Rindu Naik Gunung? Gunung Papandayan Sudah Dibuka Kembali bagi Wisatawan

Taman Wisata Alam Gunung Papandayan di Jawa Barat kembali dibuka bagi wisatawan mulai 8 Juni, setelah ditutup selama beberapa waktu. Pembukaan objek wisata gunung yang terletak di Garut ini disertai penerapan protokol keamanan yang lebih ketat untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.

Memasuki era normal baru, pihak pengelola sudah menyiapkan protokol perjalanan yang wajib dipatuhi pengunjung, yang sepenuhnya dipantau oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Tiap operator tur juga sudah melakukan simulasi perjalanan yang meliputi prosedur penyemprotan disinfektan sebelum dan sesudah kunjungan, termasuk menyediakan fasilitas cuci tangan dan pembersih tangan bagi wisatawan.

Mereka yang datang dengan kendaraan pribadi, hanya dua orang yang diperbolehkan duduk berdampingan di tiap baris dengan menerapkan jarak sosial. Hal ini juga berlaku di dalam tenda, di mana hanya dua orang yang diizinkan menempati tenda berkapasitas empat orang dan antar tenda diberi jarak aman satu sama lain.

Selama berada di lokasi wisata, setiap orang tanpa terkecuali wajib mengenakan masker, sarung tangan, dan pelindung mata. Masing-masing pengunjung harus membawa pembersih tangan sendiri. Pihak Taman Wisata Alam Gunung Papandayan hanya akan mengizinkan pengunjung dengan kondisi kesehatan prima dan tidak menunjukkan gejala Covid-19 yang dapat memasuki area wisata.

Fotogenik dan Ramah Bagi Pendaki

Hutan Mati, ikonnya Gunung Papandayan yang kerap menjadi spot foto para pendaki

Gunung setinggi 2.665 meter di atas permukaan laut ini termasuk ramah bagi pendaki, terutama bagi yang tidak terbiasa melakukan aktivitas menantang. Trek pendakiannya nyaman, yang sebagian ditata dengan susunan batu pada trek berundak – dan fasilitas pendukung pun tersedia, seperti warung makan dan toilet, sehingga wisatawan dapat beristirahat dengan nyaman.

Papandayan yang ideal dikunjungi saat Februari menawarkan sejumlah titik terbaik yang fotogenik sebelum mencapai puncak. Inilah yang menjadikannya menarik sebagai destinasi pendakian dan fotografi. Bagi pendaki, inilah tiga titik ikonis dan fotogenik di Gunung Papandayan.

  • Hutan Mati

Ikonnya Gunung Papandayan yang menjadi spot foto para pengunjung. Rupa Hutan Mati yang dipenuhi jajaran pohon cantigi yang sudah mati dan menyisakan batang-batang kering memberi kesan seperti sedang berada di salah satu planet di film fiksi ilmiah.

  • Padang Edelweis

Bunga edelweis atau Anaphalis javanica merupakan tumbuhan endemik yang banyak ditemukan di sejumlah gunung di Indonesia, termasuk di Gunung Papandayan, terutama di Tegal Alun, puncak Gunung Papandayan. Area ini tidak dapat dikunjungi, sehingga para pendaki biasanya memilih ke Pondok Saladah dan Hutan Mati untuk melihat lebih dekat tanaman yang berperan menjaga ekosistem lingkungan sekitarnya. Karena itu jangan memetik tanaman ini ya saat mendaki gunung!

  • Kawah Belerang

Gunung Papandayan termasuk gunung api strato, yaitu gunung yang bentuknya seperti kerucut, sehingga area kawah belerangnya tidak berada di puncak gunung. Termasuk kawah aktif yang masih mengeluarkan asap belerang, pengunjung dapat melihat-lihat kawah belerang ini dan tetap berada di batas aman karena area ini diberi pagar pembatas.

Teks: Priscilla Picauly | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here