Pameran ‘Meta Realism: Fictional Landscape’ oleh Ipan Lasuang di Jagad Gallery

'Old Friend' (2024) karya Ipan Lasuang

Jagad Gallery di Jakarta kembali menghadirkan karya seni kontemporer melalui pameran tunggal bertajuk ‘Meta Realism: Fictional Landscape’ karya Ipan Lasuang, seorang seniman muda berbakat asal Padang. Dibuka akhir Agustus lalu, pameran ini akan berlangsung hingga 22 September 2024 di Wisma Geha, Menteng, Jakarta Pusat.

Pameran yang dikuratori oleh Asmudjo J. Irianto ini menampilkan koleksi lukisan lanskap fiksi yang memadukan realisme dengan elemen-elemen imajinatif. Lasuang membawa konsep meta-realisme dalam karyanya dengan menggabungkan teknik mimesis – yang meniru objek dunia nyata – dengan lanskap fiksi.

‘Berlayar’ (2024) karya Ipan Lasuang

Dalam setiap karyanya, Lasuang menggunakan remasan kertas untuk menciptakan lanskap yang tidak langsung mengacu pada alam, tetapi kepada konstruksi imajinatif yang dibentuk dari susunan kertas itu sendiri. Pendekatan ini menciptakan dua lapis persepsi; di satu sisi kita melihat kertas sebagai objek fisik, sementara di sisi lain, lanskap yang dihasilkan tampak seperti dunia fiksi yang hidup di kanvas.

Beberapa karya menarik dalam pameran ini, seperti ‘Old Friend’, ‘Overthinking’, dan ‘Hamparan’, menunjukkan betapa kompleksnya teknik yang diterapkan Lasuang. Ia memulai proses kreatifnya dengan memotret lanskap, lalu membentuk kolase dari kertas yang diremas. Kolase tersebut kemudian difoto dan digunakan sebagai acuan untuk melukis ulang objek tersebut di atas kanvas dengan teknik realis. Hasil akhirnya adalah lanskap fiksi yang menggabungkan elemen realitas dan imajinasi.

‘Menepi’ (2024) karya Ipan Lasuang

Kemampuan Lasuang untuk menciptakan ilusi optik menjadi kekuatan utama dalam pameran ini. Karya-karya seperti ‘Sisi Taman’ dan ‘Berlayar’ memperlihatkan lanskap yang, sekilas, tampak natural. Namun, semakin diperhatikan, lanskap tersebut sebenarnya terdiri dari susunan kertas remas, memberikan lapisan makna baru tentang bagaimana kita memahami realitas yang ada di sekitar kita.

Pengunjung pameran diberi kesempatan untuk menyaksikan bagaimana setiap karya menuntut perhatian terhadap dua lapis persepsi. Lapis pertama adalah kertas yang secara harfiah muncul di kanvas, sementara lapis kedua menggambarkan lanskap yang lahir dari imajinasi. Sensasi taktil yang dihasilkan karya Lasuang seolah membuat penonton bisa merasakan tekstur kertas dalam lukisan.

Foto: Instagram @jagadgallery

Selain permainan bentuk, Lasuang juga mempermainkan warna dalam karya-karyanya. Dalam karya seperti ‘Lika-Liku’ dan ‘Menepi’, warna-warna cerah memberikan kontras dengan bentuk kertas remas yang menjadi objek utama. Sapuan kuas yang lebih ekspresif di karyanya berhasil memperkuat materialitas dari objek kertas tersebut, seakan-akan penonton bisa merasakan kerapuhan kertas di setiap sapuan.

Dengan pameran ini yang akan segera berakhir pada 22 September, kesempatan untuk menikmati karya-karya fiksi lanskap Ipan Lasuang hanya tersisa beberapa hari lagi. Jangan lewatkan untuk mengunjungi Jagad Gallery dan menyaksikan langsung bagaimana Lasuang membawa lanskap fiksi ini hidup di atas kanvas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here