Di Balik Ramuan Jamu

Jamu telah mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia, tak hanya sekadar di dapur, namun juga telah selalu terselip dalam traveling kit. Menghangatkan tubuh dengan jahe, meredakan batuk dengan jeruk nipis, menyembuhkan sakit perut dengan kencur, dan mencegah masuk angin dengan cairan herbal yang dijual dalam bentuk sachet adalah hal-hal yang dapat mendefinisikan ke-Indonesiaan seseorang.

Sistem penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan yang disebut jamu ini memiliki sejarah yang terentang lebih dari 1.300 tahun. Belakangan jamu bahkan diusulkan untuk mendapat pengakuan dunia sebagai warisan budaya asli Indonesia ke UNESCO.

Tradisi yang Membudaya

Pada awalnya, bercocok tanam hanyalah untuk menghasilkan pangan. Namun kemudian masyarakat mulai mengenal khasiat dari sejumlah tanaman dan menggunakannya untuk obat-obatan dan merawat kecantikan. Meskipun tak ada yang dapat memastikan kapan pastinya tradisi meracik dan meminum jamu ini muncul di Indonesia, banyak yang meyakini tradisi ini telah berjalan ratusan tahun dan diperkaya dengan masuknya pengaruh Hindu, Buddha, India, Cina, Kristen, dan Islam melalui perdagangan.

Menurut Prasasti Yupa yang berasal dari Kerajaan Kutai, diduga masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu meracik jamu sejak abad kelima Masehi. Bukti lain pemanfaatan tumbuhan untuk obat juga terukir pada relief Candi Borobudur yang memperlihatkan penggunaan berbagai jenis tanaman obat endemik di masa itu. Tradisi ini kemudian berkembang di Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Meski demikian, hanya mereka yang tinggal di lingkungan kerajaanlah yang mengenal dan meminum jamu. Begitu pun yang memiliki keahlian meracik jamu.

Seiring waktu, pembuatan jamu pun tak lagi secara tradisional. Era modern ini berawal pada abad 20, tepatnya di tahun 1910 ketika Tan Swan Nio dan Siem Tjiong Nio mendirikan Djamoe Industrie en Chemicalien Handel “IBOE” Tjap 2 Njonja (kini PT Jamu Iboe Jaya) di Surabaya dan memasarkannya ke berbagai wilayah di Indonesia. Hingga saat ini, tercatat 1.000 perusahaan dengan berbagai skala yang memproduksi jamu dalam bentuk bubuk, pil, hingga kapsul untuk merawat tubuh, memelihara kesehatan, meningkatkan kebugaran, maupun menyembuhkan penyakit.

Khasiat Jamu

Jamu memiliki berbagai khasiat, misalnya jamu beras kencur untuk menghilangkan nyeri pada tubuh dan merangsang nafsu makan; jamu kunir asam untuk menghindari panas dalam dan sariawan serta menyegarkan tubuh; jamu cabe puyang untuk menghilangkan pegal dan menurunkan demam; dan jamu pahitan untuk mengurangi diabetes, menghilangkan bau badan, dan menurunkan kolesterol.

WORTH TRYING
• Belajar membuat jamu di Waroeng Djamoe Hotel Tugu Bali, Canggu (www.tuguhotels.com)
• Menikmati aneka minuman jamu di buffet Satoo di Shangri-La Hotel, Jakarta (www.shangri-la.com/jakarta)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here