7 Aktivitas Terjangkau di Yogyakarta

Merupakan destinasi terpopuler di Indonesia setelah Bali, Yogyakarta memiliki beragam atraksi yang didukung kemudahan akses dan akomodasi, sehingga menjadikannya selalu ingin dikunjungi lagi dan lagi. Tak memiliki bujet liburan lebih untuk mengunjunginya tahun ini? Tak perlu khawatir, karena kami telah merangkum beberapa aktivitas dengan harga terjangkau yang bisa Anda lakukan selama di Yogyakarta.

Jalan-jalan di Malioboro

Berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti karangan bunga, jalan yang merupakan bagian dari garis imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, dan Gunung Merapi ini sempat menjadi pusat berkumpulnya para seniman. Dari mereka pulalah budaya lesehan di trotoar dipopulerkan, sehingga kemudian mengakar dan sangat identik dengan Yogyakarta.

Jalan sepanjang 2,5 kilometer yang membentang dari Tugu Yogyakarta sampai ke Kantor Pos Yogyakarta ini tak pernah sepi setiap harinya dan menjadi salah satu kawasan wisata belanja dengan keberadaan pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, hingga pedagang kaki lima. Di sepanjang trotoar jalan ini, berderet lapak yang menjual beragam suvenir khas, seperti dari kaos, batik, blangkon, sandal, kerajinan, hingga bakpia pathok dan yangko yang merupakan penganan khas Yogyakarta.

Berburu Foto di Pasar Beringharjo

Selesai mengisi perut dengan hidangan autentik Yogyakarta di Malioboro, masuki area Pasar Beringharjo di Jalan Margo Mulyo untuk membeli oleh-oleh atau sekadar menikmati suasana pasar. Pasar yang berada tak jauh dari Benteng Vredeburg ini awalnya merupakan kawasan hutan beringin, sebelum beralih fungsi pada 1758 sebagai tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.

Kini, pengunjung datang kemari untuk menikmati jajanan pasar di bagian depan dan belakang bangunan pasar, selain membeli suvenir, mulai dari koleksi batik yang masih berbentuk kain hingga yang sudah dibuat baju, sutra, blangkon, sandal, tas, dan aneka aksesori. Melangkah ke lantai dua, jangan heran bila mencium aroma rempah-rempah, karena tempat tersebut merupakan sentra penjualan bahan dasar jamu Jawa. Bagi yang gemar mengoleksi barang-barang antik, dapat langsung menuju lantai tiga yang menjual berbagai benda lawas.

Menyusuri Prawirotaman

Kawasan ini sudah ada sejak abad 19 ketika Prajurit Prawiratama yang ikut berperang membantu Sri Sultan Hamengkubuwono I melawan Belanda menerima hadiah sebidang tanah dari keraton. Keturunan Prawiratama kemudian mengelola kawasan tersebut dan berkembang menjadi pusat industri batik cap, sebelum akhirnya industri ini meredup dan penghuninya banting setir ke jasa penginapan pada 1970-an.

Hingga kini, deretan penginapan berkonsep unik, mulai dari yang bergaya Jawa klasik hingga kontemporer, terdapat di sini. Kawasan ini juga kemudian dipenuhi toko kerajinan yang menjajakan berbagai produk inovatif, seperti aneka furnitur, benda antik, dan batik. Daya tarik lain di sini tentu saja berbagai kafe dan restorannya yang menyediakan masakan Jawa, Eropa, maupun paduan keduanya.

Masuk Dua Beringin

Di Alun-Alun Kidul terdapat sepasang beringin yang kerap digunakan masyarakat untuk Masangin – singkatan masuk dua beringin. Dengan menutup kedua mata, pengunjung harus berjalan di antara kedua beringin yang berjarak sekitar 20 meter. Meski kelihatannya sederhana, hanya sedikit yang berhasil melakukannya. Dipercaya, hanya orang yang berhati bersih yang bisa berjalan melewati celah di antara kedua beringin tersebut.

Selain mencoba permainan ini, pengunjung dapat menyewa sepeda untuk berkeliling seharga Rp 10.000 atau naik kendaraan hias dengan lampu warna-warni yang dapat mengangkut hingga enam orang seharga Rp 30.000. Tak hanya itu, di sekitar Alun-alun pun terdapat banyak angkringan yang menyediakan wedang ronde, wedang jahe, dan kopi jos.

Mengagumi Lampion 

Terletak di pelataran Monumen Yogya Kembali, Taman Pelangi menawarkan atraksi menarik bagi seluruh keluarga. Buka mulai pukul 17:00, semakin malam, tempat ini akan semakin ramai oleh pengunjung yang ingin mengagumi beragam bentuk lampion.

Disarankan untuk masuk melalui pintu di belah timur karena akan disambut lampion besar berbentuk pelangi yang impresif. Lampion berbentuk flora, fauna, tokoh kartun, bangunan ikonik, bahkan wajah-wajah orang ternama, semua ada di sini. Penataannya juga bervariasi, ada yang ditanam di tanah, menempel di dinding, bergantungan, di atas kolam, atau berderet.

Taman yang diresmikan pada 17 Desember 2011 ini juga memiliki wahana permainan, seperti trampolin, becak mini, perahu dayung, bola air, speedboat – atau bila ingin menguji nyali, terdapat wahana Puri Hantu yang menantang. Tak perlu khawatir kelaparan, di sini terdapat deretam outlet makanan yang dilengkapi gazebo untuk bersantai. Tiket masuk Senin hingga Kamis Rp 10.000 dan Jumat hingga Minggu Rp 15.000, sedangkan tiket wahana mulai Rp 10.000.

Keliling Naik Bus

Berkeliling dengan Bus Trans Jogja adalah alternatif bagi yang ingin keliling kota namun enggan menyewa kendaraan. Dengan konsep seperti TransJakarta, bedanya Trans Jogja tidak memiliki jalan khusus. Bus AC berwarna hijau tua bergradasi ke kuning ini tiketnya seharga Rp 4.000 untuk sekali jalan. Beroperasi setiap hari mulai pukul 05:30 hingga 21:30, rutenya meliputi 67 halte yang dekat atau melewati atraksi wisata, seperti Malioboro, Candi Prambanan, Istana Ratu Boko, dan Tugu Yogyakarta, selain juga Bandara Internasional Adisucipto.

Melihat Prambanan dari Kejauhan

Spot Riyadi yang terletak di Jalan Candi Miri, Dawangsari, Kabupaten Sleman, atau sekitar satu jam berkendara dari pusat kota Yogyakarta, merupakan tempat sempurna untuk menikmati Candi Prambanan dari kejauhan. Terletak di sisi utara candi Prambanan, pemandangan ke arah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia ini tak terhalang apa pun. Bila cuaca cerah, Gunung Merapi pun juga tampak terlihat di sisi utara.

Waktu terbaik kemari adalah dini hari menjelang subuh karena kabut tipis yang menyelimuti pepohonan pun membuat pemandangan semakin dramatis. Spot Riyadi sendiri tidak mematok biaya masuk, hanya biaya parkir kendaraan. Bila lapar pun, Riyadi sang pemilik lahan juga memiliki warung yang menjual sejumlah makanan dan minuman, seperti nasi goreng, mi goreng, dan es teh.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here