Kota Kurang Populer di Eropa yang Layak Dikunjungi (Bagian 1)

London, Paris, Roma selalu padat turis dari tahun ke tahun, sehingga bila ingin mencari hal baru di Eropa, bertolaklah ke kota-kota yang belum terlalu populer berikut, terutama di kalangan pejalan Indonesia.

Granada, Spanyol

Kota di selatan Spanyol ini pernah menjadi lokasi syuting film Indiana Jones and the Last Crusade (1989) arahan Steven Spielberg yang mempertontonkan Taman Alam Cabo de Gata Nijar (kawasan pesisir yang dilindungi) dan Playa de Monsul (Pantai de Monsul). Kunjungan ke Granada biasanya terkonsentrasi di Istana Alhambra, benteng sekaligus istana megah di Bukit La Sabica yang didirikan oleh bangsa Moor dari Afrika Utara, namun banyak hal unik lain dapat ditemukan di kota abad pertengahan ini. Misalnya saja, bila berada di sini menjelang Paskah, masyarakat Granada menghadirkan prosesi Kristus bergaya Gipsi di gereja-gerejanya. Kota ini juga menjadi salah satu lokasi terbaik untuk menikmati pertunjukan musik dan tari flamenco, tarian yang dikembangkan para Gipsi yang memang banyak bermukim di Granada.

Akses: Untuk menuju Granada dilayani Qatar Airways (qatarairways.com) dengan transit di Doha dan Madrid. Dari Madrid, penerbangan ke Granada selama 2 jam dan 55 menit.

Bergamo, Italia

Sejauh mata memandang, kota kuno Bergamo di Provinsi Bergamo begitu memukau karena memancarkan pesona abad pertengahan yang autentik, terutama di area Citta Alta (Upper City) yang ikonik dengan tembok dari abad 16. Berada di kaki bukit Alpen, sekitar 40 kilometer timur laut Milan, kota yang pernah berada di bawah air ini – terbukti dari ditemukan sejumlah fosil yang kini tersimpan di Museum Ilmu Pengetahuan Alam Bergamo – tercatat minim kerusakan akibat Perang Dunia II, sehingga banyak situs arkeologi dan sejarah masih terjaga, salah satunya Gereja Santa Maria Maggiore. Dibangun pada 1137, gereja dengan arsitektur khas Romawi ini dihiasi lukisan Assumption of the VirginNativity dan Esther and Ahasuerus karya Giovanni Paolo Cavagna, pelukis Italia di era Renaissance. Tidak hanya sebagai tempat beribadah, gereja ini juga merupakan konservatorium selama 800 tahun dan telah banyak menghasilkan musisi ternama, seperti Pietro Locatelli, pemain biola dan komposer musik Barok. Pejalan dapat mengunduh Bergamo Quest, aplikasi panduan wisata di Bergamo yang menyertakan peta wisata, sekaligus menikmati permainan menyusun 31 puzzle ketika menjelajah “tempat-tempat tersembunyi” di kota ini.

Akses: Untuk menuju Bergamo, dapat melalui Milan, yang dari Jakarta antara lain dilayani Singapore Airlines (singaporeairlines.com) dengan transit di Singapura. Dari Milan, lanjutkan perjalanan naik kereta dari Stasiun Milano Centrale dengan kereta Trenord atau Trenitalia (goeuro.com) selama 48 menit.

Valletta, Malta

Ibu kota Malta ini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO yang baru saja dinobatkan sebagai Ibu Kota Budaya Eropa 2018. Valletta yang dikelilingi tembok pertahanan di area kota tuanya ini menawarkan pemandangan terbaik ke Grand Harbour, Tiga Kota, Pelabuhan Marsamxett. Di balik tembok, pejalan dapat menikmati suasana kota dengan menyusuri Jalan Republik menuju Jalan Merchant yang dipenuhi jalan-jalan sempit menuruni bukit menuju pantai. Selagi menyusuri jalan-jalan di kota ini, sesekali tengoklah ke atas untuk menikmati gallerija, balkon kayu khas Malta yang dicat warna-warni, yang konon merupakan pengaruh kultur Arab. Dulu, balkon-balkon tersebut krem, putih, hijau dan kuning pucat, namun kemudian banyak dipilih warna-warni terang. Tak lengkap berkunjung ke Valletta tanpa mengunjungi Katedral St. John Co-Cathedral yang bergaya Barok dan dirancang Girolamo Cassar, arsitek dan insinyur militer asal Malta. Di dalam katedral tersimpan lukisan Beheading of St. John the Baptist karya Caravaggio, pelukis Italia yang pada 1607 melarikan diri setelah membunuh seseorang di Roma. Untuk melihat lukisan sadis ini pengunjung wajib menunjukkan paspor yang memvalidasi mereka sudah cukup umur. Valletta juga memiliki banyak gereja kecil yang dapat dimasuki tanpa biaya.

