Tip Mengeksplor Pasar Tradisional di Asia

Banyak pasar tradisional di Asia yang merupakan tempat interaksi sosial bagi masyarakat setempatnya, sehingga tak heran bila gosip pun bergerak lebih cepat di seantero pasar ketimbang barang dagangan mereka. Karakter suatu tempat pun banyak terungkap saat seseorang mengunjungi pasar tradisional.

Namun, tak sedikit pula para pelancong yang merasa terintimidasi saat berkunjung kemari. Mereka bagai sedang terjebak dalam labirin penuh kekacauan di mana ayam-ayam berlarian, pedagang berteriak menjajakan dagangan mereka, dan pembeli yang tak malu lagi menyerobot antrean demi mendapatkan barang terbaik.

Padahal tak ada tempat yang lebih baik untuk mengenal sebuah kota selain pasar. Selain dapat mencicipi makanan setempat yang enak dan membeli barang dengan harga murah setelah aksi tawar-menawar, Anda pun dapat menikmati kesempatan mengamati penduduknya dari dekat.

Untuk pengalaman yang lebih baik selama mengeksplor di pasar, simak 10 tip berikut ini.

1. Tak perlu khawatir diperhatikan

Penduduk setempat sama penasarannya dengan Anda sebagai orang asing, sehingga jangan terkejut bila beberapa dari mereka menatap, menertawakan, atau bahkan menyapa “halo” saat Anda melewati jalan-jalan di pasar sibuk di Asia. Daripada menghindar, manfaatkan kesempatan ini untuk berinteraksi. Tunjukkan minat, dan pelajari sesuatu yang baru, seperti makanan khas yang dijual di pasar tersebut.

2. Datang lebih pagi

Dengan tiba di pasar lebih pagi, Anda tak hanya harus berhadapan dengan jumlah pengunjung yang lebih sedikit, namun penjual pun biasanya masih lebih sabar dan bersemangat sebelum cuaca mulai terik menjelang siang. Produk yang dijajakan juga masih banyak, sehingga pilihan pun lebih beragam.

Tip: Masih banyak pedagang yang menganggap penjualan pertama hari itu sebagai pertanda hari yang menguntungkan yang akan datang. Mereka biasanya akan lebih fleksibel saat menentukan harga untuk memastikan terjadinya transaksi. Karena itu, bila datang awal, terutama saat pedagang sedang menyiapkan toko, barang yang diinginkan bisa lebih mudah ditawar.

3. Belajar tawar-menawar

Tawar-menawar adalah bagian besar dari kehidupan sehari-hari di sebagian besar negara Asia. Kegiatan ini lebih dianggap sebagai permainan yang menyenangkan ketimbang sesuatu yang dapat menimbulkan rasa malu, atau bahkan lebih buruk lagi, rasa bersalah. Sadarilah bahwa bila Anda gagal menawar, itu juga menjadi kesempatan bagi pedagang untuk melambungkan harga yang mereka jual. Jangan juga merasa bersalah, pedagang tak akan menyetujui harga yang Anda berikan yang akan membuat mereka rugi. Selain itu, pastikan Anda menawar karena memang ingin membeli, bukan karena iseng ingin mengasah keahlian tersebut.

4. Mengeksplor pasar lebih dalam

Posisi meja dan gerobak yang ada di pasar tidak acak, atau berdasarkan siapa yang datang lebih dahulu, mereka yang mendapatkan tempatnya. Namun ada sistem tertentu berdasarkan senioritas dan biaya sewa yang dibayarkan. Kios-kios yang berada di lokasi paling menonjol, seperti di dekat pintu masuk atau di sudut jalan, biasanya paling mahal. Biaya untuk membayar sewa tempat ini juga berimbas kepada harga jual barang. Karena itulah, tanyakan harganya terlebih dahulu dan tunda pembelian, siapa tahu Anda menemukan barang yang serupa dengan harga yang lebih murah bila mengeksplor pasar tersebut lebih dalam lagi.

5. Berhati-hatilah akan barang palsu

Anda akan menemukan banyak tiruan dan replika murah di pasar di Asia. Jangan kesal jika iPhone yang sangat murah itu rusak pada panggilan pertama, atau logo Rolex terkelupas di dalam jam tangan. Tumpukan jeruk yang ada di gerobak penjaja minuman juga bukan berarti jus jeruk yang dijual segar, melainkan hanya merupakan minuman dengan pemanis buatan yang dibeli dalam jumlah besar dari sebuah toko kelontong kemudian dijual kembali. Setumpuk serutan kayu di lantai tidak berarti bahwa orang yang memegang ukiran kayu dan menjualnya adalah pengrajin lokal. Banyak pernak-pernik “buatan tangan” diimpor dari Cina, sehingga tak heran bila turis dapat menjumpai barang yang sama di negara lain di Asia Tenggara.

6. Semua pembelian bersifat final

Ya, bahkan bila barang tersebut sudah rusak sebelum sampai di hotel, Anda tak akan bisa menukarkan barang tersebut ke sang penjual. Karena itu, sebelum melakukan pembayaran, periksa dengan teliti barang yang akan dibeli. Hal ini juga berlaku untuk pembelian pakaian karena Anda tak akan bisa mencobanya seperti bila membeli di butik. Bahkan bila nantinya setiba di rumah Anda baru menyadari seharusnya membeli ukuran yang lebih besar, Anda tak akan dapat mengembalikannya.

7. Jangan bawa koper

Bila ke pasar sebelum ke bandara atau check-in, titipkan koper dan barang bawaan lainnya di hotel atau bandara. Pasar seringnya penuh sesak, sehingga ransel besar atau koper Anda akan menjadi penghalang. Bila membawa daybag sekalipun, pastikan untuk berhati-hati saat melalui kerumunan orang dan letakkan tas di bagian depan tubuh untuk menghindari kecopetan.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here