Uniknya Pantai-pantai di Banyuwangi yang Berombak Dahsyat

Banyuwangi dinilai sebagai salah satu kota di Jawa Timur yang sudah siap membuka destinasi wisata di tatanan normal baru, termasuk matang dalam merancangkan tiga tahapan pemulihan untuk sektor pariwisata daerah, yakni darurat, pemulihan, dan new normal. Sejumlah destinasi populer mulai buka secara bertahap, termasuk objek wisata pantai yang membentang di pesisir selatan Jawa.

Terkenal dengan ombak dahsyat dan kontur bebatuan yang unik, wisata pantai di Banyuwangi menawarkan karakteristik berbeda dibanding pantai-pantai lain di Indonesia Timur yang cenderung berpasir putih nan lembut dan gradasi air laut yang memukau. Pejalan yang siap bertualang lagi, inilah pantai-pantai favorit di ujung Jawa Timur.

  • Pantai Pulau Merah

Identik dengan bukit kecil dekat bibir pantai, Pantai Pulau Merah menjadi favorit wisatawan karena menawarkan area pantai yang luas dan tampak cantik saat mentari terbenam. Berlokasi di Desa Sumber Agung, Pantai Pulau Merah dapat diakses dengan berkendara sekitar tiga jam dari pusat kota Banyuwangi. Dulunya, pantai ini disebut Pantai Ringin Pintu, namun berganti nama menjadi Pulau Merah karena tanah pada bukit kecil yang dapat dikunjungi saat air surut berwarna merah.

Dekat pantai terdapat Pura Tawang Alu yang sudah ada sejak 1980-an, yang kerap dijadikan sentra penyelenggaraan upacara sakral umat Hindu. Dengan tipikal ombak yang dahsyat, Pantai Pulau Merah sering dikunjungi peselancar dan tahun lalu sempat menjadi tuan rumah kompetisi Gandrung Surf Competition yang diikuti peserta dari dalam dan luar negeri.

  • Pantai Bama

Wisatawan harus mendatangi Taman Nasional Baluran terlebih dulu untuk menyambangi Pantai Bama yang berjarak delapan kilometer dari gerbang masuk. Pantai Bama dikelilingi hutan bakau, di mana pengunjung dapat menyusuri jembatan untuk menikmati suasana sekitar atau memancing di ujung jembatan pandang. Kontur pantai memungkinkan pejalan untuk berenang dan snorkeling, disarankan untuk membawa peralatan menyelam sendiri.

  • Pantai Plengkung

Disebut juga G-Land, Pantai Plengkung ditemukan saat Mike dan Bill Boyum asal Amerika Serikat melakukan ekspedisi pada 1972. Menghadap langsung Samudra Hindia, Pantai Plengkung memiliki ombak yang dahsyat, itulah sebabnya pantai ini favorit untuk berselancar.

Pantai Plengkung diakui sebagai salah satu spot selancar terbaik di Asia Tenggara, termasuk satu dari tujuh ombak terbaik di dunia dengan ketinggian mencapai delapan meter dan panjang hingga dua kilometer. Ombak di Plengkung dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu Kong Waves (tinggi ombak antara 6-8 meter), Speedis Waves (tinggi ombak antara 5-6 meter), dan Many Track Waves (tinggi ombak antara 3-4 meter).

  • Pantai Sukamade

Pantai Sukamade identik sebagai tempat penangkaran penyu dan pelepasan tukit ke laut lepas. Sekitar 90-an kilometer dari pusat kota Banyuwangi, akses menuju Pantai Sukamade cukup menantang melewati trek terjal melintasi kawasan hutan. Jika hujan turun, perjalanan semakin sukar dilalui karena nantinya mesti melintasi dua sungai besar. Pantai Sukamade yang berada di dalam Taman Nasional Meru Betiri ditemukan pihak Belanda pada 1927.

Dulu, terdapat puluhan penyu yang menjadikan Pantai Sukamade untuk bertelur. Namun sekarang banyak nelayan yang memarkir kapal-kapalnya di sini dengan lampu terang-benderang, tentu saja ini membuat kawanan penyu takut untuk mendekati pantai, mengingat binatang ini membutuhkan suasana tenang dan gelap gulita untuk bertelur.

  • Pantai Boom Marina

Terletak dekat pusat kota Banyuwangi, Pantai Boom Marina menjadi ikon wisata baru yang marak seliweran di media sosial. Dulunya, objek wisata ini merupakan pelabuhan internasional bernama sama. Terletak strategis, Thomas Stamford Raffles rencananya akan menjadikan Pelabuhan Boom sebagai pelabuhan hub yang menghubungkan Asia Tenggara dengan Australia, namun rencana tersebut gagal karena Inggris menyerahkan kekuasaannya ke Belanda.

Sebelum menghampiri area pantai, pengunjung akan menghabiskan waktu berpose di jembatan lintas (causeway) yang berbentuk spiral, merupakan objek ikonis Pantai Boom Marina. Dekat pantai juga terdapat rumah lawas peninggalan Belanda yang kini tampak cantik setelah dipugar.

  • Pantai Wedi Ireng

Jika dilihat dari atas, Pantai Wedi Ireng berbentuk seperti huruf W, dengan garis pantai yang panjang dan bebatuan di tengah pantai. Berlokasi di Desa Pancer yang tersembunyi, membuatnya kurang populer dibanding pantai-pantai lainnya di Banyuwangi.

Berbeda dengan pantai-pantai di pesisir selatan Jawa yang biasanya berombak tinggi, Pantai Wedi Ireng menawarkan suasana menyenangkan dengan pasir putih dan ombak yang landai. Pengunjung dapat menyelam di perairan Wedi Ireng, di mana pihak pengelola menyewakan peralatan snorkeling, namun demi keselamatan saat berwisata di tengah pandemi, sebaiknya bawa perlengkapan pribadi.

  • Pantai Pancer

Berlokasi di Desa Sumber Agung dan satu jalur dengan Pantai Pulau Merah, Pantai Pancer identik dengan jajaran kapal nelayan. Berasal dari nama pengendali perahu, Pantai Pancer kerap dikunjungi wisatawan yang ingin memancing atau bermain selancar. Biasanya mereka akan menunggu hingga petang untuk melihat matahari terbenam, yang diakui sebagai salah satu tempat terbaik untuk menikmati momen sunset di Banyuwangi.

Teks: Priscilla Picauly

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here