Rute Gowes Seru di Yogyakarta, Bisa Lewati Atraksi Apa Saja?

Bagi sebagian besar traveler, Yogyakarta sudah tak asing lagi sebagai destinasi wisata. Bahkan, kota terpopuler kedua di Indonesia setelah Bali ini juga sering dikunjungi untuk melewatkan liburan akhir pekan.

Namun, dari sekian kali ke Yogyakarta, sudah pernahkah kamu mencoba keliling kota naik sepeda? Bagi pencinta sepeda, gowes keliling Yogyakarta adalah hal yang wajib dilakukan saat liburan di kota ini.

Apalagi, Yogyakarta semakin memanjakan pencinta gowes dengan berbagai fasilitas menarik. Sebelumnya, melalui aplikasi Jogjabike, wisatawan dapat dengan mudah menyewa sepeda dari sejumlah titik penyimpanan, termasuk Malioboro dan Titik Nol Jogja.

Kini, pencinta gowes semakin dimanjakan dengan diluncurkannya sejumlah rute wisata sepeda yang bisa diakses via aplikasi Jogja Smart Service di menu Gowes Kota Yogyakarta. Dengan demikian, kamu pun yang belum pernah menjejakkan kaki di Yogyakarta bisa berkeliling Kota Gudeg naik sepeda tanpa kesulitan.

Menariknya, rute-rute yang diluncurkan ini memiliki beragam tema dengan jalur dan jarak tempuh yang berbeda, sehingga bisa disesuaikan dengan minat dan preferensi. Berikut beberapa di antaranya.

1. Romansa Kota Lawas

Jarak tempuh: 12 kilometer
Titik awal: Kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Kotabaru
Titik akhir: Bendung Lepen, Griwangan

Sesuai namanya, daya tarik rute ini adalah sejumlah bangunan lawas, terutama di sekitar Kotagede yang menyimpan berbagai peninggalan yang masih tersimpan dengan baik. Sebut saja masjid dengan gapura yang menampilkan ciri khas arsitektur Hindu dan Buddha, kompleks makam pendiri kerajaan, hingga rumah-rumah tradisional dengan lorong-lorong sempit yang mengarah ke sejumlah bengkel seniman.

2. Tilik Jeron Benteng

Jarak tempuh: 8,8 kilometer
Titik awal: Pasar Klithikan Pakuncen
Titik akhir: Pasar Ngasem/Taman Sari

Bila rute sebelumnya melalui bangunan lawas, lain lagi dengan rute Tilik Jeron Benteng. Rute ini mengajak kamu untuk menyusuri situs-situs di sekitaran tembok pertahanan Keraton Yogyakarta, mulai dari Alun-alun Kidul Yogyakarta hingga Taman Sari. Tak hanya itu, di tengah perjalanan kamu bisa menyusuri Sungai Winongo yang asri, atau mampir di Kampung Patangpuluhan yang merupakan salah satu pusat seni dan budaya.

3. Jajah Kampung Susur Sungai

Jarak tempuh: 6,7 kilometer
Titik awal: Jalan Jenderal Sudirman
Titik akhir: Museum Monumen Diponegoro

Ingin menjelajahi Yogyakarta lebih dalam lagi? Kamu bisa menjajal rute ketiga ini. Sembari bersepeda, kamu bisa sekalian menikmati suasana di sekitaran Sungai Winongo dan Sungai Code di sisi barat Yogyakarta. Di kawasan ini juga, kamu juga sekalian bisa mampir di pasar untuk menikmati kuliner atau membeli kerajinan tangan yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

4. Jajah Kampung 2

Jarak tempuh: 6,5 kilometer
Titik awal: Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama
Titik akhir: Taman Makam Wijaya Brata

Rute ini masih menawarkan tema jelajah kampung, namun lebih berfokus pada atraksi sejarahnya. Di Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, misalnya, kamu bisa mengenal lebih dalam sejarah pembentukan TNI AD dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Menariknya, museum ini menawarkan instalasi interaktif, sehingga kamu pun dapat belajar sejarah dengan cara yang seru dan menyenangkan.

Dari museum ini, kamu bisa melanjutkan bersepeda menuju atraksi menarik lain di sepanjang rute, seperti Balai Yasa Yogyakarta untuk melihat proses perawatan dan perbaikan kereta, atau Taman Makam Wijaya Brata yang didirikan untuk mengenang jasa Ki Hajar Dewantara dan keluarga Tamansiswa.

5. Taman Pintar

Jarak tempuh: 6,1 kilometer
Titik awal: Taman Pintar Yogyakarta
Titik akhir: Jalan Tegal Turi (dekat Halte Tegal Turi)

Rute ini berawal dari Taman Pintar di pusat kota, tepatnya di Jalan Panembahan Senopati, hingga berakhir di sebuah lokasi di Giwangan yang akan menjadi Taman Pintar II. Saat bersepeda di rute ini, kamu bisa mampir di Kampung Prawirotaman yang ramai turis dengan berbagai penginapan berarsitektur unik, atau Kampung Keparakan yang merupakan salah satu sentra pengrajin di Yogyakarta.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here