Kembali ke Masa Lalu dengan Mengunjungi Kota Air Kuno Dekat Shanghai (Bagian 2)

Dijuluki Oriental Paris, Shanghai menawarkan banyak pesona untuk ditelusuri. Namun, jika sudah berada di kota modern nan gemerlap ini, sisihkan satu hari untuk mengunjungi salah satu kota air kuno yang dapat diakses dengan berkendara selama beberapa jam. Jajaran kanal dengan jembatan batu melengkung, pemandangan bangunan lawas dan kehidupan warga lokal yang berlalu santai, merupakan pelarian sempurna dari Shanghai yang modern.

Inilah kota-kota air kuno dekat Shanghai yang wajib dikunjungi.

  • Zhujiajiao

Berlokasi di Distrik Qingpu dan hanya berjarak satu jam perjalanan dari Shanghai, Zhujiajiao diberkahi jajaran kanal, 36 jembatan kuno, pemukiman penduduk bergaya tradisional, dan Danau Dianshan, danau alami yang populer dengan wisata perahu. Berusia lebih dari 1.700 tahun, Zhujiajiao merupakan kota air kedua terdekat dari Shanghai, yang biasa dikunjungi jika hanya memiliki setengah hari untuk eksplor.

Nikmati suasana lawas Zhujiajiao dengan jalan-jalan di North Street, jalan kuno yang masih terpelihara dengan baik hingga saat ini, lengkap dengan jajaran bangunan dari era Dinasti Qing (1644-1912), serta deretan restoran, bar, dan kedai kopi. Zhujiajiao memiliki kantor pos yang dibangun di era Dinasti Qing, yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di zamannya. Pejalan dapat melihat koleksi surat lama yang ditulis di bambu dan kartu pos antik.

  • Qibao

Sama seperti Zhujiajiao, Qibao ideal bagi pejalan yang hanya memiliki sedikit waktu untuk melakukan side trip ke kota-kota air kuno. Secara garis besar, Qibao merupakan kota kuno mini yang berisi dua jalur perjalan kaki yang dihiasi toko-toko suvenir dan makanan ringan di sepanjang Qibao Old Street. Selain menyusuri Qibao Old Street, pejalan dapat kembali ke masa lalu dengan mencari tahu proses penyulingan minuman alkohol di Qibao Winery.

Dibangun selama periode lima dinasti 1.000 tahun lalu, nama Qibao bila diterjemahkan dalam bahasa Mandarin berarti tujuh harta. Nama ini berasal dari legenda tujuh harta karun yang terdapat Qibao, yaitu Gold Lotus Scripture, Magic Tree berusia 1.000 tahun, Big Bell Floated, Buddha Flown, Gold Cock, Jade Chopstick, dan Jade Axe.

  • Luzhi

Berlokasi di Taihu Lake Basin, dekat Suzhou, kota air kuno Luzhi dijuluki Pearl of the Five Lakes. Luzhi yang tidak seramai kota-kota populer lainnya, cocok bagi pencinta fotografi, arsitektur, dan penikmat budaya Tiongkok. Ada lebih dari 70 jembatan di Luzhi yang berasal dari berbagai dinasti, namun sekarang hanya tersisa 41. Banyaknya jembatan kuno di Luzhi melampui jumlah jembatan yang menghubungkan kanal-kanal di Venesia.

Bertandang ke Luzhi, berarti harus mengunjungi Kuil Baosheng yang dibangun pada 503 oleh Kaisar Jingming dari Dinasti Wei Utara (386-557). Kagumi juga Buddhist Statue Exhibition from Various Dynasties di Heavenly King Hall, yang memamerkan 56 patung Buddha yang terbuat dari perunggu, batu, porselen, dan giok. Sejarah Luzhi tidak hanya seputar bangunan bersejarah, juga termasuk tanaman ginkgo kuno yang menjadi simbol kota. Ada tujuh pohon ginkgo kuno di Luzhi, yang tertua berusia lebih dari 1.300 tahun dengan tinggi mencapai 50 meter.

  • Xitang

Terletak strategis di antara Shanghai, Hangzhou, dan Suzhou, kota air kuno Xitang dikagumi karena memiliki arsitektur unik dan fotogenik. Dengan sejarah berusia lebih dari 1.000 tahun, Xitang merupakan tempat kelahiran budaya Zhejian dan Jiangsun. Dekorasi rumah warga lokal masih mempertahan desain kuno dan pejalan dapat memasuki rumah-rumah lawas tersebut untuk mencari tahu bagaimana warga Xitang hidup di masa lalu.

Salah satu yang unik dari Xitang adalah perahu wupeng, alat transportasi tradisional yang berarti tenda hitam (wu berarti hitam, peng bermakna tenda). Di zaman dulu, perahu wupeng digunakan warga sebagai alat transportasi, memancing, pesta pernikahan, hingga acara pemakaman. Wisatawan dapat mengitari Xitang dengan menyewa perahu wupeng saat pagi atau sore hari yang merupakan waktu terbaik untuk menikmati kota ini.

Teks: Priscilla Picauly

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here