Olahraga dan pariwisata adalah dua hal yang bila dipadukan dapat menciptakan keseruan tersendiri. Sebut saja lomba lari maraton yang tak hanya menyajikan balapan berskala internasional, namun juga mengajak pelarinya untuk menikmati atraksi wisata lokal.
Meski tahun ini sejumlah lomba lari mataron populer batal digelar demi mencegah penyebaran Covid-19, jangan ragu dan beranikan diri untuk mengikutinya tahun depan kalau pandemi sudah berakhir. Berikut beberapa di antaranya yang sayang untuk dilewatkan.
Jakarta Marathon
Biasanya, Oktober menjadi waktu yang dinantikan para pelari yang akan mengikuti Jakarta Marathon, lomba lari jalan raya terbesar di Indonesia, yang diikuti hingga 15.000 peserta. Tak hanya berisi peserta lokal, Jakarta Marathon turut diramaikan pelari asing, seperti dari Australia, Jepang, Inggris, hingga Kenya.
Diinisiasi oleh Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sapta Nirwandar (mantan Wakil Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Jakarta Marathon digelar pertama kali pada 27 Oktober 2013. Jakarta Marathon terbuka bagi segala tipe pelari yang dapat memilih lima kategori lomba, yaitu lomba Marathon (42,195 kilometer), Half Marathon (21 kilometer), 10K (10 kilometer), 5K (lima kilometer), dan Maratoonz (lari cepat bagi peserta anak).
Yang menarik dari Jakarta Marathon:
- Rute Jakarta Marathon sudah memperoleh sertifikasi dari World Athletics (asosiasi internasional federasi atletik) dan Association of International Marathons and Distance Races (AIMS) dengan tingkat elevasi 0 m/km.
- Tak hanya sebagai ajang olahraga, Jakarta Marathon juga digelar untuk mempromosikan pariwisata Jakarta, di mana rute yang dilewati melalui ikon-ikon ibu kota, seperti Kota Tua, Pasar Baru, Gereja Katedral Jakarta, Masjid Istiglal, Patung Pak Tani, dan Stadion Gelora Bung Karno.
- Masyarakat umum yang tidak mengikuti lomba masih dapat merasakan keseruan Jakarta Marathon melalui Jakarta Marathon Expo, yang digelar beberapa hari sebelum perlombaan. Biasanya terdapat stan para sponsor dan produk-produk unggulan yang dapat dibeli pengunjung.
Maybank Bali Marathon
Pertama kali digelar pada 2012, Maybank Bali Marathon kini dikenal sebagai salah satu lomba lari maraton populer di Indonesia. Tahun ini, Maybank Marathon ke-9 digelar dengan format baru, yakni Maybank Marathon Anywhere Virtual Run Challenge, yang berlangsung pada 28-29 November.
Balap lari virtual ini akan menghadirkan tiga kategori, yaitu 10K (10 kilometer), Half Marathon (21 kilometer), dan Marathon (42 kilometer) yang dapat diikuti di mana pun kamu berada dan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Pendaftaran dibuka hingga 27 November pukul 23:00 melalui laman resmi Maybank Maraton, tanpa dikenakan biaya.
Yang menarik dari Maybank Bali Marathon:
- Merupakan lomba lari internasional pertama di Indonesia yang meraih Bronze Label dari World Athetics (berarti memiliki setidaknya lima atlet dengan Bronze Label atau lebih tinggi, berlaku setiap gender, sehingga meningkatkan kualitas perlombaan).
- Maybank Marathon juga termasuk lomba lari Abbott World Marathon Majors (WMM) Wanda Age Group World Rankings, di mana peserta akan mendapat poin/peringkat sesuai kriteria Abbott WMM.
- Kehadiran Maybank Marathon untuk mempromosikan pariwisata Bali, seperti mengawali lomba dari Bali Safari and Marine Park di Gianyar dan melintasi jalur pedesaan sekitar Keramas, Medahan, Guwang, Saba, dan lainnya.
- Maybank selaku promotor lomba maraton turut menggelar kegiatan CSR untuk memberi bantuan peningkatan fasilitas pendidikan di beberapa sekolah sepanjang rute lomba.
Bromo Marathon
Gunung Bromo tak hanya menjadi ikon wisata di Jawa Timur yang sudah dibuka kembali bagi wisatawan sejak 28 Agustus lalu. Gunung berapi aktif yang kini dapat dikunjungi dengan kuota terbatas ini juga menjadi tuan rumah perhelatan Bromo Marathon. Pendiri Galanesia, Dedi Kurniawan, mendapat ide balap lari di kawasan Bromo dari koleganya asal Amerika Serikat yang sempat tinggal di kediamannya dan menjajal trek kasar sekitar rumahnya.
Dari pengalaman tersebut, lahirlah balap lari maraton yang tahun lalu sanggup menarik 1.800 peserta, baik dari dalam dan luar negeri. Bromo Marathon menawarkan empat kategori lomba, yaitu Full Marathon, Half Marathon, 10K, dan 5K. Tahun ini Bromo Marathon batal digelar dan diubah menjadi Bromo Marathon Virtual Remote Run yang sudah digelar pada 5-6 September.
Yang menarik dari Bromo Marathon:
- Selain olahraga, Bromo Marathon digelar untuk mempromosikan keindahan Tosari, kecamatan di Pasuruan yang memiliki delapan desa dengan sebagian besar dihuni suku Tengger. Tosari juga merupakan akses masuk ke kawasan wisata Gunung Bromo.
- Sebelum perlombaan, panitia biasanya menyiapkan acara hiburan bagi masyarakat, seperti bazar kuliner, lomba memasak, hingga pertunjukan seni dan budaya suku Tengger.
Toraja Marathon
Tak hanya pulau Jawa, nan jauh di Sulawesi Selatan juga punya lomba maraton yang diikuti peserta nasional dan internasional. Toraja Marathon merupakan lomba maraton pertama di Sulawesi yang sudah diadakan sejak 2016.
Memasuki tahun keempat, Toraja Marathon sudah menyiapkan tema Run the Sacred Highlands, yang sedianya berlangsung pada 18 April. Namun kemudian diundur menjadi 3 April 2021 karena pandemi yang masih berlangsung dan demi mencegah penyebaran Covid-19 secara meluas.
Toraja Marathon biasanya menggelar empat kategori lomba, antara lain 5K, 10K, Half Marathon (23 kilometer), dan Full Marathon (42 kilometer), dengan kombinasi road running yang datar dan berbukit. Trek yang dilintasi meliputi kampung adat berusia ratusan tahun, persawahan, bahkan pemakaman kuno.
Yang menarik dari Toraja Marathon:
- Trek yang dilintasi pelari akan melewati sejumlah objek wisata, seperti Suaya, Tampang Allo, Bebo, dan Kete Kesu.
- Toraja Marathon digelar sebagai daya tarik wisata yang tidak hanya berkaitan dengan budaya suku Toraja, tapi juga memberi kesempatan pelari merasakan keindahan alam dan keramahan warga lokal.
- Selain balap lari, Toraja Marathon juga dimeriahkan dengan turnamen e-sports, festival kuliner, dan festival kopi.
Teks: Priscilla Picauly | Editor: Melinda Yuliani