40 Ide Menjelajahi Nusantara Selama 2018 (Bagian 4)

Tahun 2018 mendatang, terdapat tujuh akhir pekan panjang dan enam hari libur nasional yang jatuh pada tengah minggu. Kebanyakan hari libur tahun depan jatuh pada Jumat dan Selasa, di mana itu berarti kesempatan emas untuk merencanakan liburan kecil ke berbagai tempat di Indonesia. Berikut kami pilihkan 40 aktivitas seru yang dapat dilakukan di negara yang tidak habis-habisnya dijelajahi ini.

31. Menyaksikan Semana Santa, Larantuka

Merupakan tradisi pekan suci menjelang Paskah yang telah berlangsung selama lebih dari lima abad di Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Semana Santa adalah warisan pendudukan Portugis di Larantuka. Seiring waktu, tradisi ini kemudian berakar di masyarakatnya dan tetap dijalankan setiap tahun.

“Semana” sendiri berarti pekan dalam bahasa Portugis dan “santa” merujuk ke sesuatu yang suci. Pekan suci bagi umat Katolik merupakan rangkaian panjang yang dimulai dari Rabu Abu (40 hari sebelum Paskah), kemudian berlanjut di Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan Minggu Paskah, di mana semua prosesi untuk mengenang penyaliban Yesus.

Puncak Semana Santa adalah mengarak patung Tuan Meninu (patung yang menyimbolkan masa kanak-kanak Yesus) di dalam peti menuju pelabuhan. Arak-arakan keliling kota akan berakhir dengan membawa patung Tuan Meninu naik kapal dan diiringi ratusan perahu.

Semana Santa selalu menarik perhatian peziarah, baik dari dalam maupun luar negeri, karena prosesi ini tak hanya melibatkan unsur keagamaan, namun juga menyertakan adat unik suku-suku yang sejak dulu diserahi tugas menggelar Semana Santa, yaitu suku Kabelen, Lewai, Raja Ama Koten (Diaz Viera da Godinho), dan Kea Alyandu.

32. Berfoto di Ladang Gemitir, Bedugul

Bunga gemitir bukanlah hal asing di Bali, karena masyarakat Hindu kerap menyertakan bunga ini pada canang (sajen). Akhir-akhir ini, nama Desa Temukus di Bedugul banyak dibicarakan di media sosial karena wisatawan berfoto di tengah hamparan ladang bunga gemitir yang dikelola masyarakat sekitar.

Untuk berfoto di sela-sela semak gemitir yang jadwal mekarnya tidak menentu ini, mintalah izin terlebih dahulu pada pemilik kebun dan bila sudah diizinkan, jangan merusak tanaman yang ada. Kebun bunga gemitir ini membentang di sepanjang jalan raya antara Bedugul dan Kintamani, sehingga akan sangat mudah menemukannya.

Berada di kawasan ini, jangan lewatkan berendam di kolam renang di tepi Danau Batur dan menghadap Gunung Batur dan Gunung Abang, tepatnya di Toya Devasya Natural Hot Spring & Camping Resort.

33. Menginap di Ecolodge Bukit Lawang

Bukit Lawang adalah sebuah desa di Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dilindungi UNESCO karena kawasan ini dihuni spesies orangutan Sumatera. Walau dapat dinikmati dengan hanya perjalanan satu hari dari Medan, untuk pengalaman melihat orangutan dan menikmati suasana hutan hujan Sumatera secara optimal, disarankan menginap satu atau dua malam di salah satu akomodasi di Bukit Lawang, seperti Ecolodge Bukit Lawang. Lagipula, dengan menginap di sini para tamu berkontribusi terhadap konservasi orangutan.

Ecolodge Bukit Lawang sendiri awalnya didirikan sebagai pelengkap kegiatan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bohorok yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian alam dan pengelolaan ekowisata yang tepat.

Sebagai akomodasi yang ramah lingkungan, tenaga listriknya dihasilkan solar panel, sementara cucian dicuci dengan sabun ramah lingkungan dan air limbahnya diproses sehingga Ph-nya tidak berbahaya untuk lingkungan. Jika ada serangga tidak pernah diberi racun.

Makanan dan minuman yang disajikan pun tidak menggunakan kelapa sawit, selain lebih sehat karena semua bahan ditanam secara organik dan ketika mengolah makanan tidak menggunakan penyedap rasa. Itu semua masih ditambah kopi yang disajikan di sini menggunakan merek Orangutan yang juga diproduksi secara organik. Merek ini pun ternyata telah diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat.

34. Sunrise di Punthuk Mongkrong, Magelang

Dari sekian punthuk (gundukan tanah) di Magelang, Punthuk Mongkrong lah yang tertinggi. Terletak di Lereng Menoreh, atau sekitar delapan kilometer dari Candi Borobudur, punthuk ini menawarkan panorama matahari terbit yang menawan dengan latar perbukitan yang kerap tertutup kabut tipis.

