Liburan ke Maladewa Bisa Makin Mahal karena Aturan Baru Ini

Selama ini, Maladewa sudah dikenal sebagai salah satu destinasi wisata paling mahal di dunia. Tapi jangan kaget, tempat ini bisa jadi makin mahal dengan adanya aturan baru yang diberlakukan akibat pandemi Covid-19. Aturan ini mencakup kewajiban tes Covid-19 hingga waktu kunjungan minimal 14 hari.

Maladewa sendiri berencana untuk membuka kembali pariwisata internasional mulai 1 Juli mendatang. Untuk dapat berkunjung ke kepulauan romantis ini, pelancong harus mengajukan visa dengan biaya hingga 100 dolar AS atau sekitar Rp 1.400.000. Padahal sebelumnya, Maladewa memberikan visa turis dan visa kedatangan gratis yang berlaku selama 30 hari. Bukan hanya itu, pelancong juga harus menyiapkan bukti tes negatif Covid-19 dengan masa berlaku satu minggu sebelum keberangkatan.

Sesampainya di Maladewa, pelancong harus menjalani tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dengan biaya 100 dolar AS. Selama menunggu hasil tes, pelancong diwajibkan untuk diam di dalam kamar hotel yang ditunjuk. Hasil tes diperkirakan akan keluar dalam jangka waktu 3 hingga 12 jam. Selain itu, pelancong juga diwajibkan untuk tinggal di Maladewa selama paling tidak 14 hari. Kebijakan terakhir ini yang mungkin akan cukup menyulitkan wisatawan, mengingat biaya menginap yang tidak murah di negara kepulauan ini. Waktu 14 hari bukan masa yang singkat dan tidak semua orang mau menghabiskannya di satu tempat. 

Maladewa telah menutup perbatasannya untuk turis internasional sejak 27 Maret. Keputusan ini membawa dampak signifikan terhadap ekonomi negara yang sangat bergantung pada industri pariwisata. Sektor ini menyumbang 28 persen PDB (Produk Domestik Bruto) negara tersebut dengan lebih dari 1,7 juta pengunjung pada 2019 lalu. Dengan adanya pandemi Covid-19, Maladewa mencatatkan nol kunjungan sejak Maret, sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam 47 tahun terakhir. Kini, Maladewa seperti negara-negara lainnya yang tengah berusaha membangkitkan kembali industri pariwisata sambil memastikan keamanan dan keselamatan warga setempat maupun wisatawan.

Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here