Salah satu cara terbaik mengenal penduduk setempat adalah dengan mencicipi masakan khasnya, di mana versi aslinya biasanya jauh lebih enak, sehingga hal ini dapat berimbas pada keengganan untuk menyantap hidangan yang sama di tempat lain. Namun bisa juga sebaliknya, versi autentik suatu masakan ternyata lebih enak versi modifikasinya.
Semua itu tentu perlu dicari tahu. Yang pasti, mencicipi sebuah hidangan ternama di tempat asalnya tentu memunculkan kebanggaan tersendiri.
Baru-baru ini, Globehunters menganalisis lebih dari 50 negara di dunia berdasarkan beberapa faktor, seperti jumlah restoran di suatu kota, peringkat rata-rata dari seluruh restoran, persentase restoran fine dining di tempat tersebut, dan jumlah restoran vegan atau vegetarian, untuk membuat daftar destinasi wisata kuliner terbaik di dunia. Berikut adalah lima kota yang menempati peringkat teratas dalam daftar tersebut.
- Paris
Daftar destinasi kuliner terbaik di dunia ini tak bakal lengkap tanpa memasukkan Paris. Tiga restorannya masuk ke dalam daftar The World’s 50 Best Restaurants 2018, sementara lebih dari 80 restoran setidaknya memiliki satu bintang Michelin.
Namun, tak semua tempat makan di sini berupa restoran mewah yang menyajikan haute cuisine, karena warga Paris juga gemar melahap baguette yang baru dipanggang dari boulangerie (bakery) setempat, atau mencicipi keju dengan bau menyengat di fromagerie (toko keju). Oleh karena itu, di tiap distrik di Paris memiliki setidaknya satu pasar makanan yang menjual buah, roti, keju, hingga anggur, maupun kios-kios untuk makanan takeaway.
Bila ingin mengunjungi pasar-pasar di Paris bersama warga setempat, hubungi Localers and Meeting the French, Paris by Mouth, dan La Cuisine Paris. Penyuka kudapan manis dapat mengikut tur keliling toko permen, kue, dan cokelat terbaik di Paris. Biasanya, tur ini juga mampir di salah satu kafe terkenal, seperti Café de Flore dan Les Deux Magots yang dulunya sering dikunjungi penulis dan seniman terkenal, seperti Ernest Hemingway hingga Pablo Picasso. Setelah seharian beraktivitas, tutup malam dengan menonton pertunjukan kabaret di Moulin Rouge sembari menikmati makanan khas Prancis dan menyesap sampanye.
- Tokyo
Ibu kota negara menakjubkan ini adalah tempat Jiro Ono begitu terobsesi untuk membuat sushi sesempurna mungkin. Di sinilah juga orang wajib menyeruput ramen beserta kuahnya dengan berisik sebagai bentuk penghormatan kepada juru masak, selain di sinilah pula bersantap bukan hanya urusan rasa, namun juga tampilan visual.
Tokyo memiliki puluhan ribu restoran, yang saking banyaknya, tak ada buku panduan yang dapat dengan tepat merinci semua tempat makan di sini. Meski makanan cepat sajinya berkualitas baik, namun bila ingin benar-benar mencicipi masakan khas Jepang yang autentik, datanglah ke restoran sushi yang hanya menerima uang tunai dan menyediakan tak lebih dari sepuluh kursi, atau izakaya-izakaya yang selalu ramai dikunjungi para pekerja sepulang kantor, seperti di gang-gang di kawasan Shinjuku dan Shibuya.
Pada MICHELIN Guide Tokyo 2019, tercatat Tokyo memiliki 230 restoran berbintang Michelin, yang mesti turun dari tahun sebelumnya sejumlah 234, namun ada beberapa penambahan baru dalam daftar tersebut. Ibu kota Jepang ini memiliki tiga restoran baru yang berbintang dua, termasuk restoran sushi Kobikicho Tomoki.
Usuki Fugu Yamadaya juga kembali masuk dalam daftar tersebut dengan tiga bintang Michelin. Mengkhususkan diri pada fugu (ikan buntal dalam bahasa Jepang), restoran ini menyuguhkan sajian yang berpotensi beracun bila salah mengiris daging ikannya.
Rekomendasi lainnya adalah Azabu Yukimura di kawasan Azabu-Jūban yang merupakan restoran berbintang tiga Michelin yang menyajikan kaiseki (set menu Jepang) dalam presentasi yang unik, sementara Ginza Kojyu yang telah beberapa kali memenangkan penghargaan bergengsi menawarkan menu-menu musiman yang akan lebih nikmat bila disandingkan dengan sake Shizuoka dan shōchū.