Di senja hari pun pemandangannya tak kalah indah karena Punthuk Sukmojoyo, Candi Borobudur, Gunung Merbabu, Merapi, dan Pegunungan Menoreh dapat terlihat dari sini. Bila ingin menikmati sunrise, datanglah pukul 05:00 dan pastikan membawa senter, karena jalanan menuju lokasi belum ada penerangan.

Selain itu, disarankan berkunjung antara Juni hingga Juli ketika matahari terbit di tengahtengah antara Gunung Merapi dan Merbabu. Punthuk Mongkrong sendiri, bersama Punthuk Sukmojoyo dan Pos Mati, merupakan bekas tempat Pangeran Diponegoro dan pasukannya mengintai pasukan Belanda. Karena Pos Mati adalah punthuk paling rendah, bila pasukan Belanda berhasil naik ke Punthuk Sukmojoyo, Pangeran Diponegoro akan naik ke Punthuk Mongkrong yang lebih tinggi.

35. Minum Kopi di Manggar, Belitung

Terletak di Belitung Timur, Manggar dijuluki kota seribu satu warung kopi, berkat melimpahnya warung kopi di sini. Tak jarang, warung-warung kopi ini pun terletak bersebelahan. Bagi warga Manggar, kopi bukan sekadar minuman pembangkit semangat, namun juga merupakan ritual sosial, di mana dengan berkumpul di warung kopi, mereka dapat bersosialisasi, bertukar kabar, dan bahkan menjalin kerja sama.

Warung-warung kopi di Manggar sekilas terlihat serupa, yaitu dilengkapi bangku dan meja panjang berbahan kayu dengan sekumpulan pria tampak merokok atau bermain catur, selain minuman yang dijual pun sama, yaitu kopi O (kopi hitam) dan kopi susu.

Diseduh dengan air panas yang dijerang menggunakan kompor, bubuk kopi disaring sebelum dituang ke gelas atau cangkir kecil. Para wisatawan biasanya mendatangi warung kopi terkenal, seperti Warung Kopi Atet di Jalan Sudirman.

Sebenarnya semua warung kopi di Manggar sama, yang membedakan mungkin hanya hidangan pendamping yang dijajakan, yang rata-rata berupa jajanan pasar, seperti pisang, roti, dan singkong, namun ada juga yang menyajikan bakmi dan hidangan sarapan lainnya. Warungwarung kopi di sini buka sejak pukul 04:00 dan banyak yang buka hingga larut.

36. Menjelajahi Bukit Jaddih, Madura

Pariwisata Madura tidak pernah terlalu tenar, hingga kemudian nama Bukit Jaddih muncul di media sosial. Merupakan bukit kapur yang terbentuk akibat penambangan batu kapur putih, Bukit Jaddih memiliki ketinggian yang berbeda dan tampilan yang berlainan, serta mengelilingi sebuah kolam berwarna toska. Sekilas, tempat ini mengingatkan akan Danau Kaolin di Belitung.

Sama seperti Danau Kaolin, tempat yang berada tak jauh dari Surabaya ini pun menawarkan lokasi berfoto yang eksotis, seperti di gua-gua kecil atau tangga batu kapur. Walau Bukit Jaddih terlihat aman untuk dijelajahi, pengunjung tetap dianjurkan untuk mengenakan masker, karena penambangan batu kapur ini masih aktif.

Untuk pengalaman Madura yang lebih lengkap, terutama bagi yang memiliki waktu lebih, dapat meneruskan perjalanan ke Sumenep untuk mengunjungi Gili Labak, pulau mungil yang dikelilingi pantai berpasir putih.

37. Berpesta di Upacara Penguburan, Tana Toraja

Di Tana Toraja, upacara penguburan yang disebut Rambu Solo’ lebih meriah dibandingkan upacara pernikahan. Terbagi menjadi dua bagian, yaitu begitu seseorang meninggal dan sebelum dikuburkan di tempat peristirahatan terakhir. Tradisi penguburan di gunung batu ini dimulai sekitar abad ke-17, ketika suku Bugis menginvasi Tana Toraja dan merusak makam nenek moyang.

Sebelumnya, peti berukir indah dan barang-barang berharga milik almarhum cukup diletakkan di dalam gua. Jarak antara waktu kematian hingga penguburan bisa bertahun-tahun. Namun sesuai ajaran Aluk Todolo, kematian baru benar-benar tiba bila upacara pemakaman telah terlaksana.

Selama upacara pemakaman belum diselenggarakan, orang yang meninggal masih diperlakukan seperti bernyawa. Bagi masyarakat Toraja, mengantar seseorang ke tempat peristirahatan terakhir merupakan hal yang penting, walau harus memakan dana hingga miliaran rupiah dan berlangsung berhari-hari.

Hal ini karena menurut pemeluk kepercayaan Aluk Todolo, orang yang meninggal akan menuju puyo atau tempat berkumpulnya roh. Namun, tidak setiap roh dengan sendirinya langsung masuk puyo, sehingga perlu upacara penguburan yang sesuai status sosial semasa ia hidup atau sang roh akan tersesat.

