Tembok Cina Tak Hanya di Beijing

Untuk urusan membangun tembok kokoh dengan segala kelebihan yang mencengangkan, Tiongkok memang jagonya. Di Nanjing pun terdapat tembok kota yang telah dinobatkan sebagai yang terbesar di dunia.

Sejumlah 350 buah batu bata setinggi 21 meter dan setebal 14 meter telah melingkari dan melindungi kota selama 600 tahun dari berbagai ancaman. Setelah jatuhnya Dinasti Yuan di 1368, Emperor Zhu Yuanzhang mendirikan Dinasti Ming dan memilih Nanjing sebagai ibu kota kerajaannya dan untuk melindungi kota dari berbagai serangan, dibuatlah tembok yang kokoh dan pengerjaannya memakan 21 tahun dengan melibatkan lebih dari 200.000 pekerja. Konon Zhu juga memerintahkan 118 kabupaten dan 20 provinsi di seluruh Tiongkok untuk membuat batu bata yang per buahnya harus seberat 10 kilogram dan sepanjang 50 sentimeter. Hingga kini, pada tembok tersebut masih dapat dilihat nama-nama petugas yang bertanggung jawab untuk kontrol kualitas batu bata.

Para ahli yang pernah mempelajari konstruksi tembok kota Nanjing ini menyimpulkan bahwa kekokohan tembok disebabkan karena setiap batu bata mengandung campuran air tepung kanji (air dari bekas mencuci beras ketan), selain minyak tung yang dikenal sangat kuat untuk merekatkan materi.

Ketidaktahuan yang Menghancurkan

Walau begitu, pada 1960-an hingga 1970-an, kondisi tembok kota sempat terbengkalai, sehingga di beberapa bagian banyak yang runtuh. Untuk mengakomodasi perkembangan kota yang pesat pun beberapa bagian tembok harus dihancurkan untuk membuat jalan dan berbagai fasilitas untuk menjadikan Nanjing kota yang modern. Hal ini ironis karena perang-perang yang berkecamuk di kota ini selama beratus tahun sebelumnya tak ada yang sanggup meruntuhkan tembok, kecuali warganya sendiri.

Seorang warga Nanjing yang sempat diwawancara televisi mengatakan, “Ketika Tiongkok diinvasi Jepang, tembok ini tetap kokoh melindungi warga. Sekarang, warga sendirilah yang menghancurkan tembok itu atas nama pembangunan. Sedihnya lagi, seiring tembok yang mulai hancur, banyak warga yang menjual batu bata dari tembok Nanjing untuk dijadikan meja dan kios di pasar.”

Pada 2016, pemerintah setempat kemudian menertibkan hal ini. Melalui kampanye Every Grain to the Granary, warga Nanjing yang pernah mengambil batu bata dari tembok kota diwajibkan mengembalikannya. Total, pemerintah menerima 80.000 batu bata yang kemudian digunakan untuk merestorasi tembok bersejarah tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here