Setelah tertunda selama hampir tiga dekade, Patung GWK akhirnya selesai dibangun. Dengan rentang sayap sepanjang 64 meter dan tinggi 75 meter, Patung GWK adalah patung terbesar di dunia dan tertinggi ketiga di dunia saat ini.
Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo secara simbolis meresmikan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) dengan menekan sirene dan menandatangani prasasti pada Sabtu, 22 September 2018 lalu, di Kabupaten Badung, Bali. Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Bali Wayan Koster, Direktur Utama PT Garuda Adhimatra Indonesia Harjanto Tirtohadiguno, seniman patung I Nyoman Nuarta, dan Presiden Komisaris Alam Sutera Group Haryanto Tirtohadiguno.
Prosesi peresmian kemudian dilanjutkan dengan video mapping yang menggambarkan cerita tentang Dewa Wisnu dan Garuda. Di penghujung video mapping, atraksi kembang api menghiasi langit GWK.
Setelah pembacaan doa, presiden dan hadirin menyaksikan pertunjukan dari 300 penampil yang membawakan tarian daerah gubahan Prof. Dr. I Made Bandem, seorang seniman kebanggaan Bali. Acara juga dimeriahkan Bumi Gamelan Orchestra pimpinan I Wayan Balawan, seorang maestro gitar dan musik etnik asal Bali.
“Saya berharap Patung GWK dapat dinikmati oleh publik, selain menjadi ikon dan kebanggaan bagi semua orang Indonesia, membawa dampak positif bagi bangsa ini, dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan aspek sosial ekonomi masyarakat Bali,” kata Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma.
Alam Sutera Group sebelumnya telah berkomitmen penuh untuk terus menyelesaikan pembangunan patung GWK hingga selesai. Komitmen ini didedikasikan untuk mewujudkan mimpi Bapak Joop Ave 28 tahun yang lalu dan warga Indonesia yang telah menunggu begitu lama. Berbagai proses teknis dan non-teknis dilakukan oleh Alam Sutera Group dan berbagai pihak untuk menyempurnakan dan mengembangkan kawasan GWK Cultural Park sebagai tujuan budaya terbaik di Bali.
“Kami menyadari bahwa proses pembangunan patung ini tidak mudah, oleh karena itu selama pembangunan Alam Sutera memastikan bersinergi dengan Bapak Nyoman Nuarta, konsultan, dan kontraktor untuk menggabungkan masing-masing keahlian mereka dalam seni, sains, dan teknologi demi membangun Patung GWK dalam waktu kurang dari lima tahun,” kata Haryanto Tirtohadiguno.