10 Atraksi Wisata Seru di Malang

Malang selalu menarik untuk dikunjungi karena suasana tempo dulu tetap terasa, sementara wisata alam pun dengan mudah diakses dari sana. Selagi di sini, jangan lewatkan beberapa atraksi wisata seru berikut ini.

  • Arung Jeram di Sungai Amprong

Selain air terjun yang sering membiaskan warna pelangi, di kawasan wisata Coban Pelangi juga terdapat fasilitas arung jeram di Sungai Amprong sepanjang tujuh kilometer melalui Desa Gubugklakah dan Mbesuki.

Ada dua jeram andalan di sini, yakni Jeram Loading (melewati air terjun) dan Jumping Point (melompat dari ketinggian empat meter) yang menjanjikan pengalaman memacu adrenalin. Aman bagi pemula, harga untuk menikmati arung jeram di sini mulai Rp 245.000 per orang untuk dua jam dengan peserta minimal empat orang.

  • Coban Rondo dan Taman Labirin

Berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, atau sekitar satu jam berkendara dari Malang, air terjun setinggi 60 meter yang paling mudah diakses dari Malang ini merupakan air terjun bertingkat, yakni dimulai dengan air terjun kembar bernama Coban Manten yang bergabung dengan nama Coban Dudo, kemudian jatuh dan mengalir dengan nama Coban Rondo.

Sejuk dan asri, banyak pengunjung memanfaatkan deretan kursi panjang dan gazebo di sini untuk bersantai dan menggelar bekal piknik. Beberapa tahun belakangan, demi meningkatkan jumlah kunjungan, berbagai fasilitas pun disediakan, seperti Taman Labirin yang menawarkan spot yang populer untuk berfoto.

Menempati area seluas 40 x 60 meter, taman ini memang tak terlalu luas, namun pengunjung akan dibuat kesulitan mencari jalan keluar karena jalur yang dipagari tanaman setinggi dua meter ini berputar-putar dan banyak yang buntu. Pengelola taman sering mengubah jalur labirin, sehingga pengunjung dapat terus merasakan sensasi penasaran seperti ketika pertama kali ke sini.

  • Bertualang di Coban Sewu

Nama air terjun ini dalam bahasa Jawa berarti “seribu air terjun”, di mana hal ini sebagai kiasan saking banyaknya sumber air yang ada, sehingga terlihat bagai tirai. Selain karena keindahannya, Coban Sewu juga ramai pengunjung karena airnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan melancarkan rezeki.

Menuju ke sini harus menempuh perjalanan sekitar dua jam berkendara ke arah barat laut Malang, atau sekitar 40 menit dari Batu. Setibanya di Desa Sidorenggo, membayar tiket masuk Rp 5.000 per orang, dan perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak sejauh 100 meter hingga tiba di tepi tebing yang diberi pengaman pagar bambu. Dari sinilah pengunjung dapat melihat Coban Sewu dari ketinggian.

Bila ingin turun ke air terjun, medannya terbilang ekstrem, yakni berupa tangga bambu di dinding tebing yang curam. Tangga sebagian landai dan sebagian lainnya tegak lurus. Karena setiap anak tangga hanya dapat dilewati satu-dua orang, sebaiknya datang selain akhir pekan untuk menghindari antrean. Selain itu, kenakan alas kaki yang nyaman untuk trekking (hindari sandal jepit!) dan selalu berhati-hati ketika menuruni tangga sederhana tersebut.

  • Omah Kayu

Berada di Batu, atau tepatnya di kawasan wisata Gunung Banyak, rumah kayu yang foto-fotonya kerap menghiasi laman di media sosial ini merupakan tempat terbaik untuk menikmati panorama kota, terutama ketika langit cerah di malam hari. Terdiri enam unit bangunan yang disewakan untuk bermalam (yang tidak menginap hanya boleh berkunjung hingga pukul 17:00), pengunjung dapat duduk santai di balkon kabin, lalu berfoto dengan latar hutan pinus.

