Virus Corona Mengancam, Jepang Tetap Adakan Festival Telanjang

Di tengah wabah virus corona yang telah menewaskan setidaknya 2.000 orang, Jepang tetap melangsungkan festival telanjang tahunan mereka. Festival yang dikenal dengan nama Hadaka Matsuri ini diikuti kurang lebih 10.000 pria di Prefektur Okayama. Hadaka Matsuri diadakan pada hari Sabtu ketiga bulan Februari, yang tahun ini jatuh pada 15 Februari.

Meski dinamakan Festival Telanjang, para pria yang terlibat dalam festival ini tetap mengenakan kain fundoshi untuk menutup bagian vital dan kaus kaki tabi di kaki mereka. Festival ini dipercaya telah dimulai sejak 500 tahun yang lalu dan diadakan untuk merayakan panen berlimpah, kemakmuran, dan kesuburan.

Festival dimulai pada pukul 15:20 waktu setempat di Kuil Saidaiji Kannon-in. Di awal acara, para pria akan berlari mengitari halaman kuil dan melewati air dingin yang nyaris membeku. Air ini dipercaya dapat menyucikan tubuh dan jiwa mereka. Perlu dicatat bahwa kegiatan ini dilakukan selama beberapa jam di tengah musim dingin dengan hanya mengenakan kain penutup bagian fital dan kaus kaki. Tentu saja bertahan agar badan tetap hangat menjadi tantangan tersendiri bagi para pria ini.

Seperti festival lainnya, Hadaka Matsuri juga menampilkan beberapa pertunjukan seni berupa tari-tarian tradisional dan penampilan drum dari kelompok wanita. Pusat jajanan di Gofuku-dori juga turut memeriahkan festival ini dengan membuka toko-toko mereka. Namun, acara puncak dari Hadaka Matsuri Ini baru akan berlangsung pada pukul 22:00. Di dalam kompleks kuil, para peserta berkumpul berdesak-desakan untuk mengikuti rangkaian acara selanjutnya. Tepat pada waktu yang telah ditentukan, pendeta kuil melempar ratusan ranting ke tengah-tengah kumpulan orang. Di antara ranting-ranting tersebut, terdapat dua tongkat bernama shingi yang dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan bagi orang yang menemukannya.

Rangkaian acara puncak ini berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Dengan hanya adanya dua tongkat keberuntungan dan ribuan orang peserta, tidak mengherankan lagi bila acara ini cukup brutal. Orang-orang berdesakan, saling sikut dan dorong, untuk mengejar ‘keberuntungan’ mereka tahun ini. Tidak jarang para peserta akan keluar dari kuil dengan badan penuh luka dan lebam.

Lalu, bagaimana usaha panitia penyelenggara untuk mencegah penyebaran virus corona yang juga sudah menjangkit Jepang? Ternyata, tidak banyak persiapan yang dilakukan oleh panitia. Hanya ada beberapa botol hand sanitizers yang disiapkan panitia di pintu masuk kuil dan di sekitar festival. Panitia juga menyarankan agar peserta tidak mengenakan masker dalam acara puncak Hadaka Matsuri karena dapat menghalangi pergerakan dan membahayakan diri.

Apakah Anda tertarik untuk mengikuti festival ini tahun depan? Jangan khawatir, Anda tidak perlu menjadi warga asli Jepang untuk turut serta dalam Hadaka Matsuri. Anda bisa mendaftarkan diri pada panitia dan mendapatkan kain fundoshi dan tabi. Setelah itu, Anda tinggal turut serta mencoba keberuntungan mendapatkan tongkat shingi.

 Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here