Kota ini selalu menyenangkan untuk dikunjungi kembali, baik untuk sekadar berwisata kuliner maupun menikmati atraksi berbelanja yang tak ada habisnya. Didukung akses penerbangan yang beragam dan harga yang terjangkau, berikut kami pilihkan kegiatan unik yang selama ini mungkin belum pernah Anda lakukan ketika berkunjung ke Bangkok.
HARI 1
Bersepeda di Paru-paru Kota
Awali hari dengan menuju Bang Kachao, sebuah pulau buatan di Distrik Phra Pradaeng yang kerap dijuluki sebagai paru-parunya Bangkok. Meski letaknya sekitar 10 kilometer dari pusat kota, berada di sini bagai sudah bukan berada di Bangkok yang hiruk pikuk. Dengan jalur sepeda yang dikelilingi pepohonan pepaya dan kelapa, serta jarang turis, bersepeda di sini Anda dapat melewati perkampungan dengan rumah-rumah panggung. Untuk menyewa sepeda, dapat menuju area sekitar dermaga, dengan tarif mulai 100 baht per hari. (Akses: naik MRT ke Klong Toei, keluar di Exit 2 dan lanjut naik taksi ke Klong Toei Pier untuk naik kapal ke Bang Krachao selama lima menit).
Pecinan
Sekembali dari bersepeda, dapat naik kapal menyusuri Sungai Chao Phraya untuk melihat beragam bangunan penting di Bangkok, kemudian menuju kawasan Pecinan Bangkok yang berada di seberang sungai di depan Wat Arun. Masyarakat setempat menyebut kawasan ini sebagai Yaowarat, yang diambil dari nama jalan yang melewati salah satu daerah tertua di Bangkok, karena merupakan pusat pemukiman imigran asal Tiongkok sejak 1782.
Penuh kejutan setiap saat di gang-gang dan pasarnya yang gempita, setelah hari gelap tempat ini penuh dengan warung penjaja makanan Thailand yang autentik, termasuk aneka hidangan yang mendapatkan pengaruh Tiongkok dan tidak ditemukan di tempat lain. Selain keluar masuk toko yang menjual beragam pernak-pernik Tiongkok, jangan lewatkan juga berfoto di Flower Market (Pak Khlong Talat) yang merupakan pusat grosir bunga terbesar di Bangkok. Selain bunga, buah dan sayuran segar pun tersedia di sini.
Khao San Road
Setelah seharian menikmati kota, kini saatnya bersantai dengan meneguk minuman dingin sambil mengudap serta mengamati turis yang lalu-lalang di lapak-lapak yang menjual suvenir, lampion, pakaian, hingga aneka kudapan, termasuk serangga goreng. Merupakan salah satu pusat kehidupan malam di Bangkok, dengan mudah Khao San Road ditempuh naik taksi, tuk-tuk, atau menggunakan aplikasi Grab. Kao San Road yang berada sebelum jembatan Rama VIII juga dapat diakses naik feri dari Ratchawong Pier nomor 5 ke Phra Arthit Pier nomor 13.
HARI 2
Maeklong Train Market
Hari ini adalah jadwal menikmati luar kota Bangkok, salah satunya dengan menuju Maeklong Railway Market yang terkenal dan telah beroperasi sejak 1905 di Provinsi Samut Songkhram yang masyarakatnya didominasi nelayan. Jalur kereta yang sejak lama melewati pasar tersebut tak lantas membuat pasar dipindahkan, namun justru mendorong para penjaja (dan pengunjung) untuk beradaptasi.
Untungnya kereta yang melewati jalur tersebut tidak cepat, dan bahkan sangat lambat, sehingga tak pernah ada kerusakan barang dagangan. Walau begitu, pengunjung dan pedagang haruslah selalu mematuhi tanda peringatan kedatangan kereta beberapa kali dalam sehari. Setiap peringatan itu datang – jauh sebelum kereta terlihat – pedagang akan melipat payung yang menaungi dagangan mereka dan pengunjung harus keluar dari jalur kereta.
Pasar tradisional ini terletak 80 kilometer barat daya Bangkok dan dapat ditempuh dengan naik minibus yang mangkal di depan stasiun BTS Victory Museum dan Terminal Sai Tai Mai yang berangkat 40 menit sekali seharga 70 baht per orang dengan perjalanan selama 90 menit dan berhenti tepat di depan pasar. Alternatif lainnya adalah naik kereta dari Stasiun Wongwian Yai di Bangkok menuju Stasiun Mahachai, kemudian berjalan kaki menuju Tha Chalom Pier untuk naik feri menuju Stasiun Ban Leam yang terhubung dengan Maeklong Railway Market.