Akses: Untuk menuju Valletta, dapat terlebih dulu menuju Luqa, yang dari Jakarta dapat menggunakan Turkish Airlines (turkishairlines.com) dengan transit di Istanbul. Dari Luqa, lanjutkan perjalanan dengan naik taksi ke Valletta selama 20 menit.

Porto, Portugal

Kota kedua terbesar di Portugal yang telah tiga kali dinobatkan sebagai Destinasi Terbaik di Eropa pada 2012, 2014, dan 2017 ini lebih kecil dibandingkan Lisboa. Kental dengan kultur Portugal yang autentik, kuliner di Porto pun kerap dipuja-puji para pecinta gastronomi. Hidangan khas Porto adalah ikan sarden yang paling direkomendasikan dicicipi dengan mengunjungi desa nelayan Afurada di sekitaran Sungai Douro. Jangan lewatkan pula cozido (aneka rebusan sayur, daging, dan sosis) dan sandwich Francesinha (roti isi ham, sosis, atau steik kemudian disiram keju cari, saus tomat, dan saus dari bir). Portugal pun memiliki tradisi tapas, yang oleh masyarakat setempat disebut petiscos yang tersedia di banyak kafe. Kecantikan Porto dapat dinikmati antara lain dengan menyusuri Sungai Douro naik kapal, selain berjalan-jalan di lorong-lorong abad pertengahan di Ribeira yang berlatarkan rumah-rumah bercat warna pastel dengan restoran dan kafe di tepi sungai. Atraksi lain di kota ini adalah Toko Buku Lello yang bergaya Neo-Gothic, Art Nouveau, dan Art Deco. Tempat ini menjadi terkenal terutama setelah diketahui di sinilah JK Rowling konon terinspirasi untuk menuliskan kisah Harry Potter.

Akses:

Porto dapat diakses dari Jakarta dengan Turkish Airlines (turkishairlines.com) selama 23 jam dan 35 menit, dengan transit di Istanbul selama 6 jam dan 50 menit.

Lille, Prancis

Kota ini layaknya museum terbuka dari masa Renaissance, di mana pejalan dapat menikmati benteng militer yang berdiri era Raja Louis XIV dan Old Stock Exchange yang mudah diakses dengan berjalan kaki. Seni juga berperan dalam pariwisata Lille, seperti di Beaux Arts Museum yang disebut-sebut sebagai Louvre kedua karena banyaknya koleksi karya yang ditampilkan di sini, terutama seni Eropa dari abad 15 hingga 20, termasuk karya-karya Reubens, Van Dyck, Goya, Delacroix, dan Rodin. Berdasarkan Penghargaan Atabula (penghargaan restoran kelas dunia), Lille berada di peringkat empat – setelah Bordeaux, Paris, dan Lyon – sebagai kota terbaik di Prancis untuk bersantap di restoran. Beragam hidangan di sini hadir dalam porsi besar dan pejalan direkomendasikan mencicipi cabonnade (daging yang direbus bersama bawang, bir, daun thyme, daun salam, dan mustard), selain potjevleesch (daging yang diawetkan dengan dimasak dalam pot dan dikemas rapat), serta tentu saja, keju Mont des Cats dan Maroilles. Nikmati semua hidangan tersebut bersama bir putih Blanche de Lille untuk sebuah pengalaman berkuliner yang membekas. Lille juga menawarkan aneka es krim, sorbet dengan rasa setempat yang unik, yaitu fleur de bière (beer flower) dan gin.

Akses: Lille dapat diakses dari Jakarta dengan AirFrance (airfrance.com) dengan transit di Kuala Lumpur, Amsterdam, dan Lyon. Penerbangan dari Lyon ke Lille sendiri berdurasi 2 jam dan 30 menit.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here