5 Kota di Dunia yang Nyaman Ditinggali

Tinggal di kota baru merupakan tantangan tersendiri walaupun kita sudah terlatih mengunjungi banyak tempat. Dengan segala kendalanya, ada beberapa kota di dunia yang tercipta mudah ditinggali, membuat siapa saja yang bertandang tidak terlalu memusingkan perihal kesejahteraan dan kenyamanan hidup di sana.

Tiap tahunnya Economist Intelligence Unit mencatat kota-kota yang paling nyaman untuk ditinggali, ditinjau dari segi keamanan, layanan kesehatan, kualitas makanan dan minuman, akses pendidikan, dan kualitas sarana transportasi. Kali ini Wina di Austria memuncaki peringkat, menggeser Melbourne yang sudah diakui kualitasnya. Tapi kali ini kami akan merangkum lima kota yang terus bertengger di daftar selama satu dekade terakhir, yang tentu saja menunjukkan konsistensi dan peningkatan upaya untuk menjadi kota yang lebih baik lagi.

Budapest, Hungaria

Selama 10 tahun terakhir ibu kota Hungaria menunjukkan peningkatan signifikan dari sisi infrastruktur dan pembangunan komunitas, dan hal ini disadari penuh oleh warganya. Contoh sederhana, makin banyaknya jalur untuk pengendara sepeda, bus dan trem yang beroperasi 24 jam, dan revitalisasi sejumlah area termasuk distrik the VIII yang populer. Budapest pun semakin dikenal sebagai tempat terbaik untuk menyeruput bir enak dan murah, yang juga dibarengi dengan perkembangan kedai kopi dan jajanan pinggir jalan. Walau kehadiran tren kuliner ini membuat the VIII semakin padat turis, tapi hal ini berpengaruh positif pada penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya bagi penduduk ekspatriat yang belum terlalu mahir berbahasa Hungaria.

Taipei, Taiwan

Kota di Asia Timur ini menunjukkan kenaikan peringkat setelah memfokuskan perbaikan infrastruktur dan layanan kesehatan. Kini, penduduk Taipei dapat menaiki kereta Metro yang mulai tersebar di seluruh area kota, termasuk yang menghubungkan ke bandara. Di bidang kesehatan, Taipei mengadopsi sistem layanan kesehatan dari Kanada begitu menguntungkan kaum ekspatriat yang berhak mendapatkan kartu dan layanan kesehatan yang ditanggung sepenuhnya, sejajar dengan warga lokal. Hal ini dapat dirasakan jika menjadi alient resident melalui pekerjaan, pernikahan, atau sekolah. Walau pada berbagai elemen kehidupan masih menggunakan bahasa Mandarin dalam percakapan, namun warga Taipei sendiri dikenal bersahabat dan ramah bagi pendatang, bersedia membantu, terlepas dari kendala bahasa yang membatasi.

Auckland, Selandia Baru

Satu hal yang disadari dari Auckland adalah kota ini begitu kaya akan budaya dan hal ini dimanfaatkan dalam pengembangan kota. Dipengaruhi budaya dari kawasan Pasifik, Asia, hingga Amerika Selatan, kota ini makin beragam dalam hal kuliner dengan banyaknya restoran dengan varian cita rasa. Perayaan kebudayaan selain milik lokal juga mulai diselebrasikan, seperti Tahun Baru Cina dan Festival Diwali. Keberagaman budaya ini juga dibarengi dengan membaiknya saranan kesehatan dan pendidikan, walau masalah lalu lintas masih perlu mendapat perhatian. Seperti para pendatang yang berniat menetap di area dekat pantai akan selalu menghadapi jalanan yang macet setiap saat.

Honolulu, Amerika Serikat

Perkembangan ibu kota Hawaii ini menanjak positif dalam 10 tahun terakhir bila ditinjau dari sisi pendidikan dan budaya, dan perubahan positif ini memengaruhi perkembangan ekonomi global dan gaya hidup dalam bermasyarakat. Honolulu diketahui aktif membangun komunitas walkable, seperti Ward Village yang memadukan area tempat tinggal dengan usaha ritel, di mana komunitas ini menyumbang peran dalam pembangunan HART rail system, sistem kereta api pertama di Honolulu yang aktif beroperasi pada 2020 dengan rute dari pusat kota hingga Kualaka’i. Kedatangan kaum ekspatriat dari Jepang dan negara lain di Asia turut memberi warna di Honolulu.

Kuwait, Kuwait

Perubahan konsep kota yang mulai terbuka dan menyerap budaya baru merupakan alasan utama Kuwait semakin diperhitungkan sebagai kota yang layak untuk ditinggali. Dulu, terdapat aturan ketat mengenai pertunjukan musik di ruang publik, kini, warga Kuwait bisa dengan mudah menikmati musik. Pengaruh globalisasi dan budaya Internet juga memengaruhi konsep kuliner internasional, walau komunitas lokal tetap memegang prinsip larangan mengonsumsi minuman beralkohol. Berada di kawasan strategis, berdampingan dengan Arab Saudi, Irak, dan Teluk Persia, menjadikan Kuwait sebagai pelabuhan penting dalam perdagangan internasional. Pendatang yang bekerja di sini diuntungkan dengan kebijakan bebas pajak penghasilan dan pajak penjualan, namun di sisi lain mereka yang ingin membangun bisnis di Kuwait wajib memiliki mitra bisnis orang Kuwait yang memegang kendali perusahaan 51 persen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here