Sejak sepekan lalu, DKI Jakarta telah memasuki fase Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB) Transisi. Sejalan dengan isi Surat Edaran Nomor 672/SE/2020 Tentang Operasional Museum, Gedung Pertunjukan, Galeri Seni, Tempat Pameran, dan Gedung Pelatihan Seni Budaya di Lingkungan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, sejumlah objek wisata pun dapat kembali beroperasi, tak terkecuali beberapa museum populer di Jakarta.
Menurut Galih Hutama Putra, Kepala Satuan Pelaksana Sarana dan Prasarana Museum Sejarah Jakarta, yang hadir sebagai narasumber dalam program Sensasi di Bahana 101,8 FM pada Jumat, 9 Oktober 2020, museum-museum di bawah Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta dibuka kembali dengan menerapkan serangkaian protokol kesehatan.
“Pengunjung wajib melalui proses pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, dan melakukan transaksi secara cashless,” jelasnya. Selain itu, selama di dalam area museum, pengunjung juga wajib menjaga jarak dan selalu mengenakan masker.
Sudah tak sabar lagi wisata ke museum setelah berbulan-bulan diam di rumah? Inilah beberapa museum wajib kunjung di Jakarta yang bisa kamu datangi saat PSBB transisi.
Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah)
Warga Jakarta tentu sudah tak asing lagi dengan museum ikonis yang terletak di Kota Tua ini. Setiap akhir pekan, halaman di depan bangunan bekas balai kota Batavia ini selalu ramai oleh para pengunjung, baik yang sekadar bersantai, berwisata kuliner, hingga berkeliling naik sepeda.
Bila belum pernah berkunjung ke museum ini, tak ada salahnya untuk melihat-lihat koleksi yang tersimpan di dalamnya. Total ada sekitar 23.500 barang bersejarah di sini, baik dalam bentuk benda asli maupun replika.
Sebut saja replika Prasasti Ciaruteun yang merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara, perabot antik dari abad 17 sampai 19, meriam si Jagur, patung Dewa Hermes, dan mimbar Masjid Kampung Baru. Tak hanya itu, bangunan bergaya neoklasik ini juga memiliki penjara bawah tanah tempat Untung Suropati dan Pangeran Diponegoro pernah ditahan.
Jam operasional: Selasa-Minggu pukul 09:00-15:00
Tiket masuk: Rp5.000 (dewasa), Rp3.000 (mahasiswa), Rp2.000 (anak-anak)
Akses: Naik KRL dan turun di Stasiun Jakarta Kota, atau bus TransJakarta jurusan rute Blok M-Balai Kota dan turun di Halte Kota.
Museum Taman Prasasti
Di banyak kota di dunia, pemakaman tak lagi dianggap sebagai tempat angker, namun juga tempat yang romantis sekaligus melankolis. Di Paris misalnya, banyak pasangan menyatakan cinta di pemakaman Père Lachaise, tepatnya di nisan vokalis The Doors Jim Morrison, sastrawan Oscar Wilde, atau komposer Frédéric Chopin.
Di Jakarta sendiri, ada sebuah pemakaman yang berfungsi sebagai museum, yakni Museum Taman Prasasti. Terletak di Tanah Abang, Jakarta Pusat, pemakaman umum ini sejatinya dibangun pada 1795 dengan nama Kebon Jahe Kober. Pada masa Gubernur Ali Sadikin, pemakaman ini dipugar dan dibuka sebagai Museum Taman Prasasti sejak 1977.
Orang-orang terkenal yang dimakamkan di sini antara lain A.V. Michiels, seorang tokoh militer Belanda semasa Perang Buleleng; Dr. H.F. Roll, pendiri STOVIA; dan Olivia Marianne Raffles, istri Thomas Stamford Raffles.
Teduh dan jauh dari hiruk-pikuk, duduk-duduk di pemakaman seluas 1,3 hektar sambil menatap patung-patung malaikat yang menghiasi nisan ini mengingatkan akan film terkenal karya Wim Wenders berjudul Der Himmel uber Berlin (dibuat ulang oleh Hollywood menjadi City of Angels yang dibintangi Meg Ryan dan Nicholas Cage). Bila berkunjung di sore hari, lanjutkan kencan bersama pasangan di sebuah restoran Belanda Huize Trivelli yang berada tak jauh dari situ.
Jam operasional saat ini: Selasa-Minggu pukul 09:00-15:00
Tiket masuk: Rp5.000 (dewasa), Rp3.000 (mahasiswa), Rp2.000 (anak-anak)
Akses: Naik bus TransJakarta dan turun di Halte Monas di depan Museum Nasional, lalu berjalan kaki menyusuri jalan di samping museum.
Museum Nasional
Museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara ini sering disebut juga dengan Museum Gajah karena terdapat patung gajah pada bagian depan museum yang merupakan hadiah dari Kerajaan Thailand.
Di dalam, kamu juga bisa melihat berbagai koleksi arca museum ini yang berasal dari berbagai zaman. Salah satunya yang paling mencolok adalah arca Bhairawasetinggi setinggi lebih dari empat meter.
Koleksi lainnya yang tak kalah menarik adalah arca Nandiswara yang berbentuk lembu, seperangkat gamelan, tekstil, keramik, wayang, miniatur rumah adat, senjata tradisional, dan meriam kuno.
Saat ini, museum ini terbuka dengan jam kunjung terbatas. Sementara layanan kunjung daring untuk rombongan sekolah tetap dilayani dengan mendaftar di bit.ly/museumdaring.
Jam operasional saat ini: Selasa-Jumat pukul 09:00-15.00
Tiket masuk: Rp5.000 (dewasa), Rp2.000 (anak-anak)
Akses: Naik bus TransJakarta dan turun di Halte Monas di depan Museum Nasional
Selain tiga museum di atas, museum lain di Jakarta yang sudah beroperasi antara lain Museum MH. Thamrin, Museum Joang 45, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Tekstil, Museum Wayang, dan Museum Bahari.
Teks: Melinda Yuliani