Kenali Gunung Everest, Sang Dewi Langit

Banyak yang hanya mengenalnya sebagai salah satu titik tertinggi di dunia, yang termasuk dalam jajaran Seven Summits (tujuh puncak gunung tertinggi di dunia). Selebihnya, kita miskin informasi mengenainya. Inilah sejumlah fakta menarik mengenai Gunung Everest.

1. Pada 1955, ahli survei dari India mengunjungi Everest dan melakukan pengukuran resmi mengenai tinggi gunung. Menggunakan peralatan terkini pada saat itu, mereka mencatat ketinggian di angka 20.029 kaki (8.848 meter di atas permukaan laut), yang hingga kini menjadi angka resmi yang diakui pemerintah Nepal dan Tiongkok. Tapi pada 1999, tim ekspedisi dari National Geographic menempatkan perangkat GPS di puncak dan mencatat ketinggian Everest adalah 29.035 kaki (8.849 meter di atas permukaan laut), kemudian di 2005, tim dari Tiongkok juga melakukan pengujian ketinggian dan hasilnya berbeda dari perhitungan sebelumnya, yaitu 29.017 kaki (8.844 meter di atas permukaan laut).

Yang menjadi pertanyaan, manakah perhitungan yang tepat? Untuk saat ini ketinggian resmi Everest adalah 29.029 kaki, namun angka ini mungkin berubah karena akan dilakukan pengukuran ulang, menyusul fakta gempa bumi pada 2015 yang memengaruhi ketinggiannya.

2. Mencapai puncak tertinggi di dunia ini merupakan perjuangan berat. Perjalanan sekali seumur hidup dianggap sebagai pencapaian terbesar, namun bagi sebagian pendaki, tak cukup untuk mendaki Everest sekali saja. Sebut saja Kami Rita Sherpa yang sudah mendaki Everest sebanyak 22 kali, menjadikan dirinya sebagai orang yang paling banyak melakukan pendakian ke Everest. Lhakpa Sherpa yang berprofesi sebagai pemandu gunung juga memegang rekor sebagai wanita yang paling banyak mendaki Everest, di mana ia sukses mencapai titik tertinggi dunia ini sebanyak sembilan kali.

3. Bagi sebagian besar pendaki, mencapai titik tertinggi Everest membutuhkan waktu beberapa hari dengan melakukan perhentian di beberapa kamp untuk beristirahat. Namun sebagian orang memiliki kemampuan dan stamina luar biasa, sehingga bisa mencapai summit dalam waktu cepat, dengan menempuh akses dari sisi selatan di Nepal, yang dilakukan oleh Lakpa Gelu Sherpa.

Pada 2003, ia berhasil mencapai summit dari basecamp hanya dalam waktu 10 jam dan 56 menit. Di puncak, ia hanya menikmati pemandangan sekian menit sebelum berjalan kembali dan mencetak total perjalanan hanya 18 jam dan 20 menit. Lain hal dengan pendaki asal Italia, Hans Kammerlander, yang berhasil membukukan rekor pendakian 16 jam dan 45 menit melalui sisi utara Tibet.

4. Kebanyakan pendaki yang menjajal keangkukan Everest berusia sekitar 30 hingga 40-an. Tapi usia bukanlah penghalang untuk mencapai salah satu gunung yang ingin ditaklukkan banyak orang ini, salah satunya adalah pendaki Yuichiro Miura dari Jepang yang berusia 80 tahun saat mencapai Everest pada 2013. Sedangkan Jordan Romero dari Amerika Serikat, baru berusia 13 tahun saat ia berhasil menjejakkan kaki di Everest pada 2010. Saat ini pemerintah Nepal dan Tiongkok menerapkan aturan dengan membatasi usia minimal 16 tahun untuk mendaki, sedangkan untuk pendaki senior mesti melalui sejumlah tes kesehatan sebelum menjalani ekspedisi.

5. Dalam tradisi Buddha, Himalaya dikenal sebagai Chomolungma, yang diterjemahkan sebagai dewinya pegunungan. Titik tertinggi ini diyakini sebagai tempat suci, sehingga setiap pendaki diharapkan untuk melakukan izin sebelum mendaki demi keselamatan. Biasanya pendaki akan melakukan seremoni puja, ritual tradisional yang digelar di basecamp. Seremoni ini akan dipimpin seorang Lama bersama beberapa biksu yang akan membangun tumpukan batu di campsite.

Lama dan para biksu akan mendoakan keselamatan para pendaki, memberkati mereka dan peralatan yang digunakan, sedangkan bagi orang Sherpa (penduduk lokal yang tinggal di pegunungan), ini merupakan bagian penting yang sudah dilakoni ratusan tahun, sehingga mereka sangat mengapresiasi tradisi ini sebelum memulai perjalanan.

Teks: Priscilla Picauly

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here