Negara Manakah yang Paling Hijau di Asia Pasifik?

Seiring semakin banyak traveler yang sadar lingkungan, semakin menjamur pula destinasi di dunia yang mengimbanginya dengan melakukan berbagai hal, mulai dari melarang penggunaan plastik hingga mengembangkan teknologi untuk mengurangi jejak karbon, agar lingkungan tetap hijau dan udara segar.

Baru-baru ini Value Champion, perusahaan riset yang berbasis di Singapura, memeringkat negara-negara paling hijau di wilayah Asia Pasifik yang menghasilkan polusi, gas rumah kaca, dan limbah plastik yang relatif lebih sedikit, sembari mengadopsi praktik energi terbarukan, melestarikan ruang hijau, dan mempromosikan transportasi umum. Berikut ini adalah lima negara terhijaunya yang diurutkan dari peringkat kelima hingga pertama.

Selandia Baru

Selandia Baru memimpin dalam sejumlah kategori, termasuk kualitas udara, energi terbarukan, dan ruang hijau. Data juga menunjukkan bahwa Wellington memiliki konsentrasi rata-rata partikel udara PM 2.5 terendah (6 μg/m³) dari ibu kota mana pun selama 2018 dan juga memimpin dengan 24,6 persen produksi energi terbarukan. Namun, Selandia Baru juga memproduksi sampah plastik per kapita 0,3 kilogram per hari, atau kedua terbanyak di dunia.

Australia dan Korea Selatan

Australia dan Korea Selatan seri di peringkat ketiga dan keempat. Peringkat tinggi Australia didorong oleh peringkat teratasnya untuk ketegori polusi air dan udara, sementara Korea Selatan karena polusi air yang rendah, ruang hijau yang signifikan (63,4 persen dari negara tersebut berhutan), dan sistem kereta yang efisien. Walau demikian, keduanya dapat berbuat lebih bayak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca – Australia dan Korea masing-masing menempati peringkat ke-13 dan ke-12 untuk kategori ini.

Singapura

Singapura memiliki kinerja yang baik karena tingkat polusi air dan udara yang rendah serta sistem transportasi dan energi yang efisien. Misalnya, Singapura memiliki jaringan listrik paling efisien dalam hal kehilangan transmisi dan distribusi (hanya 1,8 persen dari total daya listrik yang dihasilkan). Negara ini juga menempati peringkat kelima dalam hal langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi polusi udara dan air. Satu hal yang perlu diperbaiki adalah ketergantungan rendah Singapura terhadap energi terbarukan, yakni hanya 1,8 persen dari total produksi energinya.

Jepang

Jepang menempati peringkat teratas dalam daftar ini karena nilainya yang tinggi di tujuh kategori yang dianalisis. Transportasi publik Jepang yang andal, air bersih, dan industri energi yang efisien adalah beberapa hal yang mendorong hal tersebut. Forum Ekonomi Dunia (WEF) juga memberi Jepang nilai tertinggi untuk layanan kereta di antara negara-negara dalam studi Value Champion, serta melaporkan bahwa hanya 2,3 persen dari populasi di negara itu yang terpapar air minum yang tidak aman. Selain itu, Jepang berada di peringkat keempat di Asia-Pasifik dalam hal energi terbarukan dan efisiensi jaringan.

Lantas di posisi manakah Indonesia dalam daftar tersebut?

Dari total 13 negara, Indonesia menempati peringkat kesembilan secara keseluruhan. Kategori polusi udara terutama yang perlu diperhatikan, karena menempati peringkat kedua terakhir – tepat di atas India. Indonesia unggul dalam hal emisi gas rumah kaca (peringkat ketiga setelah Fililpina dan India), limbah sampah (peringkat kedua setelah India), dan ruang hijau (peringkat keempat setelah Jepang, Malaysia, dan Korea Selatan).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here