Lokomotif uap buatan tahun 1921 akan kembali menghiasi lintasan rel kereta di Solo. PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah meresmikan lokomotif uap kuno ini sebagai kereta wisata pada hari Minggu, 16 Februari 2020. Uniknya lagi, lokomotif dengan kode lambung D1410 ini merupakan lokomotif tipe D14 terakhir di dunia dan hanya ada di Solo.
Lokomotif ini didatangkan dari tempat restorasinya di Yogyakarta pada Minggu. Keberadaannya langsung menarik perhatian masyarakat yang sedang beraktivitas di car free day. Saat lokomotif uap buatan Jerman ini menyusuri jalur rel di pinggir Jalan Slamet Riyadi, tidak sedikit warga yang berlarian untuk mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel mereka.
Lokomotif uap ini akan menarik rangkaian kereta Djoko Kendil untuk membawa wisatawan melintasi kota Solo. Kereta Uap Djoko Kendil ini akan melengkapi wisata Kereta Uap Jaladara yang telah beroperasi sejak 2009. Rencananya, kereta uap ini akan mengambil rute hingga ke Sangkrah, Sukoharjo, Wonogiri, dan daerah sekitarnya. Rute ini lebih panjang dari Kereta Uap Jaladara yang hanya melayani rute Stasiun Purwosari – Stasiun Sangkrah sejauh lima kilometer.
Sama seperti Kereta Uap Jaladara, Kereta Uap Djoko Kendil ini akan singgah di beberapa titik pemberhentian untuk memberikan waktu bagi wisatawan dalam menikmati keindahan kota Solo. Oleh karena itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surakarta Hari Prihatno berharap agar Dinas Pariwisata Solo turut mempersiapkan destinasi wisata di Sukoharjo dan Wonogiri agar Kereta Uap Djoko Kendil tidak sekadar lewat saja.
Pemerintah Kota Solo juga belum menentukan harga perjalanan menggunakan Kereta Uap Djoko Kendil. Saat ini, pemerintah masih mempertimbangkan apakah akan memakai sistem sewa per trip seperti Kereta Uap Jaladara atau dijual secara ritel. Sebagai bayangan, harga paket wisata Kereta Uap Jaladara sebesar Rp 150.000 per orang dengan jumlah peserta minimal 60 orang.
Hasil Restorasi
Lokomotif uap D1410 siap digunakan setelah direstorasi di Balai Yasa Yogyakarta selama delapan bulan. Proses restorasi dimulai sejak April hingga November 2019. Proses yang cukup lama ini dikarenakan tim harus memastikan keadaan boiler untuk uap bisa bekerja dengan baik, ditambah lagi ada banyak suku cadang yang harus diganti. Hasil restorasi memastikan lokomotif yang berusia seabad ini telah siap digunakan.
Sebelum direstorasi, lokomotif uap ini disimpan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai monumen bersejarah. Pada masa kejayaannya, lokomotif uap ini menarik kereta melintasi rute Jakarta-Bogor-Sukabumi. Terakhir pada 1977, lokomotif ini melayani perjalanan Jakarta-Bandung. Dengan kembali beroperasinya kereta uap ini, Pemerintah Kota Solo berharap dapat memperkuat daya tarik wisata Solo sebagai kota warisan budaya.
Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani