Jepang Potong 800.000 Bunga Tulip untuk Cegah Pengunjung Datang

Memasuki April, warga Jepang biasanya akan memenuhi taman-taman kota untuk menikmati keindahan musim semi. Bukan hanya bunga sakura yang bisa dinikmati, Jepang juga memiliki taman dengan bunga-bunga tulip indah. Salah satu taman yang paling besar dan terkenal ada di Sakura Furusato Square, Kota Sakura, Prefektur Chiba.

Taman ini dipenuhi deretan bunga tulip beraneka warna yang terhampar di depan kincir angin khas Belanda. Kincir angin ini merupakan simbol hubungan Jepang-Belanda yang diberi nama De Liefde atau The Love. Nama ini diambil dari kapal laut Belanda pertama yang tiba di Jepang tahun 1600-an. Di tempat ini juga festival bunga tulip terbesar di Jepang, Sakura Tulip Festa, diadakan.

Sayangnya, tahun ini kemeriahan festival bunga tulip harus dibatalkan. Pemerintah Jepang telah mengumumkan keadaan darurat untuk hampir seluruh wilayah, termasuk Prefektur Chiba. Orang-orang diimbau untuk diam di rumah dalam usaha menekan penyebaran virus corona. Meski festival telah dibatalkan, tetap ada saja warga yang datang ke Sakura Furusato Square untuk melihat bunga tulip yang mulai bermekaran. Usaha pemerintah setempat untuk menutup tempat-tempat parkir tampak tidak membuahkan hasil bila melihat banyaknya orang yang datang.

Sekitar 400 orang terlihat memenuhi taman ini pada 11 April, minggu pertama sejak Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat untuk Prefektur Chiba. Penetapan keadaan darurat ini tidak diikuti dengan kekuatan hukum yang kuat sehingga banyak dilanggar.

Menyadari hal ini, Pemerintah Kota Sakura pun harus memutar otak untuk menghentikan orang-orang datang. Apalagi di beberapa minggu ke depan bunga tulip diperkirakan akan mekar sempurna, yang pastinya akan mengundang lebih banyak lagi orang untuk datang. Penutupan taman sendiri sulit untuk dilakukan karena lokasi Sakura Furusato Square yang terbuka, ditambah areanya yang sangat luas. Akhirnya, pemerintah setempat memutuskan untuk mengambil langkah ekstrem. Bunga-bunga tulip yang jumlahnya mencapai 800.000 batang terpaksa dipotong.

Pemerintah Kota Sakura menyebutkan keputusan memotong semua tulip ini sangat disayangkan. Namun langkah ini harus dilakukan untuk menghentikan orang-orang datang berkunjung. Menjaga bunga untuk tetap mekar akan lebih berbahaya karena pasti akan menarik kerumunan orang di tengah pandemi corona. Saat ini, ada lebih dari 11.000 kasus positif corona di Jepang dengan angka kematian sebesar 281.

Langkah yang diambil oleh Kota Sakura menuai pujian dari banyak orang. Beberapa orang mengungkapkan rasa sedih mereka untuk para petani yang harus memotong hasil kerja keras mereka. Lainnya merasa kasihan untuk bunga-bunga tak berdosa yang harus mati untuk menghindarkan manusia dari petaka. Yang jelas, banyak di antara mereka yang berencana untuk mendukung taman ini dengan datang berkunjung saat pandemi berlalu.

Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here