Mencari Kenang-kenangan Autentik di Negeri Sakura

Tokyo Banana atau aneka kudapan manis kerap dipilih sebagai buah tangan saat berlibur di Jepang. Saatnya mencari kenang-kenangan yang autentik, yang mencerminkan kultur dan ciri khas Jepang. Ada banyak tempat dan varian barang yang dapat dipilih sesuai kebutuhan pejalan, antara lain:

Uchiwa/Sensu

Kipas tangan tradisional ini menjadi simbol seni Jepang berkat puisi dan kaligrafi yang menghiasinya. Di awal kemunculannya, uchiwa terbuat dari bambu dan merupakan bagian dari perangkat busana para geisha. Terbuat dari kertas atau plastik, uchiwa tersedia dalam model yang dapat dilipat maupun tidak.

Furoshiki

Merupakan kain khusus dengan desain menarik untuk membungkus barang atau pengganti kertas kado. Furoshiki sempat populer di zaman Edo dan biasanya terbuat dari bahan sutera, rayon, katun, dan nilon.

Tokyo Hiyoko

Selain Tokyo Banana yang kerap dijadikan sebagai oleh-oleh favorit dari Jepang, ada pula Tokyo Hiyoko yang telah melegenda selama lebih dari 50 tahun. Kue berbentuk menggemaskan ini berisi pasta kacang putih adzuki yang manis, selain shioan (pasta rasa garam) dan gula hitam yang merupakan rasa edisi terbatas. Tokyo Hiyoko tersedia di toko-toko suvenir di Bandara Internasional NaritaHanedaStasiun Tokyo, dan toko suvenir Skytree.

Kotak Bento

Terdiri dari beberapa partisi untuk meletakkan berbagai jenis lauk, kotak bento terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Biasanya, kotak-kotak bento edisi terbaru beredar di pasaran sebelum April, sebagai persiapan tahun ajaran baru sekolah dan tradisi hanami.

Amazake

Minuman manis rendah alkohol ini terbuat dari fermentasi beras dan biasanya disajikan sebagai minuman penutup usai makan. Dapur-dapur di Jepang kerap menggunakan Amazake dalam proses memasak karena dinilai bergizi, tanpa bahan pengawet, gula, dan garam. Amazke dapat dibeli di pusat-pusat perbelanjaan Tokyo seharga mulai 3.000 yen.

Perangkat Kaligrafi

Disebut shufa oleh warga lokal, seni kaligrafi yang dulu sempat mati selama beberapa generasi kini berkembang kembali setelah sekolah-sekolah menghadirkannya dalam kurikulum. Tak hanya mengagumi lekuk setiap aksara, wisatawan juga dapat membeli seperangkat alat kaligrafi sebagai kenang-kenangan seharga antara 100 hingga 300 dolar Amerika.

Hakama

Pakaian tradisional Jepang ini awalnya dikenakan kaum pria, namun di masa sekarang juga dapat dikenakan para wanita. Terdiri tujuh lipatan dalam, hakama menyerupai pakaian samurai dengan celana tradisional dan desain asimetris yang hadir dalam pilihan warna hitam, biru tua, dan putih.

Teks: Priscilla Picauly

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here