menjaga jarak aman, dan membatasi kuota di tenda (maksimal dua orang untuk tenda berukuran kecil).
  • Hindari pendakian di musim hujan karena trek menjadi becek dan licin.
  • Dilarang mendirikan tenda di area Pura Puncak Tulukbiyu.

Teks: Priscilla Picauly | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here