- Barcelona
Walau tapas dan sangria bukan dari Barcelona, di kota ini banyak terdapat bar yang menyediakan tapas dengan berbagai minuman, dengan tentu saja, sangria yang paling populer. Bila tak tahu harus memulai dari mana, ikutlah tur bertema kuliner, seperti yang ditawarkan Eat Local yang mengajak untuk menjelajahi kawasan Sant Antoni dan El Poble Sec dengan berjalan kaki.
Tur ini akan dimulai dari Pasar Sant Antoni, di mana pemandu bakal membawakan nampan berisi aneka kroket untuk dibagikan, sebelum menuju beberapa restoran sederhana yang dikelola keluarga secara turun-temurun untuk mencicipi sejumlah makanan khas Catalan, seperti fideuá (mirip paella, namun berbahan dasar mi dengan seafood sebagai lauknya), canelons (pasta berbentuk gulungan yang bagian dalamnya diisi daging dan sayuran, lalu disiram saus tomat), dan crema catalana (mirip crème brûlée). Tur ini juga mengajak para pesertanya ke bodega (gudang anggur) untuk mencicipi cava (sampanye lokal).
Devour Barcelona juga memiliki tur serupa, dengan kunjungan ke Gracia yang masih sepi turis sebagai salah satu program andalannya. Di Barcelona, para pencinta kuliner juga akan dimanjakan di pasar-pasar, seperti Mercat de la Concepció yang dari luar mirip rumah kaca, Mercat de Santa Caterina yang beratap warna-warni, dan Mercat de la Barceloneta yang bertempat di bangunan modern.
- Lisbon
Setiap malam di Lisbon, keriuhan obrolan riang mengisi Mercado da Ribeira, pasar tradisional yang menjadi tempat keluarga dan kerabat berkumpul di sekitar meja kayu panjang sembari menikmati berbagai makanan yang dijual di sana. Di luar pasar, pelancong akan menjumpai deretan bangunan berusia ratusan tahun. Rumah-rumah tersebut memang tak sempurna, namun terlihat unik dengan hiasan pecahan ubin dan balkon dengan besi yang sudah mengelupas. Alunan musik fado terdengar dari bar-bar kecil di jalanannya yang berbatu.
Belakangan ini, suasana tersebut semakin berubah dengan kehadiran para koki dan pemilik restoran yang berniat mengubah pengalaman bersantap dengan menciptakan makanan yang lebih lezat dan beragam agar makanan Portugis pun makin dikenal di dunia kuliner internasional.
Chef José Avillez, misalnya, merupakan bintang kuliner paling terpopuler di Lisbon dan pemilik dari enam restoran, termasuk Belcanto yang merupakan restoran berbintang dua Michelin pertama di Lisbon.
Di dalam Mercado da Ribeira, koki-koki Portugis yang terkenal seperti Alexandre Silva dan Henrique Sá Pessoa telah membuka stall di sepanjang dinding belakang pasar, menyajikan berbagai hidangan khas yang disajikan dengan penuh kreativitas.
Wisatawan juga dapat menemukan hidangan Lisbon yang paling populer, seperti bacalhau (ikan cod yang sudah dikeringkan dan diasinkan) dan pastel de nata (kue tart telur khas Portugis), di berbagai sudut kota.
- London
Dengan banyaknya pengusaha di bidang kuliner yang mengawali kariernya di sini, tak heran bila semakin banyak restoran inovatif yang bermunculan di London. Sebut saja The Cheese Bar yang menyediakan berbagai menu berbahan susu, termasuk poutine (kentang goreng dengan serpihan keju dan saus kental) yang di sini disajikan dengan keripik kentang – bukan kentang goreng – yang diberi topping telur goreng, manisan pancetta, siraman dadih keju, dan saus daging asap. Sementara La Bodega Negra yang dari luar terlihat seperti toko seks ternyata merupakan restoran Meksiko dengan nuansa rustic namun elegan.
Bar-bar di London pun tak kalah menarik untuk disambangi. Meraih predikat sebagai bar terbaik di dunia selama empat tahun berturut-turut, Artesian di The Langham merupakan salah satu tempat yang mesti dikunjungi bila tertarik mencoba sesuatu yang baru. Bar berinterior unik dengan pagoda yang menghiasi dinding ini memiliki mesin slushie untuk membuat minuman-minuman terpopulernya, yaitu Mind Your Step dengan pecahan “kaca” (terbuat dari gula) yang bisa dimakan dan Affected Experience yang rasa berry-nya terus berubah di setiap sesapan.