Informasi upacara penguburan biasanya cepat tersebar melalui Pusat Informasi Turis dan para pemandu wisata di hotel-hotel yang tersebar di Toraja, sehingga tak jarang para wisatawan pun dapat ikut menyaksikan rangkaian upacara penguburan yang unik tersebut. Dikelilingi pegunungan dan persawahan yang indah, Toraja memiliki sejumlah atraksi menarik yang akan membuat kunjungan ke Sulawesi Selatan tak terlupakan.

38. Bukit Warinding, Sumba Timur

Hamparan luas bukit sabana yang bergulung-gulung di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai, ini saking indahnya sampai sulit dipercaya kalau nyata. Merupakan sabana terluas di Sumba Timur, saat terbaik berkunjung ke sini adalah Juni hingga Oktober, ketika padang rumput menguning dan bila ditimpa cahaya matahari sore keemasan, visualisasi lagu Sting berjudul Fields of Gold akan tersaji di depan mata.

Usahakan datang pagi (sebelum pukul 10:00) atau sore (setelah pukul 16:00) agar kulit tidak terbakar matahari, berhubung di sini tidak ada pohon untuk berlindung. Lagipula, di pagi hari biasanya tampak kawanan kuda sedang merumput, sehingga padang rumput ini akan terlihat semakin eksotis.

Untuk sebuah pengalaman Sumba yang terlupakan, datanglah antara Februari dan Maret, ketika sedang berlangsung Pasola yang merupakan bagian dari Nyale atau saatnya cacing-cacing laut memenuhi perairan di sekitar Nusa Tenggara.

Pasola sendiri adalah perang lembing antara dua tim yang masing-masing terdiri 100 orang. Pertandingan berdarah ini merupakan bentuk persembahan kepada para dewa agama Marapu, supaya mereka dianugerahi panen yang melimpah.

Pasola berlangsung di empat tempat di Sumba secara bergantian, yaitu Kodi dan Lamboya (Februari) serta Wanokaka dan Gaura (Maret). Cari tahu tanggal dan lokasi pastinya dari hotel-hotel di sekitar Waingapu atau Waikabubak.

39. Snorkeling di Lava Flow, Banda Neira

Perairan di sekitar Banda Neira masih terjaga, sehingga menyediakan atraksi untuk dijelajahi dengan snorkeling, salah satunya di situs bernama Lava Flow. Sesuai namanya, tempat ini adalah area perairan yang dialiri lava ketika Gunung Api Meletus pada 1988. Karena abu vulkanik yang subur, karang di sini pun melimpah. Di sekitar karang yang sehat, tentu saja banyak ikan merubung.

Walau mungil dan terpencil, Banda Neira tertata rapi dengan jalanan yang telah mulus beraspal dan sinyal seluler pun terpancar kuat di hampir di seantero pulau. Bangunan tua dengan cat yang mengelupas dimakan usia tampak di setiap langkah. Kepulauan Banda adalah gugusan 10 pulau vulkanik di Laut Banda.

Hingga pertengahan abad ke-19, kepulauan ini, terutama di Pulau Banda Besar, merupakan satu-satunya penghasil pala di dunia, sehingga merupakan pemandangan yang biasa bila mendapati sepanjang jalan di Banda Neira dimanfaatkan untuk menjemur pala, komoditas yang pernah lebih berharga dibanding emas di Eropa.

40. Menikmati Hammock di Masigit, Padalarang

Lain kali berakhir pekan ke Bandung, lanjutkan perjalanan hingga ke Padalarang untuk menuju Tebing Masigit. Tempat ini belakangan populer karena menawarkan extreme hammock, di mana hammock tak lagi diikatkan di antara dua pohon, namun di antara puncak tebing karst pada ketinggian hingga puluhan meter.

Berbeda dengan panjat tebing, tidak diperlukan keahlian khusus untuk menikmati extreme hammock ini, selain pengunjung juga tak perlu membawa perlengkapan outdoor, seperti tali webbing atau karamantel, karena semuanya telah disediakan. Meski demikian, kegiatan ini tetap memerlukan pengawasan dari profesional.

Selain mesti merayap di atas tali dengan bantuan safety gear, tantangan lain yang harus diwaspadai adalah ketika angin berhembus kencang dan menggoyangkan hammock. Saat terbaik bersantai di hammock adalah menjelang senja untuk menikmati panorama sunset dari ketinggian.

Sebelum hari kedatangan, buatlah janji dengan salah satu pengelola extreme hammock (Irawan T. 085795094115 atau Doddy T. 087825494489) agar memastikan ketersediaan fasilitas yang per orangnya dikenai biaya Rp 250.000 ini. Bila datang minimal lima orang, tersedia bonus kudapan dan tiket masuk Stone Garden atau hamparan bebatuan kapur eksotis yang berada tak jauh dari sini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here