Amphawa Floating Night Market
Mengunjungi pasar terapung di pagi hari sudah biasa. Kali ini kami perkenalkan dengan Amphawa, pasar terapung malam hari dan merupakan pasar terapung paling terkenal kedua setelah Damnoen Saduak. Tak sebesar Damnoen Saduak, Amphawa lebih autentik karena kebanyakan pengunjungnya adalah warga Thai yang ke pasar ini untuk bersantap, terutama aneka hidangan seafood bakar, dan berbelanja aneka keperluan (tak hanya toko suvenir, di sini banyak juga terdapat toko kelontong).
Buka mulai sekitar pukul 16:00, pasar yang terletak sekitar 50 kilometer dari Bangkok ini buka hingga larut malam. Pasar yang terapung di Sungai Mae Khlong ini tidak seperti di Damnoen Saduak yang transaksi jual-beli dilakukan antarperahu. Melainkan, gerai-gerai toko dan restoran terletak di atas dermaga kayu dan kapal-kapal yang terparkir di air menjadi area tambahan bagi restoran karena kebanyakan kapal-kapal ini adalah lokasi pembakaran seafood bagi restoran-restoran yang ada di sini.
Firefly Viewing
Setelah puas berjalan-jalan keluar masuk toko dan perut kenyang menyantap seafood segar, sewalah kapal untuk menyusuri sungai melalui operator yang memiliki konter di sekitar jembatan seharga mulai 50 baht per orang untuk tur dalam kelompok dan 500 baht untuk menyewa kapal privat. Dalam tur ini, kapal akan membawa penumpang menjauh dari ingar-bingar pasar dan menuju rumpun bakau di tepi sungai yang menjadi habitat kunang-kunang. Nahkoda akan mematikan mesin kapal dan mematikan lampu kapal agar kunang-kunang tidak terbang menjauh dan penumpang dapat menikmati pendaran dari tubuh serangga unik ini.
HARI 3
Wat Saket
Setelah sarapan, menuju Wat Saket atau yang dijuluki Kuil Gunung Emas karena atap chedi-nya bersepuh emas. Di kuil setinggi 53 meter ini tersimpan peninggalan sang Buddha, sehingga sepanjang tahun tak henti menerima peziarah. Di minggu menjelang Loi Krathong setiap November, kuil yang dibangun semasa berkuasanya kerajaan Ayutthaya (1350 – 1767) ini pun menggelar bazar meriah. Baru pada pemerintahan Raja Rama I, Wat Saket mengalami renovasi besar-besaran.
Dibangun di puncak bukit buatan, pengunjung harus rela menaiki sekitar 300 anak tangga yang sebenarnya tidak terlalu menguras tenaga, asalkan tidak berkunjung ke sini di tengah hari yang panas atau di puncak musim panas. Sebelum mendaki anak-anak tangga, terdapat bekas krematorium untuk membakar sekitar 60.000 jenazah korban wabah penyakit yang melanda Thailand pada akhir abad 18 – sehingga kemudian gerbang tersebut dijuluki warga sebagai Gerbang Hantu. Sesampainya di puncak anak tangga, mata akan dimanjakan dengan pemandangan kawasan bersejarah Bangkok dari ketinggian. Wat Saket buka setiap hari dari pukul 08:00 hingga 19:00 dengan tiket 50 baht per orang.
Pad Thai Terlezat
Sehabis berkunjung ke Wat Saket, tak jauh dari situ – hanya lima menit berjalan kaki – terdapat Thip Samai yang banyak dinobatkan sebagai restoran pad thai terlezat se-Bangkok. Hal ini terlihat dari hampir selalu ramainya antrean untuk mendapatkan meja. Tempat ini buka mulai pukul 17:00, namun pengunjung telah mengantre bahkan sejak restoran belum buka. Selain pad thai, jangan lewatkan untuk memesan es jeruk peras manisnya yang terkenal. (313 Th Maha Chai, Banglamphu)
Menikmati Rooftop Bar
Malam terakhir di Bangkok, paling pas dihabiskan dengan cara yang istimewa, yaitu bersantai di salah satu rooftop bar yang menjamur di kota ini. Sebut saja Moon Bar di lantai 61 Banyan Tree Hotel yang pernah tercatat sebagai salah satu dari 10 rooftop bar terbaik di dunia, RedSquare Rooftop Bar di Novotel Bangkok Sukhumvit 4 yang merupakan rooftop vodka bar pertama di Bangkok yang menawarkan aneka vodka dari seluruh dunia dan program happy hour setiap hari pukul 18:00 hingga 19:00, 1826 Mixology & Rooftop Bar di puncak Rembrandt Hotel & Suites Bangkok yang menyajikan minuman dari beragam bahan segar dan dikemas dengan cerita, dan Scarlett, rooftop wine bar yang menyajikan pemandangan Sungai Chao Phraya dan menawarkan suasana intim dengan dekorasi dalam warna-warna berani. Saat terbaik untuk mulai berkunjung ke rooftop bar di Bangkok adalah menjelang matahari terbenam.