Jakarta Digital Art Festival kembali hadir tahun ini dengan memamerkan karya-karya maestro S. Sudjojono. Bertajuk S. Sudjojono The Immersive Experience, pameran ini menggunakan teknologi video projection mapping agar pengunjung dapat menikmati karya seni dengan cara yang lebih menarik.
Gumilar Ekalaya selaku Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparekraf memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk bukti kehadiran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya membentuk ekosistem di subsektor seni rupa.
“Kami ingin mengombinasikan karya seni sang maestro dengan karya seni digital. Dengan kemajuan teknologi saat ini, karya S. Sudjojono dapat dibuat menjadi karya yang lebih hidup,” katanya dalam siaran pers yang diterima Getlost.id.
Bapak Seni Rupa Modern Indonesia
Memiliki julukan Bapak Seni Rupa Modern Indonesia, S. Sudjojono merupakan seniman pertama Indonesia yang memperkenalkan modernitas seni rupa Indonesia yang sesuai realitas. Sang maestro kerap menggambarkan orang-orang Indonesia dalam kesehariannya maupun masalah mereka sesuai dengan perkembangan Indonesia yang sedang berjuang melawan penjajah saat itu.
“Ketika kebanyakan lukisan pada zaman itu menggambarkan romantisme negeri Indonesia, seperti sawah yang hijau menguning dan langit yang biru, Sudjojono menggaungkan bahwa seni harus menggambarkan realitas bangsa yang pada saat itu tengah berjuang melawan penjajah,” tulis Santy Saptari dalam buku ‘Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono’.
Selain pelukis, Sudjojono merupakan seseorang pemikir, pendidik, dan penulis yang produktif, dengan karya mulai dari lukisan, sketsa, gambar, patung, hingga keramik dan furnitur. Ia juga merupakan salah satu pendiri asosiasi seniman Indonesia pertama di Indonesia, yaitu PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia).
Andhika Permata selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta mengutarakan alasan di balik pemilihan karya-karya S. Sudjojono. “Kegiatan ini digelar di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, yang merupakan tempat karya S. Sudjojono banyak dijumpai di sana. Selain itu, beberapa karyanya menggambarkan daerah di Jakarta,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya berharap dapat memperkenalkan Kota Tua Jakarta sebagai salah satu destinasi wisata prioritas. Terlebih, kawasan tersebut telah selesai direvitalisasi dengan cantik dan menjadi kawasan rendah emisi.
Berbagai Atraksi
Penyelenggaraan Jakarta Digital Art Festival terbatas untuk maksimal 50 orang dalam satu sesi. Pengunjung yang masuk dapat menikmati berbagai petunjukan sebelum menikmati karya lukis S. Sudjojono.
Salah satu pertunjukannya adalah Magical Forest. Berdurasi tiga menit, pertunjukan terseut menampikan video mapping hutan tropis Indonesia dengan beragam flora yang berwarna-warni.
Selain itu, ada empat scene yang akan ditampilkan, yaitu Hutan Tropis Hijau, Hujan dan Petir di Hutan Tropis, Bunga Warna-warni, dan Hutan Tersibak Secara Perlahan. Setelah itu, ditampilkan motion art dari karya lukis S. Sudjojono.
Beberapa karyanya antara lain ‘Maka Lahirlah Angkatan ‘66’, ‘Prambanan Seko’, ‘Tanjung Priok’, ‘Tiga Wanita di Atas Bukit’, ‘Pak Karso’, dan ‘Gadis Sumatera’. Satu per satu lukisan akan membesar dan diberi sentuhan effect motion dengan durasi dua menit, sehingga lukisan tersebut terasa hidup.
Pengunjung yang ingin menikmati pameran ini cukup membayar tiket masuk Museum Seni Rupa dan Keramik. Pameran berlangsung pada 3-4 Desember mulai pukul 10:00 hingga 16:00.
Teks: Melinda Yuliani