Saking cantiknya, banyak pasangan yang menggunakan tempat ini sebagai lokasi foto pranikah. Karena setiap unit memiliki daya tampung maksimal, yakni mulai tiga hingga enam orang, tergantung besar rumahnya, bersiaplah mengantre karena pengunjung cukup banyak setiap harinya.

Bagi penyuka kegiatan yang memacu adrenalin, di Gunung Banyak tersedia paralayang seharga mulai Rp 450.000 dengan ditemani instruktur bersertifikat untuk mendarat di Desa Songgokerto, atau tepatnya di tengah ladang yang berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi terbang. Setelah mendarat, peserta diantar kembali ke posko paralayang Gunung Banyak dengan naik motor.

  • Senja di Pantai Batu Bengkung

Terletak di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, pantai ini sekitar 65 kilometer dari pusat kota Malang, atau sekitar dua hingga tiga jam berkendara. Rutenya sama dengan rute ke Pantai Sendangbiru, yakni setibanya di pertigaan Sendangbiru, belok kanan hingga menemukan plang “Pantai Batu Bengkung”.

Karena ombaknya besar khas pantai selatan, pengunjung tidak disarankan berenang di sini. Sebagai gantinya, mereka dapat duduk-duduk di tepi pantai menikmati hamparan karang yang memecah ombak dari Samudra Hindia.

Di belakang karang terdapat ceruk yang membentuk kolam alami, terutama di musim hujan. “Kolam” ini penuh terisi air, sehingga pengunjung dapat bermain air di sini. Menjelang senja, naiklah ke puncak bukit yang mengapit pantai untuk menikmati panorama matahari terbenam. Meski sepi, fasilitas di sini terbilang lengkap, karena telah tersedia lahan parkir, toilet, dan beberapa warung.

Sempu Bukan Tempat Wisata!
Pulau Sempu yang tak jauh dari Pantai Batu Bengkung dan dapat diakses dengan naik kapal dari Pantai Sendangbiru selama ini populer sebagai atraksi wisata. Walau begitu, sebaiknya tidak tergoda untuk berkunjung ke pulau mungil tersebut, karena status Sempu sebenarnya adalah cagar alam dan penggunaannya hanya terbatas untuk penelitian.

Hanya yang memiliki surat izin dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam saja yang dapat ke sini, dan itu pun harus melalui prosedur panjang. Sayangnya dari tahun ke tahun, semakin banyak pengunjung yang ke Pulau Sempu, sehingga jalur setapak semakin lebar, sampah berserakan, dan perilaku fauna pun turut berubah.

  • Memetik Madu

Di Agro Tawon Rimba Raya, Lawang, atau sekitar 45 menit dari pusat kota Malang, terdapat peternakan madu yang menghadap lembah. Di sini terdapat sejumlah bangunan mungil dengan kotak-kotak lebah yang terlindung pepohonan. Setiap pengunjung akan ditemani staf peternakan yang bakal menjelaskan berbagai hal seputar lebah, mulai dari pola hidup, hingga cara menernakkan dan memanen madu.

Memasuki area peternakan ini tidak dipungut biaya, namun bila ingin mengambil madu dari sarangnya baru akan dikenakan biaya. Di sini juga terdapat kebun seluas tiga hektar yang ditanami aneka anggrek, randu, dan kelengkeng, yang ketika berbunga dimanfaatkan sebagai konsumsi utama lebah di peternakan.

Selain memanen madu dari sarangnya, membeli madu dan produk dari lebah lainnya, pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis menu berbahan dasar madu (cobalah jus jambu madu dan ayam panggang madunya!) dan apitherapy atau pengobatan menggunakan sengat lebah.

  • Kampung Wisata Jodipan

Berjuluk kampung warna-warni karena rumah-rumah di tepi Sungai Brantas ini bercat aneka warna, kampung wisata pertama di Malang ini tadinya berupa pemukiman kumuh. Inisiatif untuk mengecat rumah di sini muncul dari sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang ingin mengubah perilaku warga yang sering membuang sampah ke sungai. Mereka berharap, setelah kampung dicat dan rumah-rumah tak lagi terlihat kusam, warganya pun dapat lebih memperhatikan sanitasi.

