Museum Kretek Kudus, yang terletak di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, adalah destinasi yang wajib dikunjungi bagi para pencinta sejarah dan budaya. Sebagai satu-satunya museum yang didedikasikan untuk kretek di Indonesia, museum ini menawarkan wawasan mendalam tentang industri rokok khas Indonesia yang memiliki akar mendalam di tanah Jawa.
Kretek, rokok khas Indonesia yang terkenal dengan aroma cengkehnya, memiliki sejarah yang unik. Kretek pertama kali diciptakan oleh Haji Djamhari, seorang penduduk Kudus yang mencari cara untuk meredakan sesak napasnya.
Ia menemukan bahwa menghaluskan cengkeh, mencampurkannya dengan tembakau, lalu melintingnya dalam klobot jagung memberikan efek penyembuhan. Bunyi ‘kretek’ yang dihasilkan saat rokok tersebut dibakar kemudian menjadi asal-usul nama kretek.
Museum Kretek didirikan pada tahun 1986 atas prakarsa Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah kala itu, setelah melihat potensi besar industri kretek dalam menggerakkan perekonomian lokal. Museum ini menempati lahan seluas 2,5 hektar dan menyimpan lebih dari 1.000 koleksi yang mencakup berbagai aspek sejarah kretek. Di dalam museum, pengunjung dapat menemukan dokumen-dokumen perusahaan kretek, alat-alat tradisional dan modern untuk membuat rokok, serta diorama yang menggambarkan proses pembuatan rokok di pabrik.
Salah satu daya tarik utama museum ini adalah koleksi yang menceritakan kiprah Nitisemito, pendiri Pabrik Rokok Bal Tiga, yang dikenal sebagai Raja Kretek. Melalui koleksi ini, pengunjung dapat belajar tentang kontribusi besar Nitisemito dalam industri kretek dan bagaimana perusahaan ini membantu menggerakkan perekonomian masyarakat Kudus pada masanya. Diorama dan artefak yang dipamerkan memberikan gambaran jelas tentang evolusi industri kretek dari masa ke masa.
Di sekitar kompleks museum, terdapat beberapa miniatur bangunan cagar budaya yang menambah nilai edukasi dan estetika tempat ini. Pengunjung dapat melihat Oemah Kembar Nitisemito yang menjadi saksi bisu kejayaan industri kretek, Masjid Wali Loram Kulon dengan gapura padureksannya yang ikonik, serta joglo pencu atau rumah adat Kudus yang menggabungkan elemen arsitektur Jawa, Persia, Cina, dan Eropa.
Museum Kretek juga dikenal sebagai lokasi syuting serial ‘Gadis Kretek’ (2023), yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala. Serial ini dibintangi oleh aktor dan aktris terkenal seperti Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, dan Arya Saloka, semakin menambah popularitas museum ini di kalangan wisatawan.
Untuk kenyamanan pengunjung, museum ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk wahana bermain untuk anak-anak. Dengan harga tiket yang terjangkau dan buka setiap hari, Museum Kretek menjadi pilihan ideal untuk kunjungan keluarga, terutama saat akhir pekan atau libur sekolah.