Pameran ‘Time Debugger’ Karya Eldwin Pradipta di Rachel Gallery

Foto: Dok. Rachel Gallery

Pameran tunggal Eldwin Pradipta yang berjudul ‘Time Debugger’ menyajikan refleksi mendalam tentang interaksi manusia dengan teknologi digital. Dalam karya-karyanya, Eldwin mengeksplorasi bagaimana perangkat sensorik dalam mesin dan komputer bekerja, serta mencoba membandingkannya dengan fungsi indra manusia.

Sejak awal tahun 2020, Eldwin telah aktif menciptakan program-program khusus dengan menggunakan bahasa pemrograman sederhana, sambil menyisipkan berbagai perangkat sensorik dalam karyanya. Melalui proses ini, ia menyadari bahwa mesin memiliki kemampuan untuk mengembangkan cara berpikir dan merasakan yang unik, berbeda dari manusia.

Foto: Dok. Rachel Gallery

Pameran ini tidak hanya menyoroti teknologi semata, tetapi juga membawa audiens untuk merenungkan konsep waktu yang sering kali dianggap sebagai sesuatu yang pasti. Manusia menciptakan sistem pengukuran waktu, meski sejatinya waktu itu sendiri adalah fenomena alam.

Eldwin mengajak audiens untuk memikirkan kembali bagaimana waktu, teknologi, dan manusia saling berkaitan dan memengaruhi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ‘Time Debugger’, ia menyuguhkan perspektif yang mempertemukan tiga elemen tersebut dalam satu kesatuan yang kompleks namun menarik.

Foto: Dok. Rachel Gallery

Dalam seri karyanya yang terbaru, Eldwin menggunakan teks pameran sebagai subjek utama. Ia mempertanyakan peran teks dalam pameran seni yang biasanya berfungsi sebagai alat bantu audiens dalam menginterpretasi karya. Namun, teks juga berpotensi membatasi pengalaman audiens dengan memberikan panduan yang terlalu jelas. Eldwin kemudian menciptakan proyeksi teks yang perlahan memudar, menghapus definisi yang sebelumnya diberikan, dan mengajak audiens untuk membentuk makna sendiri tanpa terlalu bergantung pada deskripsi yang disediakan.

Karya ini menggambarkan hubungan dinamis antara teks dan pengalaman langsung. Seiring berjalannya waktu, ketergantungan pada penjelasan tertulis semakin berkurang. Eldwin ingin mengarahkan audiens untuk lebih percaya pada intuisi dan persepsi mereka sendiri dalam berinteraksi dengan seni. Dengan demikian, proses penghapusan teks ini membuka ruang bagi audiens untuk lebih bebas dalam membentuk interpretasi pribadi terhadap karya yang disajikan.

Foto: Dok. Rachel Gallery

Dalam seri lainnya yang berjudul ‘Beauty is in the Eye of the Debugger’, Eldwin mengajak audiens untuk berpartisipasi secara langsung. Karya interaktif ini menggunakan data visual yang diambil dari kamera dan diolah secara real-time, menampilkan bagaimana komputer melihat dunia dalam bentuk piksel-piksel warna. Mesin-mesin ini menangkap realitas berdasarkan informasi digital, tetapi interpretasi visual manusia terhadap dunia sangat berbeda. Karya ini menantang audiens untuk berpikir tentang perbedaan persepsi antara manusia dan teknologi.

Pameran ini juga memperkenalkan konsep waktu yang diukur melalui pendekatan yang tidak biasa. Misalnya, Eldwin menyoroti bagaimana manusia sering menggunakan benda-benda sehari-hari, seperti rokok, untuk menandai berjalannya waktu. Selama lebih dari satu dekade, ia menggunakan waktu sebagai medium utama dalam video dan gambar bergerak, dan kini ia semakin yakin bahwa waktu bukanlah sesuatu yang statis atau absolut, melainkan sebuah dimensi yang dapat berubah berdasarkan konteks tertentu.

Foto: Dok. Rachel Gallery

Seri karya ini juga mengacu pada kutipan terkenal dari Andy Warhol, ‘Everyone will be famous for fifteen minutes’, yang mencerminkan fenomena di mana media modern memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk meraih perhatian dalam waktu singkat. Namun, seperti ketenaran itu sendiri, perhatian ini juga cepat berlalu, terhimpit oleh arus informasi yang semakin cepat di era digital saat ini.

Pameran ‘Time Debugger’ berlangsung di Rachel Gallery, Wisma Geha, Lantai 3, Jalan Timor No. 25, Menteng, Jakarta Pusat, hingga 27 Oktober 2024. Info lebih lanjut, kunjungi akun Instagram @rachelgallery.ind.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here