Seabad Sadali: Menjejak Bumi dan Menembus Langit di Selasar Sunaryo

Foto: Instagram @selasarsunaryo

Jika berencana mengunjungi Bandung dalam waktu dekat, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) dan menyaksikan pameran istimewa bertajuk Seabad Sadali: Menjejak Bumi Menembus Langit.

Dibuka sejak 19 September lalu, pameran ini digelar untuk memperingati 100 tahun kelahiran seniman besar Indonesia, Ahmad Sadali. Pameran ini akan berlangsung hingga 26 Januari 2025, sehingga masih banyak waktu untuk mengagumi ragam karya dan arsip pribadi Sadali yang selama ini jarang dipamerkan, termasuk lukisan bergaya kubisme, abstrak, dan kaligrafi yang dipengaruhi nilai-nilai Islam.

Foto: Instagram @selasarsunaryo

Menempati tiga ruang pamer di SSAS, yakni Balé Tonggoh, Ruang Sayap, dan Ruang B, setiap galeri dirancang untuk memberikan pengalaman yang unik bagi para pengunjung. Kurator Heru Hikayat dan Puja Anindita mencoba menghidupkan kembali semangat Sadali dengan menghadirkan berbagai sisi kehidupannya sebagai seorang seniman dan pendidik yang meleburkan seni modern dan spiritualitas.

Gaya Abstrak Meditatif

Ahmad Sadali adalah bagian dari generasi pertama lulusan Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB), yang dikenal sebagai Mazhab Bandung, pada tahun 1953. Dia mengawali kariernya sebagai pengajar di ITB, di mana ia memberikan pengaruh besar pada seniman-seniman muda, termasuk Sunaryo, pendiri Selasar Sunaryo Art Space.

Foto: Instagram @selasarsunaryo

Sadali dikenal dengan gaya abstrak meditatif yang memadukan nilai-nilai Islam dengan elemen-elemen modern dalam seni. Salah satu ciri khas karya Sadali adalah penggunaan tekstur dan warna gelap yang simbolis, menyiratkan kedalaman spiritual serta pengaruh ajaran Islam dalam perjalanan seni modernnya.

Tidak hanya pameran karya, berbagai arsip akademik dan pribadi Sadali juga dipamerkan, memberikan gambaran lebih lengkap tentang kehidupan dan kontribusinya di bidang seni rupa Indonesia.

Foto: Instagram @selasarsunaryo

Di masa mudanya, Sadali berperan penting dalam perkembangan seni rupa modern di Indonesia dan berperan dalam pendirian Universitas Islam Bandung (UNISBA) dan Masjid Salman ITB. Sadali adalah salah satu seniman yang berhasil memadukan seni modern dengan ajaran Islam, membuka jalan bagi seniman-seniman lain untuk mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan spiritual dalam karya mereka.

Yang menarik, pameran ini juga menggandeng Eldwin Pradipta untuk menyajikan karya Sadali dalam bentuk seni kontemporer yang interaktif. Melalui teknologi video mapping, karya Sadali ditampilkan dalam versi digital yang lebih dinamis, menghadirkan pengalaman unik bagi pengunjung yang tertarik pada seni modern.

Foto: Instagram @selasarsunaryo

Tak hanya itu, SSAS bekerja sama dengan Kahf, merek dari Paragon yang mendukung pameran ini dengan memanfaatkan material daur ulang sebagai bagian dari instalasi seni. Kolaborasi ini adalah bentuk komitmen SSAS dan Paragon terhadap nilai keberlanjutan yang juga sejalan dengan prinsip estetika dan spiritual Ahmad Sadali.

Seabad Sadali: Menjejak Bumi Menembus Langit terbuka untuk umum dengan tiket masuk sebesar Rp45 ribu. Setelah menyaksikan pameran, pengunjung bisa menikmati suasana SSAS yang asri dan artistik, serta mampir ke Kopi Selasar, kafe yang menyajikan beragam kopi lokal khas Indonesia yang dapat dinikmati setelah menelusuri pameran.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here