Ternyata Begini Budaya Tipping di Negara-negara Asia

Negara-negara Asia dengan keragaman budayanya memiliki kebiasaannya masing-masing terkait pemberian tip. Supaya tidak melakukan kesalahan saat memberikan tip dan malah menyinggung orang lain, sebaiknya kita pelajari dulu budaya tipping di negara-negara Asia dalam berbagai situasi!

Restoran dan Bar

Kebanyakan negara di Asia tidak mengharuskan pemberian tip untuk pelayanan di restoran maupun bar. Negara-negara seperti Cina, Myanmar, Singapura, dan Taiwan menganggap tip sebagai sesuatu yang tidak penting. Namun, budaya tipping dari benua lain seperti Eropa dan Amerika perlahan-lahan mulai mengubah kebiasaan ini. Sekarang, beberapa restoran baru di Cina mulai menerima tip, begitu pula dengan Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Wisatawan bisa memilih untuk meninggalkan tip, namun hal ini bukan suatu kewajiban.

Sementara di India, kebiasaan memberikan tip telah menjadi bagian dari keseharian mereka. Para wisatawan diharapkan dapat memberikan 5 hingga 10 persen tip dari total tagihan di restoran-restoran yang tidak memungut biaya pelayanan. Di restoran atau bar dengan suasana yang lebih santai, wisatawan bisa membulatkan jumlah tagihan untuk dijadikan tip bagi pelayan.

Berbeda dengan India, Jepang dan Nepal justru tidak mengharapkan uang tip. Di kedua negara ini, pelayanan yang baik dan hangat sudah merupakan sebuah keharusan dan tidak perlu diberi ‘hadiah’. Biasanya, tip hanya diberikan untuk pelayanan yang luar biasa bagus. Bahkan dalam kondisi seperti ini, para pelayan restoran atau bar di Jepang sangat mungkin menolak uang tip ini.

Hotel

Budaya tipping untuk staf hotel di Cina tidak berbeda jauh dengan di restoran. Secara umum, staf tidak mengharapkan pemberian tip. Jika bermalam di hotel-hotel mewah, wisatawan bisa memberikan 5 yuan atau Rp12.000 untuk tiap koper yang dibawakan oleh bell boy. Tapi biasanya biaya pelayanan ini sudah dibebankan pada tagihan akhir dengan besar 10 persen.

Hal yang sama juga berlaku di negara Thailand, Kamboja, Filipina, Singapura, dan Malaysia sehingga wisatawan tidak perlu lagi memberikan tip. Jika ingin memberikan tip pada bellboy atau staf housekeeping, jumlah yang biasa diberikan adalah setara dengan 1 dolar AS atau Rp15.000.

Staf hotel di Jepang juga tidak mengharapkan uang tip dari para tamunya. Para staf, terutama yang bekerja di penginapan tradisional atau ryokan, biasanya akan menolak pemberian tip. Jika sangat ingin memberikan tip, wisatawan dapat menyimpan sedikit uang dalam amplop lalu meninggalkannya dalam kamar. Amplop yang diberikan langsung kepada para staf juga biasanya akan ditolak.

Di India, para pekerja hotel terkenal mendapat gaji yang kurang mencukupi. Oleh karena itu, wisatawan diharapkan dapat memberikan sedikit tip bagi mereka. Secara umum, tip untuk bell boy adalah sebesar 50 rupee atau Rp10.000 untuk tiap koper. Sementara tip untuk staf housekeeping sebesar 250 rupee atau Rp50.000 per hari.

Pemandu Wisata

Seperti pekerja lainnya di Cina, sopir dan pemandu wisata juga tidak mengharapkan tip. Tapi di Korea Selatan dan Taiwan, wisatawan diharapkan dapat memberikan tip sebesar 10 persen untuk sopir dan pemandu wisata. Hal serupa juga berlaku di Singapura dan Filipina, di mana sopir dan pemandu wisata ini akan membagi sama rata uang tip sebesar 10 persen dari total biaya tur.

Sementara di Jepang, pemandu wisata biasa diberi tip sebesar 2.500 yen atau Rp325.000 untuk tur sehari penuh. Uang tip bisa diberikan dalam amplop tertutup saat tur berakhir. Jika menggunakan jasa sopir pribadi, tawarkan juga untuk membelikannya makan siang.

Selain Jepang, sopir dan pemandu wisata di India juga biasa menerima uang tip. Aturan tak resminya, pemandu wisata harus diberi 300 hingga 500 rupee atau Rp60.000 hingga Rp100.000, dan sopir diberi 100 hingga 200 rupee atau Rp20.000 hingga Rp40.000 untuk tur sehari penuh.

Negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja mengharapkan uang tip sebesar 10 hingga 20 dolar AS atau setara Rp150.000 hingga Rp300.000 untuk pemandu wisata, dan setengahnya untuk sopir. Uang tip dapat diberikan seluruhnya pada pemandu wisata yang akan membaginya sendiri dengan sang sopir.

Sopir Taksi

Memberikan tip untuk sopir taksi di Cina dan Korea Selatan bukanlah sesuatu yang umum. Wisatawan bisa memberikannya tapi tidak juga diwajibkan. Sementara itu, di Jepang, Singapura, dan Vietnam, tarif taksi biasanya dibulatkan ke atas dan kembaliannya diberikan pada sopir. Hal serupa belum terlalu umum dilakukan di India, tapi mereka akan senang jika wisatawan meminta mereka untuk mengambil kembaliannya.

Di Kamboja dan Thailand, uang tip untuk sopir taksi biasanya setara dengan 1 dolar AS atau Rp15.000. Sementara di Filipina dan Malaysia, tip yang diharapkan adalah sebesar 10 persen dari total tarif perjalanan.

Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here