Sementara Desa Jodipan sendiri dipilih karena memiliki lanskap yang bagus bila dilihat dari jembatan Jalan Gatot Subroto. Pada Juni 2016, pengecatan pun dimulai dengan bantuan tentara dan sponsor sebuah produsen cat di Malang.

Setelah selesai, foto kampung tersebut mulai menyebar di media sosial dan wisatawan pun berdatangan, sehingga mau tak mau warganya mulai memperhatikan lingkungan. Yang tadinya tak semua rumah punya toilet, kini telah tersedia toilet umum untuk digunakan bergantian oleh warga. Sampah pun ditampung untuk diangkut petugas kebersihan setiap hari, dengan biaya dari tiket masuk seharga Rp 2.000 per pengunjung.

  • Bermain di Jatim Park

Bila membawa anak, Jatim Park memiliki banyak atraksi yang letaknya terpisah-pisah, namun berdekatan (maksimal lima menit berkendara). Jatim Park 1 merupakan taman bermain dan hiburan dengan lebih dari 30 wahana, di antaranya roller coaster dan drop zone; Jatim Park 2 merupakan tempat wisata edukasi yang terdiri Eco Green Park dengan berbagai wahana bertema alam dan budaya; Batu Secret Zoo memiliki berbagai fauna dari Asia dan Afrika; dan Museum Satwa memiliki berbagai koleksi satwa dari penjuru dunia yang diawetkan dan ditata apik dalam bilik-bilik kaca yang dilengkapi diorama, serta beberapa replika dinosaurus dan hewan purba lainnya.

Lalu ada pula Museum Angkut yang memamerkan berbagai jenis angkutan tradisional dan modern dari seluruh dunia dengan informasi yang komprehensif. Itu semua masih ditambah Batu Night Spectacular (BNS) dengan berbagai wahana yang buka dari sore hingga tengah malam.

  • Museum Kesehatan Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat

Terletak di kompleks RSJ Lawang (atau RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat), museum kesehatan jiwa pertama dan satu-satunya di Indonesia ini memamerkan berbagai alat kesehatan jiwa dari zaman Belanda. Karena tak terlalu besar, koleksinya pun hanya sekitar 700 barang saja, seperti bak mandi yang pada abad 19 untuk merendam dan menenangkan pasien, serta baju pengekang dan alat pasung dari kayu.

Dua benda yang disebut terakhir ini tidak dianjurkan, namun tetap dipajang agar pengunjung tahu kalau penggunaannya justru dapat menyakiti penderita gangguan jiwa. Sementara beberapa objek lain, seperti alat pengiris otak untuk meneliti otak manusia dijamin bakal membuat pengunjung bergidik. Masuk ke museum yang beroperasi Senin hingga Jumat pukul 08:00 -15:00 ini tidak dipungut biaya.

  • Museum Brawijaya

Terletak di daerah Ijen yang dipenuhi bangunan peninggalan kolonial, museum yang ramai ketika Malang menggelar Festival Malang Kembali (Malang Tempoe Doeloe) ini merupakan museum perang kemerdekaan terlengkap di Indonesia. Mobil antipeluru yang digunakan Soeharto, meja dan kursi selama Konferensi Meja Bundar, tempat tidur yang pernah digunakan Jenderal Sudirman, hingga bambu runcing untuk perang kemerdekaan pun terdapat di sini.

Itu semua masih ditambah Gerbong Maut yang dulu digunakan mengangkut seratus tawanan pejuang Indonesia dari penjara Bondowoso menuju Surabaya pada 23 November 1947. Saking sesaknya, setibanya di Surabaya hanya 12 orang saja yang bertahan hidup.

Bila berniat melewatkan akhir pekan di Malang, banyak akomodasi yang bisa dipilih, seperti HARRIS Villas Malang, fasilitas baru dari HARRIS Hotel & Conventions Malang.

Terdiri 26 unit vila, masing-masing memiliki dua tempat tidur (satu kasur twin dan satu kasur king), dapur beserta peralatan memasak, private whirlpool, serta perlengkapan tambahan lainnya, seperti fasilitas barbekyu dan kursi bayi. Seharga mulai Rp 1.100.000, untuk reservasi dapat mengunjungi laman berikut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here